Spatula Reza terlempar dan dia merasakan sakit di pergelangan tangannya.
'Apa yang terjadi?' batin Reza.
Netra Fahmi membola melihat adiknya kalah cepat dengan Nizar.
Suasana kembali tegang, sebelumnya Fahmi dan Reza tidak pernah merasa akan kalah pada siapapun, tetapi entah mengapa mereka merasakan ketakutan pada Nizar.
Reza memegang pergelangan tangannya sembari menatap Nizar dengan tatapan tidak percaya.
“Biar ku beri tahu kalian, aku tidak suka namaku disebut oleh sembarang orang,” ucap Nizar sembari menatap Reza, “dan aku juga tidak suka ditatap lebih dari 5 detik” lanjutnya membuat Reza seketika menundukkan kepala.
Nizar menyimpan pisau di meja membiarkan Fahmi bernapas lega.
“Dengar, mungkin besok atau lusa Mommy dan Daddy ku akan mengenalkan ku pada kalian semua, tapi sebelum itu kalian harus memberitahu peringatan ku tadi” tegas Nizar. “Apa kalian mengerti?”
Dengan cepat Reza dan Fahmi mengangguk mengerti.
“Kalian bisa menyebutku Tuan N!” lanjutnya sembari tersenyum dan penuh penekanan.
Nizar mengubah ekspresi nya kembali menjadi santai.
“Reza, aku masih lapar...” ucap Nizar.
“Akan segera saya siapkan Tuan” jawab Reza kembali tersadar, dia mengambil spatula baru lalu mengaduk pasta.
“Fahmi, sebaiknya kau pergi dan obati lukamu” ucap Nizar sembari menoleh.
“Kalau begitu saya permisi Tuan” jawab Fahmi sopan lalu pergi.
Nizar memperhatikan punggung Fahmi yang semakin menjauh. Fahmi tau jika Nizar terus memperhatikan kepergiannya, tetapi dia memilih terus melanjutkan langkahnya menjauh dari Nizar.
_N_
Nizar sedang duduk di balkon kamar sembari memperhatikan kediamannya yang luas.
Terdengar suara ketukan pintu di balik kamarnya.
“Sayang, apa kamu sudah tidur?” tanya Natasya.
Nizar beranjak dan membukakan pintu untuk orangtuanya.
Ceklek
“Belum Mom” jawab Nizar.
“Apa Mommy dan Daddy boleh masuk?” tanya Natasya. Nizar membukakan pintu dengan lebar untuk kedua orangtuanya lalu mereka duduk di sofa.
“Daddy mau menjelaskan yang tadi sore” ucap Arland, Nizar mengangguk.
“Dulu waktu kamu masih berusia satu bulan, kamu di culik dan kami sangat menghawatirkan mu. Seminggu kemudian kamu berhasil di temukan dan akhirnya Daddy dan Mommy memutuskan untuk tidak mempertemukan mu pada siapa pun termasuk kakek dan nenek.
Kita janji akan mengenalkan mu pada publik ketika kamu sudah mulai masuk SMA. Pada akhirnya kita menjemput mu pergi dari tempat persembunyian karena kamu akan mulai masuk SMA. Tetapi diperjalanan kita mengalami kecelakaan dan kepalamu terbentur keras hingga mengalami lupa ingatan. Mommy dan Daddy sangat menghawatirkan mu” ucap Arland panjang lebar dengan raut wajah sedih.
'Biar ku simpulkan, anak mereka mati diusia satu bulan dan mereka tidak mengatakan apapun tentang kematian anak mereka dan malah berbohong akan memunculkan ku ke publik pada saat usiaku masuk SMA' batin Nizar.
“Apa Mommy dan Daddy percaya dimensi lain?” tanya Nizar.
“Dimensi lain, maksudnya?” tanya Natasya bingung.
“Aku bukan berasal dari dimensi ini Mom, Dad. Aku adalah Pangeran di dimensi lain, Namaku Helios” terang Nizar.
Natasya dan Arland masih bingung dengan penuturan Nizar.
“Dari awal aku tidak lupa ingatan. Tetapi ketika melihat ketulusan Mommy dan Daddy, aku sudah menganggap kalian sebagai orangtua ku di dimensi ini. Aku tau kalian sangat mencintai putra kalian, tapi aku adalah Helios, bukan Nizar. Jadi aku mohon Mommy dan Daddy menganggap ku sebagai diriku sendiri yaitu Helios, bukan Nizar” terang Nizar panjang lebar.
“Aku tidak keberatan jika Mommy dan Daddy memanggilku Nizar, tapi aku harap Mommy dan Daddy tidak menganggap ku sebagai putra kalian yang telah meninggal. Selain Nizar, aku juga putra Mommy dan Daddy kan?” tanya Nizar.
*
*Tersedia juga di NOVELTOON dengan chapter lebih banyak. GRATIS!
KAMU SEDANG MEMBACA
N
FantasyLets make a wonderful land with me🤝🏻 _____ Helios mengorbankan diri untuk pergi ke dimensi lain agar dimensinya tidak hancur oleh portal lintasan dimensi yang dibuka oleh kakak iparnya. Di dimensi lain dia diangkat menjadi putra pembisnis kaya dan...