1

4 2 0
                                    

Deliana terbangun karena suara alarm yang ia atur tadi malam. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi dan ini hari jumat. Ia harus menyiapkan sarapan lalu berangkat kerja. Ia tidak pernah telat bangun pagi dan tak pernah lupa untuk membereskan kamarnya sebelum ia keluar dari sana

Ia menyiapkan frittata untuk sarapan. Frittata adalah menu sarapan yang sangat mudah dibuat jadi ia tak perlu repot repot mencari bahan karena semenjak kepergian ibunya, Deliana selalu menyiapkan kebutuhannya sendiri Walaupun sudah tiga bulan berlalu, ia masih sulit beradaptasi.

Sarapan sudah selesai, kini saatnya Deliana membasuh tubuhnya lalu mempersiapkan beberapa berkas yang harus ia berikan kepada bossnya Hari ini mereka harus pergi ke San Marino, karena di sana akan diadakan rapat yang lumayan penting. Mereka pergi hanya sehari jadi Deliana tak perlu repot membawa pakaian ganti.

Deliana meraih ponselnya lalu menekan kontak yang bernama 'Pak Boss'

"Selamat pagi, Pak. Hari ini akan ada meeting di San Marino tepat setelah jam makan siang."

"Apa ada jadwal lain untuk hari ini?"

"Untuk hari ini hanya itu, Pak."

"Baik, terima kasih."

Panggilan diakhiri dan tanpa menunda nunda, Deliana segera mengirim berkasnya melalui email agar bossnya bisa memeriksa dan menambah beberapa point sebelum dokumen itu dicetak.

Di depan cermin, Deliana merapikan pakaian dan riasan yang ia gunakan. Sempurna, satu kata yang selalu ia ucapkan ketika bercermin.

Deliana keluar dari apartemennya lalu turun mencari transportasi online yang sudah ia pesan. Diumurnya yang ke-29 ini ia masih belum bisa mengendarai mobil atau motor dan itu sebenarnya menyulitkan dirinya tapi mau bagaimana lagi. Sebenarnya ia ingin sekali belajar mengemudi tapi siapa yang bisa mengajarinya? Dan mobil siapa yang harus ia gunakan?

Diva, teman Deliana, sudah pernah mengajarinya tapi ia menyerah. Deliana sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengemudi, dan sepertinya ia harus menjadi penumpang selama hidupnya.

Deliana berterima kasih kepada sang pencipta karena hari ini tidak ada kendala sama sekali di perjalanan. Tidak ada macet, tidak ada ban bocor atau mogok, dan tidak ada pengalihan jalan. Tinggal di Roma memang hal yang diinginkan oleh beberapa orang, tetapi bagi warga lokal seperti Deliana rasanya ingin sekali pindah ke tempat yang lebih tenang dan nyaman.

Mobil yang tadi ia pesan sudah menghilang tepat setelah Deliana turun. Ia membayar ongkosnya melalui uang digital, tidak ada lagi uang cash di hidup Deliana, semua serba digital. Tapi bukan berarti ia sama sekali tidak mengantungi uang cash hanya saja ia lebih suka menggunakan uang digital, karena itu sangat memudahkan hidupnya.

Masuklah Deliana ke gedung tinggi bertuliskan 'SG' dan orang orang sering menyebutnya dengan sebutan 'gedung setan'. Padahal para pekerja yang ada di sana tidak seperti setan, bahkan boss mereka juga tidak seperti setan, justru beliau itu terkenal tampan.

Mungkin yang mereka maksud adalah bagaimana situasi yang ada di dalamnya. Sulit untuk masuk dan keluar jika sudah menjadi anggota atau pekerja di kantor itu, bahkan sulit untuk mengambil jatah liburan. Tapi semua pekerja di sana tidak mengeluh, ya karena gaji yang mereka dapat lebih besar dari standar gaji pekerja pada umumnya.

Dulu ketika Deliana melamar sebagai asisten, dia harus mengikuti serangkaian kegiatan seperti magang dan juga pelatihan selama enam bulan agar kedepannya dia bisa bekerja dengan baik. Dan sekarang ia merasa beruntung karena sudah dua tahun ia resmi menjadi asisten kepercayaan bossnya.

Setelah melakukan absensi di lobby, Deliana menyiapkan dua gelas teh hangat, satu untuknya dan satu lagi untuk bossnya.

"Pagi, Bu Deliana." Ucap Lauren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'LL MAKE YOU COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang