Ridin - 1.2

724 112 36
                                    

Pukul tujuh tiga puluh, setengah jam lagi menuju jam kerja. Waktu yang lumayan lama sebelum memulai aktifitas melelahkan yang dibubuhi tanggung jawab. Akan tetapi, tim detektif seven sudah setia duduk dari pukul enam pagi menunggu kedatangan si pemilik ruangan tepat didepan ruang kantornya.

"Kenapa dia masih belum datang? anak buah nya sudah berdatangan dari tadi" ucap Jisung.

"Ternyata kinerja dokter forensik terbaik tidak sebaik itu" celetuk Jaemin.

"Sudah jangan ribut saja, masih ada dua puluh menit sebelum jam kantor mulai. Mungkin dokter Injun sedang dalam perjalanan" ucap Mark.

Sedari tadi mereka berempat sudah mencuri perhatian para penghuni gedung foresik, apalagi dengan celetukan-celetukan mereka yang seakan menjelekkan dokter kebanggaan tim.

Lagi pula, tidak ada yang menyuruh mereka menunggu dokter Injun sepagi itu. Para detektif itu saja yang kurang kerjaan.

Lima menit menuju jam delapan, orang yang mereka tunggu-tunggu akhirnya menampakan diri.

"Akhirnya kau datang juga dokter," Jeno melirik jam tangan nya. "Cukup siang ya, untung saja kau dokter terbaik."

"Apa maksudmu?" dia baru saja datang tapi sudah ada orang yang mengajak nya ribut.

"Maaf dokter, kami sudah menunggu kedatangan anda sedari tadi. Jadi, boleh kami minta waktu nya sekarang?" tanya Mark.

"Ada urusan apa? kalian minta autopsi ulang lagi? aku bilang cari tim forensik yang lain, tim yang aku pimpin kan tidak dipercaya kalian" sindirnya.

"Mohon maaf atas tindakan kami yang mungkin menyinggung anda, dok. Tapi kami mohon dengan sangat bahwa dokter bisa memberikan kami sedikit waktu nya, karena ini juga menyangkut kasus yang kami selidiki"

Melihat ketua detektif begitu memohon dengan kalimat serta gestur tubuh, Injun mengela nafas berat.

"Baiklah, ayo masuk keruangan ku"

Alhasil, mereka mengekori Injun kedalam ruang kantor.

"Jika ingin minum ambil saja di kulkas kecil itu, aku tidak akan menyajikannya"

Pemilik sudah mengizinkan, Jisung pun membuka lemari pendingin dan melihat ada beberapa jenis minuman, dari mulai air mineral, minuman isotonik, minuman bervitamin dan minuman soda. Dengan yakin, Jisung mengambil empat botol coca-cola.

"Ugh, segar sekali" ucap Jaemin setelah meminum satu teguk.

"Ck ck ck, masih pagi dan kalian sudah meminum soda. Orang-orang tidak sehat" ejek Injun sembari menggunakan jas lab.

Mereka yang mendapat komentar hanya duduk dengan canggung.

"Jadi, apa yang mau kalian tanyakan?"

"Kemarin saat proses penyelidikan, kami menemukan fakta baru. Dengan mata kepala kami sendiri, kami melihat anda memasuki kediaman korban. Karena itu yang ingin kami tanyakan adalah, bagaimana bisa anda memiliki akses memasuki rumah itu?"

"Oh jadi kalian yang menyalakan lampu rumah di tengah malam? kalian mengganggu ku saja"

"Maksud anda?" tanya Jisung.

"Maksud ku, apa kalian sekarang sedang mencurigai ku sebagai salah satu tersangka?"

"Bukan begitu dok, kami hanya ingin penjelasan mengapa anda bisa memasuki rumah korban" tekan Jeno.

"Tentu saja karena aku punya kunci nya, dan aku memiliki hak untuk memasuki rumah itu"

"Apa anda saudara korban? kenapa anda tidak pernah bilang?! apa anda tau bahwa jawaban anda ini bisa disalah artikan?" tanya Mark bertubi dengan nada suara semakin meninggi.

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang