015

4 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

15

" wow "

" What do you think? "
(Bagaimana menurut mu)

"it's really extraordinary"
( sungguh sangat Luar biasa )

"Do you like the place?"
(Kamu suka tempatnya?)

" Yes, this is really beautiful, I like it, but wait, this restaurant is yours?"
(Ya ini sungguh indah aku suka, tapi tunggu restauran ini milikmu? )

" No, this restaurant belongs to my friend, he just doesn't have a branch in Americans and invited me to eat here "
(Tidak, restauran ini milik teman ku dia baru bukan cabang di Amerika dan mengundangku untuk makan disini )

" tunggu jangan bilang kita makan gratis disini? " Tanya Jena menatap ravin dengan penasaran juka itu benar.

" no "

Jena menatap tajam ke arah ravin masih tidak percaya dengan jawaban ravin.

" oke oke , memang dia ada niat mau traktir aku makan disini tapi aku tolak, aku rasa kebun baik aku bayar kayak pelanggan yang lain nya "

" serius? " goda jena menatap ravin dengan sengaja menyipitkan kedua matanya. "kalau makan gratis juga gak papa, kan enak makan gratis di restauran besar kayak restauran ini apalagi restauran nya punya teman kamu "

" yaudah kalau gitu kita gak usah makan disini aja kita cari tempat lain aja "

" eh kok gitu, yaudah gak usah di bahasa lagi kita langsung makan aja ayo " Jena menarik lengan ravin untuk masuk kedalam.

Tidak mau terlalu banyak bercakap lagi tentang restauran itu, jena merangkul lengan ravin sambil berjalan bersampingan dengan pria itu.

Ketika masuk kedalam karyawan yang ada di dalam menyapa mereka dengan ramah, mereka berdua pun membalasnya dengan ramah pula, setelah duduk di meja yang ada jena dan ravin memesan makanan yang mereka ingin makan bersama.

" makanan nya enak ya, aku suka kayaknya aku bakalan sering makan di sana " ucap jena senang ketika mereka sudah berada di dalam mobil untuk kembali ke kantor .

Ketika mereka selesai memakan makanan yang mereka pesan Alvin teman baik ravin datang menghampiri pria itu, mereka sedikit terlibat dalama perbincangan yang membuat jena menunggu sejenak.

Dan karena senang dengan kehadiran ravin Alvin memberikan makanan penutup yang baru saja ia keluarkan dan membuat ravin dan jena menjadi orang pertama yang merasakan nya .

Setelah menikmatinya mereka pun pamit untuk pulang.

" vin kayaknya besok aku bakalan balik ke indo "

Ravin menoleh ke samping.

" kamu yakin? " tanya nya sedikit ragu untuk jena kembali ke negeri itu.

Jena menghela nafasnya " aku memang sedikit ragu tapi mau gimana lagi aku Jadis urus perusahan kita yang mau buka di sana, lagi pula aku gak percaya sama orang lain selain kamu " ucapnya menatap ravin menunggu jawaban pria itu.

" bukanya apa jen, aku cuman takut kamu jumpa lagi sama juan, padahal saat ini kamu lagi berusaha untuk lupain dia "

Jena tersenyum manis menatap ravin "makasih ya, udah perhatian sama aku "

" aku cuman gak mau kamu menderita lebih dalam lagi karena cowok itu " ucap ravin.

Ravin tidak suka jika harus mendengar nama cowok itu lagi, karena Jena terlalu sering menangis saat bercerita tentang nya, mendengar namanya saja sudah membuatnya penasaran dengan wajah cowok itu, cowok yang sudah melukai hati perempuan yang sangat ia cintai.

" kamu tenang aja, aku pasti bisa lupain juan secepatnya" ucap Jena bersungguh-sungguh, ravin hanya terdiam meresponnya dia tidak tau apakah benar perkataan itu atau tidak .

" aku ikut ya " usulnya yang tiba-tiba saja membuat jena menoleh langsung ke arah nya setelah mendengarkan kalimat dari bibir pria itu.

" ngapain ikut?, kalau kamu ikut terus yang urus perusahaan disini siapa??, "

Dapat jena dengar ravin menghela nafasnya dengan malas, ada rasa tidak enak di hati jena namun jika ravin ikut siapa yang akan mengurus perusahaan meraka disini karena di Amerika adalah pusat dari seluruh perusahaan nya.

Lama di perjalanan akhir nya mereka pun sampai di tujuan, dengan perlahan jena keluar ari dalam mobil ravin, dan setelahnya di ikuti oleh ravin.

Tak ada yang berbicara mereka hanya berdiam diri dengan pikiran masing-masing.

Jena memasuki pintu utama perusahaan fesyen jenaharashein fesyen perusahaan fesyen terbesar di dunia.

Dengan langkah tegas wanita itu berjalan meninggalkan ravin jauh di belakangannya.

" Amy, tell to supervisors, managers and directors to come to the meeting room. There's something important I want to talk about "
(Amy , suruh supervisor, manajer maupun direktur untuk datang menuju ruang rapat ada hal penting yang ingin aku bicarakan)

" Okay ma'am "
(Baik bu)

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang