Chapter 2 ♤ Adabtasi ♤

1 1 0
                                    

Setelah anggrek menjelaskan soal dunia yang kini ditinggali nanamin. Akhirnya anggrek mengajak nanamin tinggak dirumahnya walaupun nanamin sempat menolak, pada akhirnya ia menerimanya karena dia ngak punya kenalan diindonesia.

Mereka pulang dari rumah sakit saat jam setengah satu malam dan nanamin tinggal dirumah anggrek, sampai ia bisa memiliki rumah disini atau pulang kejepang

"Selamat datang nanamin-san dikos-kossanku yang ngak terlalu besar, namun dapat ditinggali oleh dua orang."

Anggrek mununtun jalan nanamin menuju sofa lalu membiarkannya duduk. Sesampai disofa nanamin pun duduk sambil melegahkan nafas.

"makasih anggrek kamu merupakan gadis yang kuat"

"gak apa apa kok. Kalau membantu orang berjalan aku sudah terbiasa"

"terbiasa?"

"iya aku biasa memegang nenekku untuk berjalan, karena kakinya kurang kuat untuk berjalan"

Nanamin menatap datar anggrek karena merasa dirinya dianggap orang tua.

"aku ngak bermaksud nanamin-san"

Nyengir anggrek menghilangkan kesalah pahaman. Nanamin pun mengangguk dan terkekeh

"haha...  Gpp kok, aku hanya merasa lemah saja setelah kejadian shibuya"

"walau lemah nanamin-san masih ganteng kok"

Ucap anggrek spontan. Nanamin menatap kaget melihat anggrek dan anggrekpun langsung sadar serta salah tingkah.

"Eh...  Kalau gitu aku buatkan teh untuk anda hehe"

Setelah itu anggrek dengan cepat melesat menuju dapur setelah berbicara kikuk seperti itu. Nanamin yang kaget kembali tersenyum lalu terkekeh, dia tak menduga kalau fans nya itu benar-benar menyukainya.

Beberapa jam setelah menikmati teh dan biskuit. Anggrek memberikan kemeja biru mudah bergaris-garis serta celana jins hitam padanya.

"ini nanamin-san kamu boleh mengganti bajumu dengan punyaku. Dan tenang saja ini kemeja dan celana model pria"

Ucap anggrek dengan santai, membuat nanamin mengangkat satu alisnya.

"punya pacarmu?"

Seketika anggrek mengerutkan dahinya mendengar perkataan nanamin.

"aku ngak punya pacar" anggrek menatap nanamin dengan datar.

"terus, kemeja dan celana yang kau bilang model pria. Kamu dapat dari siapa?" nanamin mengangkat satu alisnya karena bingung.

"ini punya ayahku waktu muda. Demi menghemat uang untuk merantau jadi baju kerja pertamaku ialah baju kerja ayahku ini. Meskipun longgar dan ngak cocok sama saya. Tapi tetap saya pakai, meski awal kerja dapat cibiran. Setelah aku punya uang baru aku beli baju kerja sesuai wanita pada umumnya"

"oh...  Hahaha ternyata kemeja itu punya sejarah tersendiri yah? Astaga aku ngak menduganya" nanamin berdiri dan menerima pakaian tersebut.

"tapi...  Kenapa kau memberiku pakaian kantoran disaat aku hendak istirahat?" nanamin melihat baju itu lalu menatap anggrek

"yah karena itu saja baju laki-laki yang aku punya" aku memegang tengkuk ku lalu nyengir malu

"baiklah makasih atas baju ini" ucap nanamin dengan sopan. Name mengangguk lalu mulai berjalan kesalah satu ruangan.

"kamar anda ada disini, tenang aku sudah merapikannya saat mencari baju anda" anggrekpun membuka pintu lalu memanggil nanamin dengan melambaikan tangannya kemari.

Nanamin masuk dan terlihat banyak lemari berkas dan terdapat kasur dilantai tanpa penyangga, kasur tempat tidur biasa yang bersih dengan bantal serta selimut. Serta terdapat komputer disebelah tempat tidur dan disebelah tempat tidur terdapat kaca gantung.

"woah apa ini ruangan kerjamu?"
Nanamin menatap anggrek, yang dibalas senyum oleh gadis itu.

"hmm iya, namun aku biasa kerja dikamaeku. Jadi... Aku punya dua kasur dan anda tidur disini. Maaf aku harus memberikan kasur lama ku, sedikit kusam dalamnya namun aku sudah bersihkan dan seprai kan. Jadi semoga anda menikmati tempat tidur ini, walau ngak senyaman futon hehe"

Anggrek kembali memasang nyengirannya. Dan membiarkan nanamin masuk kedalam kamarnya itu.

"semoga anda menikmati malam anda dikos-kossanku. Maaf jika ada yang membuat anda ngak nyaman"
Ucap anggrek dengan sopan terhadap nanamin

"gpp kok aku sengat bersyukur dapat tumpangan dari anda"
Nanamin memasang senyum. Membuat anggrek terpanah dan menapar dirinya sendiri.

"kenapa kamu menampar pipimu, anggrek?"
Ucap nanamin khawatir melihat hal itu.

"enggak kok, hanya memastikan ini bukan mimpi kan?"
Wajah tengang nanamin kembali santai lagi setelah melihat nyengiran aneh anggrek.

"hahaha kamu lucu juga anggrek, sudahlah mending kamu tidur. Kasihan kamu belum mengganti baju kerja dan beristirahat semenjak kita bertemu tadi"

Perkataan nanamin ada benarnya, saat pulang dari rumah sakit jam 1 malam anggrek belum istirahat. Jadi gadis itu mengangguk padanya lalu melambaikan tangan

"kalau gitu aku istirahat dulu yah nanamin-san. Goodnight"

"Goodnight too anggrek"

Nanamin melambaikan tangannya dan melihat anggrek menutup pintunya. Dan akhirnya pria yang setengah mengalami luka bakar itupun, mengganti bajunya dan istirihat.

•  Skip time •

Saat jam setengah 5 subuh nanamin terbangun karena mendengar suara lantunan aneh karena dia ngak mengerti bahasa apa, dan juga suara indah dari seorang perempuan.

Saat dia penasaran dimana keberadaan suara itu, dia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membuka sedikit pintur kamar.

"Astaga.... "

Nanamin melihat sesuatu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nanamin KentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang