4.CAMER?

14 3 0
                                    

sebenernya cici juga mau yaa buat promosi gitu tapi ya gimana ya, gabisa buat promosi nya hehe

happy reading yaa🌷


"Terlahir dari keluarga berkecukupan nyatanya tak selamanya indah. Hanya materi yang tercukupi namun rasa nyaman tak pernah ku dapati"
_ Jeano Raksa Deandra _

______________________________________

"Kamu dapat nilai berapa Jean?"

"98"

"Apakah ada yang melebihi mu?"

"Tidak"

"Bagus, tingkatkan"

Hanya anggukan lah respon dari pria yang menjabat sebagai ketos itu. Ia sudah terbiasa hidup dengan kekangan tentang nilai. Sebagai pewaris utama ia harus selalu memiliki nilai sempurna dan untungnya ia mampu bahkan peringkat pertama pararel dari kelas 10 sampai saat ini masih diduduki olehnya--ketos SMANGKASA --Jeano Raksa Deandra.

"Nanti malam rapat keluarga perihal warisan dari kakekmu Jean, ia ingin kau datang "

"Tapi yah nanti malam saya ada urusan"

"Tinggalkan dulu geng tidak berguna itu, urusan keluarga lebih penting Jeano" ia menekankan kata tidak berguna di ucapannya

"Jaga ucapan anda pak Gilbert Deandra" ia mendelik tajam kepada ayahnya. Mereka sedang sarapan pagi sambil berbicara ringan, meskipun ringan tetapi pembicaraan mereka selalu merujuk pada hal serius.

Gilbert menatap putranya, sepertinya ia sedang kesal terhadapnya.

"Terserah kau, intinya ini urusan keluarga. Tolong dengarkan ayah kali ini saja, demi kebaikan mu Jeano "

Kali ini? Jean ingin tertawa mendengarnya. Sampai kapanpun kata itu akan terus ada di dalam pembahasan mereka. Omong kosong. Bahkan berkali kali ayahnya memohon dengan menggunakan kata "kali ini". Jean muak dengan segala kekangan keluarga Deandra.

"Saya pamit" ia memakai tas nya lalu menyalimi tangan wanita yang ada di depannya, tak lupa juga tangan pria yang di sampingnya.

"Lihat!! anak tidak tau diri. Sudah diberi kesenangan tetapi tidak menunjukkan balasan"

"Dia tidak bisa mengekspresikan dirinya, dia terlalu kaku. Pelan pelan lah jika ingin meluluhkan nya"

***

Sebuah mobil hitam legam memasuki area SMANGKASA, di dalam sana terdapat seorang ayah dan gadis kecilnya. Mereka tampak menikmati perjalanan nya tadi.

"Anak papa sudah besar. Kalo nanti ada yang deketin kamu jangan lupa kasih tau papa. Dia harus kece kayak papa dan harus sanggup jadi partner JJ papa "

"Ahahaha papa bisa aja. Lagian Naya kesini tuh mau belajar tau bukan mau pacaran, terus mana ada yang mau sama Naya "

"SIAPA BILANG?! BERANI BANGET NGOMONG GITU SAMA PUTRI PAPA "

"Temen kelas pah " tepat setelah mengatakan itu, barisan motor yang memiliki stiker bintang di sebelah kanan baru saja melewati mobil Geo. Sontak mereka berdua menengok siapa para pemilik motor motor itu.

"Tumben amat si bos pagi banget ke sekolah,mau jadi kang parkir bos?" cletukan Jo memang tidak pernah gagal untuk membuat anak anak Starindark tertawa.

Arkan hanya menggedikan bahu nya acuh "mau tebar pesona".

Tiga kata yg keluar dari mulut Arkan tetapi mampu membuat teman temannya mematung. Hening sekejap hingga suara klakson mengagetkan mereka. Sontak mereka terlonjak kaget dan langsung mendelik ke arah mobil di sampingnya.

STARINDARK [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang