KASUS

2 0 0
                                    

Pagi hari yang sangat cerah aksa siap untuk pergi sekolah, pertama aksa harus mengantarkan adiknya yang bernama Sanara biruandra jayani ke sekolah menengah pertama, "ada yang ketinggalan gak abang, adek??" tanya sang bunda, "nggak bun" ucap mereka berdua. 

aksa melajukan motor nya, 5 menit kemudian mereka sudah berada di gerbang sekolah nara "hati hati bang" pesan nara kepada kakaknya, aksa hanya mengangguk.

"dingin bet ya kakak lu" ujar temen nara yang menunggu nara datang, "iya njir untung gua gak beku".

aksa sampai disekolahnya langsung pergi ke kelas, gedung grade harus melewati gedung tough atau kelas yang sedang ada kasus, aksa berhenti sebentar dan melihat keatas tatapannya menuju kelas tough-c, aksa melihat dibalkon kelas c ada sosok wanita yang menangis raut wajahnya seperti ingin meminta bantuan agar pelaku itu segera ditangkap, aksa hanya mengangguk lalu meninggalkan gedung itu.

aksa menyimpan tas nya lalu keluar kelas dan duduk dibalkon kelasnya sambil memainkan hpnya, belum ada siapa siapa di kelasnya hanya aksa.

"duarrr" fany mengagetkan aksa tapi tidak ada hasilnya karna aksa sudah tahu jika fany akan mengagetkannya, "dihh kok kaget sih" ucapnya sedikit kesal lalu ia berjalan kedalam kelas, "ANJIR..." lalu ia balik badan dan menutup pintu, fany tidak jadi menaruh tasnya bahkan tidak jadi masuk, fany duduk di dekat aksa.

"sa..." ucap fany takut "why?" jawabnya tanpa melirik sedikit pun, "kok...dia ada disini..?" tanya nya dengan nada takut, "jangan-" belum selesai berbicara aksa memotong perkataan fany "dia ngikutin gua kali".

"ih suruh balik ke kelasnya aja sa.. takut...serem ta-", "udah".

"cieeee ada yang lagi berduaan nih..."ucap lirih dari belakang fany, fany langsung merinding mendengar suara itu, aksa melirik tajam sosok yang berada di belakang fany "pergi" ucapnya sangat tajam menusuk sosok itu sehingga sosok itu hancur.

"whatt the??" fany kaget apa yang sebenarnya terjadi, "lupain" ucap aksa.

"FANYYY BESTIEEEEEKUUU" teriak dari arah lorong menuju lift yaitu fya

"fyaaaa tau gakkkkkk" balas fany sambil berdiri fany berniat menceritakan hal tadi kepada fya, tapi saat fany melirik aksa, aksa membalas dengan tatapan tajam menusuk pikiran fany hingga fany takut untuk menceritakan apa yang terjadi tadi kepada fya.

fya sampai dan memeluk fany "kangennnn" ucapnya lalu melepaskan pelukannya, "ada gosip apa nih???" tanya fya tak sabar ingin mendengar gosip terbaru, "yeuhh pas ada gosip aja langsung happy" ujar fany.

mereka berdua ke kelas meninggalkan aksa, tapi tak lama murid berdatangan hingga aksa tidak sendiri, "lo aksa?" tanya seorang laki laki dari nametag nya laki laki itu bernama wima rajana, "ya, ada urusan apa?" tanya nya dingin sambil menatap wima, "gua wima ketua osis di sini, gua kesini mau ketemu lo karna gua dan kesiswaan mau minta tolong ke lo" ucap wima dengan wajah yang murung.

"tentang kasus pembunuhan itu?" tanyanya lagi, wima mengangguk dan tersenyum karna ada solusi.

"boleh" ucap aksa mengangguk pelan, "oke thx ya, ayok kita langsung ke ruang kesiswaan aja" ajak wima di iyakan oleh aksa.

Wima sepanjang perjalanan berbicara terus dan menjelaskan disekolah ini ada apa saja, "korban lagi ngikutin lo" ucap aksa dengan nada serius, "k-kok?, diem ahh gua penakut sa.." wima panik sampai tidak berani melihat kebelakang.

"Becanda" ujarnya berbohong, "yeuhh".

Mereka sampai di ruang kesiswaan lalu duduk di kursi yang di sediakan, "aksa, bapak serah kan kasus ini kepada mu dan juga fany ya..." ucap bapak kesiswaan dengan wajah tegas nya

"siap pak, bagaimana dengan persetujuan fany?" tanya aksa dengan dingin dan sopan, "fany beberapa kali menolak jadi coba kamu tanya lagi, semoga berhasil".

DIKELAS

suasana kelas yang sangat adem ayem mereka sibuk dengan dunia nya masing masing, ada sekitar 8 perempuan yang berkumpul sedang mengobrol salah satunya ada fany dan fya, aksa baru memasuki kelas itu "saa ayok mabar lagi" ucap harsa dan beberapa temannya "lain kali bro" jawab aksa.

aksa melihat ada fany di perkumpulan perempuan itu aksa segera berjalan ke arah mereka, "fany, ikut gua bentar" ucap aksa dingin, "ekhem ngapain tuhh" ucap salah satu dari mereka, "bukan urusan lo" jawab aksa dengan tatapan tajam menusuk jiwa mereka, aksa dan fany pun keluar.

"anjirr... tadi apaan??" ujar fya, "dada gua kok tadi sakit" "sama cok"....

"ada apa sa?" tanya fany penasaran kenapa tiba tiba aksa memanggilnya, "soal kasus, kenapa lo gamau nerima kasus itu?" tanya nya menatap fany sangat dalam hingga fany memalingkan wajahnya, "gua punya hak buat nolak sa.." jawabnya namun jawaban itu tidak memuaskan aksa, " alasannya?" tanyanya lagi tatapannya tidak lepas dari fany, 

"gua takut sa... gua gak sekuat itu sampe bisa nanganin kasus kek gini, nanganin setan aj-"  belum selesai berbicara aksa memotong nya "ada gua, lo cuma nemenin gua fan, bisa disebut patner kali"

"serius sa???" tanya fany sedikit senang "gua keliatan bercanda ya?", "ehehe, iya gua terima" fany pun akhirnya bisa menerimanya, "good girl" aksa tersenyum tipis dan menepuk nepuk pelan kepala fany.

sejujurnya fany ingin menerima dari awal tetapi di sisi lain fany takut jika tidak bisa menyelesaikan dengan sedirian karna tanggung jawabnya sangat besar.

"huuuu...hiikss.....hu..", tiba tiba fany nangis tersedu sedu, "gua bakal bantu lo..." ucap aksa menatap fany aksa sudah tau ternyata arwah yang akan dia bantu masuk tubuh fany, "terimakasih..." ucap arwah itu lalu pergi dari tubuh fany, 

"AKSAA GUA TAKUT GELAP" teriak fany ketakutan karna fany masih di alam bawah sadarnya ia tidak tahu bagaimana kembali, aksa memegang pergelangannya lalu menekannya "kembalilah fanya grinatasya" bisiknya tepat telinga fany, "haa....saa ihh takut tadi gua gab-", "iya fan gua tau, lagian lo yang ngijinin dia masuk" ujar aksa.

ROSE BLUE /ABS/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang