uang nafkah satu juta Bab 6

0 0 0
                                    




'Alhamdulillah gak sia-sia aku kerja capek bulan ini gajiku naik jadi empat juta rupiah, dan aku akan buktikan pada si boros kalo uang satu juta rupiah bisa cukup untuk satu bulan ', pikir abang Rusli ketika baru saja menerima gaji.


'Aku pulang dulu tapi sebelum pulang aku harus beli kebutuhan rumah tangga,ya udah sekali aja masuk pasar tradisional biar lebih murah', bang Rusli bergumam sendiri .

Abang Rusli pun masuk ke pasar tradisional dan mulai membeli beras satu karung, cabe, telur, gula kopi, sabun sampo dan lain sebagainya semua di tumpuk di depan yang punya kios dan abang Rusli minta si punya kios menghitung semuanya, di dalam pikiran abang Rusli paling cuma lima ratus lebih semuanya.

"Satu juta sembilan ratus", kata yang punya kios.

"Apa mungkin anda salah hitung coba hitung sekali lagi!,pinta abang Rusli sambil mendekat ke pemilik kios sembako dan pemilik kios pun kasih nota belanja pada bang Rusli ,dan apa boleh buat karena gengsi dia harus bayar semua.

Sebelum keluar dari pasar abang Rusli melihat berbagai macam model pakaian dia teringat orang tuanya yang tidak pernah pakai baju baru dan kedua anaknya yang selalu pakai baju bekas pemberian tetangga, dia pun memilih beberapa pakaian untuk orang tuanya dan kedua anaknya.


'kasian si pemboros kalau aku tidak belikan,walau bagaimanapun dia istriku dan aku mencintainya,aduh kok jadi mikirin istri ',abang Rusli segera membawa beberapa helai pakaian untuk di bayar.

"Semua sembilan ratus ribu pak", kata kasir.

"Sembilan ratus, ini pasar tradisional apa mol berbintang lima?,abang Rusli setengah kaget tapi karena gengsi dia harus bayar juga.

'Aku belum ke apotik beli obat untuk kedua orang tuaku , pampers ibu , bayar hutang di warung sembako dekat rumah, dan belum lagi kasih jatah bulanan untuk kedua saudaraku , belum lagi untuk uang jajan sekolah  anak,ini mah uang bukan habis seminggu atau satu bulan tapi dalam berapa jam ',abang Rusli menangis dalam hati .

****************

Sebelum sampai rumah aku mampir ke warung sembako  untuk bayar hutang istriku ,kan malu juga nanti dikira aku suami pelit padahal nafkah lahir batin  tercukupi .

"Berapa hutang istriku bibi Onah?, tanyaku pada pemilik warung begitu sampai, aku sedikit bangga karena banyak ibu-ibu yang belanja pasti mereka kagum denganku yang bertanggung jawab.

"Hutang istrimu dua ratus ribu rupiah dan kedua adik perempuanmu sama-sama tiga ratus ribu rupiah, jadi semuanya delapan ratus ribu rupiah ", jawab bibi Onah dengan bibir maju bak bibir bebek.

"Loh kok hutang adik juga di kasih tau?, tanyaku pura-pura heran.

"Ya harus aku kasih tau , karena adikmu hutang atas nama kamu, mereka bilang nanti kamu yang akan bayar, sebagai jatah bulanan untuk mereka", jawab bibi Onah menggelegar membuat ibu-ibu pada berbisik.

"Bisa gak bulan depan aku bayar hutang adikku, aku bayar hutang istriku dulu karena aku belum cukup uang?, aku coba memelas.

"Sok kaya raya,makanya punya adik jagan dimanja, istri sendiri kekurangan sampai jadi tukang cuci kesetiap rumah,eh malah mencukupi kebutuhan adiknya dulu, padahal adiknya udah punya suami yang menanggung kehidupannya, itu lah pentingnya ilmu agama pada laki -laki biar istri dapat keadilan!, ceramah bik Onah panjang lebar padaku buat aku malu setengah pingsan.

Tapi akhirnya bibik Onah terima juga aku  bayar hutang istriku dulu.

Dengan hanya menyebrang jalan dari depan warung aku sampai di rumah dengan lesu dan kurang semangat,ku standar motor di depan lalu masuk dengan membawa belanjaan yang begitu banyak , sampai istri dan anakku semua terheran-heran.

"Kenapa cuma dipelototi, bantuin !, teriak ku.

Raihan,Manda dan istriku langsung membantu, setelah kelar kami duduk di ruang tamu beralas karpet yang sudah mulai sobek sana sini.

"Ini untuk ibu dan ayah , dan untuk kalian cek sendiri saja mana yang cocok!, kataku sambil menyerahkan pakaian yang tadi aku beli, sambil duduk berselonjor .

Istri dan anakku tersenyum bahagia karena selama ini aku tidak pernah belikan mereka baju baru, ada rasa bahagia di hati  melihat wajah mereka, tapi aku menangis dalam hati uangku tinggal enam ratus ribu rupiah ,empat juta loh habis dalam berapa jam aku rasanya mau menangis berguling-guling mengenang kepergian uangku.

"Abang terimakasih ya udah belikan baju baru buat kami", kata istriku yang sebenarnya cantik tapi karena tidak terawat dia terlihat kusam dekil dan lelah.

Anak istriku memelukku sambil mengucapkan doa semoga aku selalu sehat dan murah rezeki, aku jadi terharu sekali tapi tetap saja aku tidak bisa menghilangkan rasa sedih  dengan habisnya gaji ku.

"Dek ini uang tinggal enam ratus ribu rupiah untuk uang jajan anak sekolah sedangkan yang lainnya adek gak usah beli karena abang udah beli stok makanan untuk satu bulan", kata ku sambil menyerahkan sisa gaji  dengan pasrah , dan air mata yang ingin tumpah ruah tapi aku tahan karena aku malu .

Next party




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uang nafkah satu juta Bab 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang