Tom Riddle ; Age Gap

57 4 0
                                    

Difference | 2024
©Caraminott

How long i've waited?

Suara ketukan pada pena berbulu terdengar memenuhi seisi ruangan, gadis dengan jubah berwarna hijau gelap duduk di sisi berlawanan dari seorang pria dewasa sedang disibukkan dengan menandai kertas ujian. Gadis itu hanya terduduk sambil bertanya-tanya mengapa ia diharuskan berada disini, tapi dia juga senang karena dapat menatap wajah pria ini dengan wajah rapih, rambutnya yang tertata rapih, bibirnya– ah iya, bibirnya berwarna pink, rasanya ia ingin mendaratkan miliknya ke bibirnya.

Tom menatap kertas sebelum menatap gadis tersebut, matanya menatap dengan cara yang dingin. Gadis itu menggigit bagian dalam pipi dan mencoba untuk tidak mematahkan karakter nya.

"Stupid Little girl, what are i gonna do about this stupid grade?" ucap Tom sambil menyender pada kursinya dan menaruh lembaran kertas di samping meja.

"Burn it." jawab gadis itu dengan wajah datar, tanganya menyilang di depan dada.

Tom tersenyum hanya memperlihatkan taring runcing nya, kemudian menggelengkan kepala tidak percaya "Rosie." Dia memanggil nama gadis itu dengan pembawaan dingin.

"No, we are gonna have to keep this. Coba biar saya tanya kenapa kau selalu bermain-main dikelas saya? saya bisa liat potensi hebat di dirimu tapi kenapa di sia-siakan hanya untuk hal bodoh, yang seharusnya fokus di kelas saya!" Dia berkata dengan nada suaranya menjadi lebih keras dan masih menatap dingin wajah gadis itu.

Rosie Beck, gadis itu tidak menunjukkan sikap takut sama sekali kepadanya, seakan hanya mendengarkan radio rusak yang bersuara berisik. Ia hanya terfokuskan dengan jari jemarinya termasuk kuku indahnya yang baru saja ia warnai dengan merah gelap.

"Kamu seperti anak kecil pemberani, hanya duduk dan berbohong di hadapan saya seperti itu" Katanya menggelengkan kepala "Do you even study?"

"i do"

Tom memutar bola matanya, bersandar membali di kursi kerjanya. Rosie diam, tapi ia bisa melihat bagaimana pria itu menggulung lengan bajunya, mengungkapkan lengan ototnya dengan pembuluh darah samar di tangannya. Jari jemari nya kini memijat pelipis kepala yang terasa penat, bahkan jari panjangnya pun terlihat sangat seksi.

"Lalu mengapa kau mendapatkan nilai rendah seperti itu?"

"Do you mind if i got private lessons with you?" Rosie berucap karena benar-benar dibuat gila dengan professor nya ini.

Tom terkejut dengan permintaannya, tatapan kesal terpasang di wajahnya. Tangannya mengencang di sekitar bagian atas pena nya, kemudian menatap Rosie dan mengambil napas dalam-dalam, otot-otot di lengannya tegang.

"Private lessons?"

Rosie menangguk senang "Yep! Private lessons, kalau Professor bosan mengajar pelajaran basic, professor bisa kok ajarin saya gimana caranya ciuman atau make out juga boleh" katanya sebelum melanjutkan "Tapi boong".

Tom terdiam sesaat, alisnya berkerut saat dia melihat Rosie. Dia mengeluarkan napas sebelum menggelengkan kepalanya.

"Kamu anak spesial ya? the answer is a definitive no"

"yaudah kalau begitu saya tetap tidak mau belajar lagi.."

Tom benar-benar tidak habis pikir dengan murid satu ini "Fine. saya ada waktu luang sore nanti, tapi ini bukan private lessons seperti kamu harapkan, cuma kelas tambahan untuk melihat potensi kamu, kalau yang saya lihat tetap sama seperti dulu maka perjanjian private lessons gagal"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Difference | one shots Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang