Sirius Black ; Daughter

59 9 0
                                    

Difference | 2024
©Caraminott

Jealousy is in my dictionary

Esme Black, gadis yang berusia lebih muda dari Harry Potter dan sepatantaran dengan Ginny Weasley, ia adalah anak dari Sirius Black tapi hubungannya sekarang tidak lagi terlalu dekat.

Kenapa?

Nyatanya Sirius Black lebih mengasihi dan menyayangi Harry Potter ketimbang dirinya, padahal yang mendapat darah keturunannya adalah dia, tapi kenapa Harry yang mendapati semua perhatian dari sang ayahnya?

Esme Black bagian dari asrama Slytherin, berbanding terbalik dengan ayahnya yang merupakan alumni Gryffindor. Ya, tapi tidak heran juga kalau Esme berada di Slytherin karena dia adalah pewaris House of Black.

"Ginny, Esme come down, dinners is ready!" Suara wanita paruh baya terdengar menggema hingga ke lantai dua rumahnya.

Suara dengusan kesal terdengar, gadis itu berjalan dengan gontai keluar kamar untuk menyantap makan malam dirumah Weasley. Gadis lain dengan ciri khas berambut merah terkekeh sebentar "Come on Black" menuntun dan menggandeng lengan Esme.

"Ginny, can you stop call me with that? aku suka sih dengan nama keluarga ku, tapi untuk sekarang itu selalu bikin inget tentang ayahku"

Dibenarkan kalau Esme Black benar-benar sangat beruntung dan kagum menjadi keturuan keluarga Black yang sangat bergengsi dan menghargai Pure-Blood.

"Hey sweetheart.." Molly mencium kening anak gadisnya itu ketika mereka berdua sampai di ruang makan, kemudian berpaling kearah Esme dan merentangkan tangan kearahnya.

Esme tersenyum kaku "no, i'm fine with that Mrs. Molly" Tangannya menarik kursi disamping Ginny dan si kembar yang kemudian ia duduki.

Ditengah waktu mereka menyantap makan malam, terdengar suara gemuruh dan tawa canda dari luar rumah, tidak lama pintu rumah terbuka menghadirkan sosok Golden Trio, Profesor Lupin dan seorang pria paruh baya dengan perawakan tinggi, berambut hitam ikal, Sirius Black.

Esme menunduk sambil melirik kearah Sirius sebentar kemudian kembali fokus pada makanannya, suasana rumah menjadi hening dan canggung seketika.

"Welcome Mr. Sirius"

Tidak ada hirauan dari anak gadisnya ketika semua orang menyambut pria itu dengan ramah.

Sirius menarik kursi meja makan dan duduk tepat berhadapan di depan Esme, sambil menunggu hidangan yang akan disediakan Molly, Sirius kemudian melanjutkan pembicaraan seru tentang bagaimana petualangan mereka dan bagaimana juga ia bangga terjadap Harry Potter dengan penuh semangat tanpa memperdulikan perasaan Esme disini.

Brukk!

Bangku terdorong kebelakang, alat makan pun dijatuhkan keatas meja, Esme menyudahi makan malamnya itu seketika.

"Esme, kenapa tidak dihabiskan?"

Gadis itu tersenyum kepada Molly "oh i'm not hungry again, Ms. Weasley" ucapnya sebelum pamit untuk kembali ke kamar Ginny.

"You should eat a lot, Esme.. Molly udah buat ini itu jadi coba dihabiskan" Sergap Sirius menghentikan langkah kaki anak gadisnya itu, ia berbalik badan dan menatap sang ayah tidak percaya "oh, now you realise that i'm here too, Mr. Sirius?" Sirius terdiam dan tidak membalas perkataan anaknya.

Profesor Lupin memecahkan keheningan setelah lontaran kata dari gadis itu "Esme, don't talk to your father like that."

Gadis itu mengusap kasar wajahnya dengan air mata "Father doesn't leave aside hers own daughter"

Hati Sirius benar-benar seperti ditusuk pisau panas, dia menunduk perlahan menatap ubin sambil memahami keadaan anaknya itu.

Hati Sirius benar-benar seperti ditusuk pisau panas, dia menunduk perlahan menatap ubin sambil memahami keadaan anaknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dad.."

Sirius menoleh seakan merespon nya dengan tatapan, "kalau suatu waktu nyawa ku dengan nyawa Harry berada di ujung tanduk, siapa yang kau pilih?" Tidak ada jawaban dari pria itu, hanya suara helaan napas berat.

"I can't Esme.. i- i can't"

Esme mengangguk mengerti kalau sang ayah benar-benar tidak mengharapkan nya, dengan pertanyaan yang mudah seperti ini seharusnya bisa dijawab dengan mudah pikirnya.

Air matanya mulai membasahi pipi rona nya "bahkan pertanyaan seperti itu saja, kau tetap tidak bisa menjawab–" ia berhenti berkata untuk mengambil napas sebentar "You treat him like your son, you give all your attention to him, you– you gave everything that I didn't even get everything from you.."

Sirius membuang kasar napasnya kemudian berkata "IT'S HARRY, ARE HAPPY NOW!?" Intonasi nya meninggi, kini keduanya sama-sama merasa tersakiti. "I mean how can you possibly be this useless? Harry is more important than you, everyone loves him too, you're nothing compared to him.."

"Sirius!" Molly melempar kain kotor kearah Sirius, wanita itu ikut geram akan perlakuan temannya.

Sirius menatap heran dan kesal seakan semua kesalahan dilemparkan pada dirinya "She wants the truth and I already did".

"Well, if you say so, maybe because I'm not part of Gryffindor, I'm a weak girl and I– I became the biggest mistake of being alive.. right dad?"

Esme beranjak pergi keluar rumah keluarga Weasley dengan suara tangisan yang pecah begitu ia sudah berada diluar, ia berniat pergi hanya untuk menenangkan dirinya, tapi kenyataannya—

.
.
.

She's gone.

Difference | one shots Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang