Midnight Drive

136 9 2
                                    


Hola
*Bunny*
.----+-----.

---------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.---------------.

Suasana sekitar yang tenang dan jalanan yang minim kendaraan memberi mereka ruang untuk berbicara. Yuna inisiatif memulai percakapan terlebih dahulu.

“Dingin ya? Mau pake jaket gue gak?” as she noticed wony rubbing his hands together, trying to keep warm.

“Kamu nya gimana? Aku takut kamu yang kedinginan”

“Don't worry. Luckily, gue bawa 2 jaket kok, mau ya? Kasian lo udah ngegigil gitu”

“Iya aku mau, thanks yahh”

“No problem, by the way gimana rasanya selama 2 minggu ini di sekolah kita?” Yuna steered the conversation effortlessly.

"It's been amazing! Finally reuniting with Liz, meeting Ryujin, Rei, Yujin, Chaeryn—such fantastic people. It feels like I've known them forever. But the cherry on top? Being neighbors with the waketos, who's an absolute goddess” Goda wony dengan genit

“Bisaan banget” Yuna menjawab, senyum malu-malu terpancar di wajahnya.

“Kalo kamu gimana, capek gak, menjabat jadi wakil ketua OSIS sekaligus ikut olimpiade gitu?”

“Kalo di bilang capek sih nggak ya, malahan gue seneng, banyak ilmu yang gue dapet dari mereka, selain itu gue juga bersyukur di kelilingin orang baik, terutama hyunjin yang selalu support gue”

“Oh, lo deket banget ya sama hyunjin?”

“Iya gue udah lama kenal hyunjin, selain itu.....” Yuna ragu buat lanjutin

“Selain itu apa?” tanya wony penasaran

Hyunjin's my ex-boyfriend," Yuna dropped the bomb casually.

Wony's jaw dropped, "Your ex?"

“Yeah, we dated for 3 months, Initially hesitated, fearing a breakup would cost me a great friend. He persuaded me, we gave it a shot, but love didn't bloom. Still, I saw him as a friend. I was honest with him about my feelings, and I'm grateful we can still be friends"

"Must've been tough. But hats off to how you handled it."

“Yeah, Anyway, lo orang pertama yang gue ceritain tentang hal ini” Yuna admitted.

“For real?”

“Yeah, I don’t know, even though we've just met, there's a sense of comfort when I'm with you, It feels like I can trust you with anything," Yuna confessed.

“I feel the same way”

Taking a bold step, Wony continued, "And I feel more, more than words can describe. Unplanned, I find myself drawn to you. I like you, I mean I love you"

Yuna, terkejut atas pengakuan wony, "Oh, I didn't expect that."

"I know it's sudden, and I respect whatever you feel. I just wanted you to know" Wony said.

Yuna senyum, "I appreciate your honesty, wony. I don't have any special feelings right now, but I'm willing to see where this goes. So use all your charm to attack me, make me fall for you”

Yuna gak tau kenapa dia semudah itu ngasih kesempatan sama orang yang baru dia kenal, dan mungkin berpotensi buat nyakitin dia, Yet, as they say, the heart wants what it wants.

Wony, yang awalnya agak sedih, langsung bersemangat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan yuna, "Are you for real? You give me a chance? I will make it worth it"

*-----------*

*Segitu dulu*
*Ghosting setahun*
*Kabur 🏃‍♀️🏃‍♀️*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Starlit High: A Love Symphony"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang