Bab 4

49 1 2
                                    

Apa yang menimpa Azka, dan Zia adalah rencana yang sudah disusun jauh-jauh hari oleh Gea, dan Renata--ibunya Gea.

Zia di rumah besar itu berstatus sebagai anak kesayangan, dan kebanggan sang ayah. Meski terkadang otak Zia sedikit lemot dalam memahami sesuatu yang terjadi, tapi sebenarnya Zia adalah gadis yang cukup pintar dalam bidang akademik.

Prestasinya dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi selalu membuat bangga sang ayah. Tak jarang Zoni--ayahnya Zia, selalu membicarakan tentang Zia kepada seluruh anggota keluarga besarnya, dan para rekan bisnisnya.

Selain pintar, Zia juga gadis yang cantik, dan cukup periang. Ia bisa berteman dengan siapa saja, baik dari golongan yang sama dengannya, maupun orang biasa. Zia tidak pernah membeda-bedakan orang dari status sosialnya.

Sikapnya yang humble ditambah lagi kecantikan wajahnya itu, membuat keluarga besar Zia pun menyukai Zia, dan sering memuji, serta menyanjung Zia. Hal itu menimbulkan kecemburuan di hati Gea--adik Zia beda ibu.

Gea merasa iri dengan Zia yang selalu dikagumi oleh semua orang, sedangkan dirinya merasa terabaikan, dan tidak dianggap.

Kepribadian Gea sangat berbeda jauh dengan Zia. Jika Zia adalah gadis yang baik hati, dan humble, maka Gea sebaliknya. Gea dikenal sebagai gadis yang cukup angkuh, dan sering membangga-banggakan kekayaan sang ayah untuk menindas kaum yang lemah. Wajah Gea pun tidak secantik Zia, dan otak Gea tidak sepintar kakak perempuannya itu.

Jika di depan sang ayah, dan keluarga besar, maka Gea akan bersikap seolah-olah ia adalah gadis yang lemah lembut seperti Zia. Namun, meski demikian, ada beberapa anggota keluarga besar yang tahu bahwa Gea penuh kepura-puraan.

Gea, dan Renata masih sama-sama tertawa penuh kemenangan, karena rencana mereka untuk menyingkirkan Zia dari rumah ini akan segera terealisasikan setelah Zia resmi menikah dengan Azka.

"Sayang, gimana caranya sampai kamu bisa membuat Zia, dan laki-laki itu berada di kamar yang sama?" Renata menanyakan detail apa yang dilakukan oleh Gea tadi malam dalam menjebak Zia.

Gea pun lantas menceritakan semuanya.

Semalam, Zoni mengajak istri, dan kedua anaknya untuk ikut ke acara pesta rekan bisnis Zoni yang bernama Bram. Zia yang sebenarnya tidak terlalu menyukai pesta, awalnya menolak ajakan itu. Namun, karena Gea yang terus memaksa, akhirnya Zia pun ikut.

Dalam acara itu, tiba-tiba Zia melihat pacarnya yang sedang berciuman dengan seorang wanita. Hal itu tentu membuat hati Zia hancur. Laki-laki yang selama ini selalu menemaninya, dan selalu mengatakan cinta kepadanya, ternyata telah mengkhianatinya.

Awalnya Zia akan melabrak kekasihnya yang tengah bersama wanita lain. Namun, langkah Zia dicegah oleh Gea, dan Gea mengatakan bahwa itu tidak perlu, karena hanya akan mempermalukan diri sendiri.

"Udahlah, Kak, jangan buang-buang waktu buat ngelabrak orang yang udah khianati Kakak. Mending kita nikmati acara pesta ini," kata Gea, lalu menggandeng tangan Zia untuk kembali ke tengah-tengah pesta.

Gea membawa Zia ke stand makanan, dan minuman. Zia yang memang merasa lapar, segera mengisi piring dengan berbagai macam kue. Kadang, di saat sakit hati seperti sekarang, Zia selalu melampiaskannya dengan makan, lalu setelah itu, hatinya sudah merasa sedikit lebih baik.

Setelah makanan di piringnya habis, ternyata hati Zia masih terasa hancur, karena bayangan sang kekasih dengan wanita lain itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Begitu Gea menyodorkan segelas wine, tanpa pikir panjang Zia pun menerima, dan meminumnya.

Satu gelas saja tidak cukup bagi Zia, apalagi situasi hatinya saat ini sedang kacau. Ia pun meneguk bergelas-gelas minuman beralkohol itu, hingga akhirnya mabuk.

Satu Malam Bersama CEO Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang