39 - Meminta Maaf

102 5 3
                                        

Hai, jangan lupa vote, follow sama komentarnya yaa.

Double up buat hari ini boleh kan? Takutnya ada yang nungguin hehehe. Kalo gak ditunggu ya gak seru😁

Tapi apakah kalian selalu menunggu cerita ini update?

Seperti langit yang setia menanti senja kembali, seperti itulah diriku menanti vote dan komentar kalian di cerita ini. Wkwk puitis dikit dulu gak sihh😁

Part ini masih menceritakan di pesantren ya guys!

***

"Run, kayaknya kita salah besar deh karena udah bikin Kak Senja marah," ungkap Ivan.

"Iya, Run. Aku jadi susah ngehafal gara-gara mikirin hal tadi," sambung Arfan.

"Terus apa hubungannya?" Harun mengangkat satu alis.

"Run, mau bagaimanapun Kak Senja itu sekarang guru kita. Kamu tau kan kalau kita membantah guru, bahkan bikin sakit hati guru itu dosa. Mungkin gara-gara ini si Arfan jadi susah ngafalin. Jujur aku juga jadi gak tenang. Tapi kenapa kamu bisa sesantai ini?" Ivan berkata dengan panjang lebar.

"Kamu ada dendam apa sih sama, Kak Senja? Kok kayaknya kamu gak suka gitu sama dia," selidik Arfan.

"Aku cuma ngetes doang kali,"

Dua sahabat Harun hanya bisa geleng-geleng kepala. Kenapa bisa Harun sesantai ini setelah apa yang ia perbuat saat di sekolah.

"Aku gak habis pikir sama kamu, Run. Sikap kamu tuh seolah gak suka sama Kak Senja. Tapi kayak yang pengen dapet perhatian juga. Sebenernya apa sih mau kamu?" cerocos Arfan.

"Arfan, sabar. Jangan marah-marah gitu." Ivan mencoba menenangkan Arfan yang mulai emosi.

"Terus kenapa tadi kamu pake makan pedes segala buat melampiaskan kekesalan kamu? Udah tau kamu gak biasa makan pedes sebanyak itu. Kamu tuh kesel gara-gara Ajun yang deket sama Kak Senja kan? Tapi gak gitu caranya, Run! Astagfirullah, bikin guru sakit hati itu dosa, Run. Dosa!"

"Arfan Malik Iskandar yang gantengnya melebihi Prabowo, udah ya jangan pake emosi. Istigfar, Fan. Aku juga ngerasa bersalah kok,"

Harun hanya diam di saat emosi Arfan sudah meledak. Entah apa yang ada di pikiran cowok itu sekarang.

"Kamu pikir dengan bikin Kak Senja kesel, dia bakalan respect gitu sama kamu? Yang ada makin il feel dia," sindir Arfan.

"Astagfirullahal'adzim, Rafan. Udah ih marah-marah mulu, udah ngalahin emak-emak aja." Ivan masih berusaha untuk mendinginkan suasana.

"Kalian gak akan tau dan gak akan ngerti makanya kalian mending diem aja deh," kata Harun datar.

"Kamu anggap kita ini apa sih, Run? Tembok? Angin? Kalau ada apa-apa tuh cerita. Kamu punya masalah apa sama Kak Senja? Sampai-sampai kamu segitu sukanya bikin dia kesel," tanya Arfan dengan emosi yang belum mereda.

"Enggak, aku gak ada masalah apa-apa,"

"Aihhh ya terus kenapa kam -- "

Senja Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang