3. Maaf Galen..

17 2 3
                                    

Sesuai janji Naya dan Galen, mereka akan merayakan anniversary jadian yang ke-10 bulan dengan jalan-jalan di pantai.

Sebenarnya Naya tidak menyukai pantai tapi demi Galen apa sih yang enggak.

Saat ini mereka sedang duduk di pinggir pantai untuk melihat sunset. Galen meletakkan kepalanya di bahu Naya. Sedangkan Naya memakan bakso bakar yang di belikan oleh Galen sesekali ia menyuapi bakso bakarnya kepada cowok itu.

"Nay, mau dengerin lagu gak?" tanya Galen.

"MAU!," jawab Naya excited.

Galen terkekeh. "Mau lagu apa tuan putri?", Galen segera mengambil gitar yang berada di sampingnya.

"Terserah anda saja pangeran."

Galen nampak berpikir ingin memainkan lagu apa. Setelah menemukan lagu apa yang cocok untuk Naya ia mulai memetik senar gitar dan mulai menyanyikan lirik lagunya.

I want you to know

I love you the most

I'll always be there right by your side

'Cause baby, you're always in my mind

Just give me your forever

I want you to know

That you'll be the one

And I'll be the guy who'll be on his knees

To say I love you

And I need you

And say I'd die for you

Naya hanya mendengarkan lagu yang dinyanyikan Galen, ia tidak berniat untuk ikut menyanyikan lagu tersebut. Pikirannya kembali ke masa lalu di saat ia masih berpacaran dengan mantannya. Mantannya itu juga pernah menyanyikan lagu tersebut.

Setelah bernyanyi, Galen menggenggam kedua tangan Naya, lalu menatap wajah cantik Naya dengan disertai senyuman. "Nay, asal lo tau kalo gue cinta dan sayang banget sama lo, jadi gue mau mastiin apa lo udah benar benar udah jatuh cinta sama gue?," tanya Galen.

Mendadak mulut Naya terasa sangat berat untuk berbicara. Dadanya terasa sesak mendengar ucapan Galen, ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya tapi ia juga tidak mau berbohong. Jadi pilihan satu satunya adalah menjawab dengan jujur.

"Maaf," hanya kata itu saja yang keluar dari mulut Naya bahkan sekarang ia menjawab dengan kepala yang menunduk, ia tidak berani melihat wajah kecewa milik Galen.

Galen menghela nafas panjang, ia berusaha untuk tidak kecewa tapi perasaannya benar benar sakit. Ia harus menanggung resiko karena perbuatannya sendiri.

Galen berpikir ini adalah salahnya karena telah menanyakan perasaan gadis itu. Dan Naya juga merasa ini adalah salahnya karena telah menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur.

Hening. Tidak ada pembicaraan apapun. Galen masih berusaha untuk menata hatinya sedangkan Naya masih terus menunduk. Bahkan mereka melewatkan kesempatan untuk melihat sunset di pantai.

"Kita pulang ya Nay," Galen bangkit dari duduknya sambil membawa gitarnya lalu berjalan mendahului Naya menuju mobilnya. Ia tidak ingin salah bicara ketika suasana hatinya sedang tidak baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANA || 00L NCT DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang