Telepon berbunyi pada pukul dua siang benar terdengar jelas disambungkan oleh penghuni kamar 2021. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan keadaan korban saat di temukan.
"Pembunuh mungkin menggunakan suatu teknologi atau trik sehingga panggilan tersebut bisa disambungkan, apabila benar, berarti sampai pukul dua siang tadi si pembunuh masih mengawasi pada jarak yang aman" jelas Donghyuck.
"Orang yang bisa menggunakan teknologi sampai seperti itu berarti dia bukan orang biasa" ungkap Jeno.
"Hal tersebut harus kita telusuri lebih jauh. Tapi dari keadaan korban yang ditikam, berarti sekitar pukul sebelas hingga dini hari, si pembunuh datang ke kamar hotel ini tanpa dicurigai hingga ia membiarkannya masuk padahal saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk berkunjung" tutur Jisung.
"Baiklah, untuk tubuh korban kita serahkan pada tim forensik. Kami menantikan hasil nya secepat mungkin dokter Injun" ucap Mark.
"Diusahakan" jawab Injun.
"Terima kasih"
Pengambilan gambar dan pemeriksaan TKP dilakukan oleh tim forensik, kemudian mayat korban dibawa menggunakan kantong jenazah. Saos yang berada di dalam bathub dibiarkan guna pemeriksaan lebih lanjut.
Tim forensik juga menyatakan bahwa tidak ditemukan satupun sidik jari, jejak kaki telanjang, berkaos kaki maupun cetakan sol sepatu pada permukaan kontaknya, entah itu jejak berjalan ataupun berdirinya si pembunuh. Bahkan jejak kaki dan sidik jari korban pun tidak di temukan.
"Pembunuh ini pintar, karena mungkin butuh banyak usaha dan tindakan untuk membuat kondisi korban hingga sedemikian rupa, dan sangat merepotkan bila hanya memilah jejak kaki nya saja, jadi dia membersihkan seluruh permukaan yang mungkin menjadi kontak" tutur Jaemin.
"Sial sekali, yang kita dapatkan hanya dokumen kerja sama ini saja" kesal Jeno.
Ya, tim detektif seven sudah dua jam memutari kamar hotel tersebut, namun mereka sama sekali tidak menemukan apapun selain dokumen kerja sama yang di temukan di tas kerja milik korban.
Sudah di katakan dari awal bahwa kamar hotel itu sangat rapih, seperti tidak memiliki tamu. Perlengkapan dan baju korban masih terlipat sebagaimana mestinya di dalam koper, tas kerja nya pun tersampir dengan apik.
"Dipastikan korban menginap di hotel untuk perjalanan bisnis. Kita harus memeriksa perusahaan tersebut, bisa jadi ini semua hanya persaingan bisinis" ujar Jisung.
"Tapi bukan kah itu lebih aneh? jika memang persaingan bisnis, lalu apa hubungannya detektif Kim Yoong Chul yang menjadi korban pertama? tidak mungkin kan si pembunuh ini sedang terkenal didunia bawah dan mendapat banyak job untuk membunuh seseorang dengan cara yang memusingkan?" sambung Donghyuck.
"Ah, bodohnya kita benar-benar terkecoh. Sudah jelas dari keadaan mata korban yang hilang bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan berantai. Entah bagaimana hubungan korban ke satu dan korban kedua, mereka pasti pernah terlibat dalam suatu hal yang sama" jelas Mark.
"Terlepas dari semua itu, yang selajutnya harus kita lakukan adalah memeriksa rekaman cctv" ucap Jaemin.
Mereka mengela nafas, pemeriksaan rekaman cctv adalah hal paling melelahkan untuk para detektif dibanding mengejar penjahat secara langsung.
┉
Kini tim detektif seven sedang berada diruang kontrol cctv untuk melihat apakah ada yang mencurigakan dalam rentang waktu sesuai dengan perkiraan waktu kematian.
"Liat itu korban" tunjuk Jisung pada rekaman cctv yang menunjukan pukul 20:36 KST.
Korban turun dari sebuah sedan mewah berwarna hitam tertangkap kamera cctv basemant.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy
FanfictionTim seven yang dibuat pusing dengan kasus pembunuhan berantai dimana si pelaku membungkus bola mata kanan korban seperti Candy. #NCTDream © Dewasa karena adegan berdarah