bab 4

6 0 0
                                    

Kini di posisi yang sangat menegangkan, seorang gadis manis baru saja bangun dari tidurnya, ia pergi menghampiri sebuah meja dengan banyak tumpukan kertas dan buku di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini di posisi yang sangat menegangkan, seorang gadis manis baru saja bangun dari tidurnya, ia pergi menghampiri sebuah meja dengan banyak tumpukan kertas dan buku di atasnya.

"Kei lu dah siap " Teriak gadis dari luar kamar gadis manis ini.

"Iya gw udh siap " Balasnya dengan berteriak juga. Gadis itu langsung bersiap dia keliatan manis tapi ia langsung mengubah wajahnya menjadi datar tanpa ekspresi apa pun.

Kini gadis itu sudah bersiap, ia turun dari kamarnya menggunakan tangga terlihat wajah datar tanpa senyum.

"Ayo pergi " Ucap gadis itu langsung berjalan mendahului yang lain.

Kini di sebuah pemakaman umum, tiga gadis cantik berjalan menuju ke salah satu makam.

"Hai mau, dh lama ya sejak kami mengunjungi mu " Ucap zahra dengan senyum, zahra juga meletakkan mahkota bunga yang ia buat dan di letaknya di atas makam itu.

"Hai mau, aku datang sambil membawa berita baik " Ucap Laura dengan senyum yang tulus juga dengan senyum yang terpaksa karna menahan tangis.

"Haik mau, gw udh nemuin mereka sebentar lagi kami akan balaskan dendam mu jadi tunggu ya, maaf telat mengunjungi mu" Ucap Keira yang berusaha menahan isak tangis nya dan dengan senyum tulus nya.

Hiks hikss hikss hikss hikss

Tangis zahra yang tak bisa di tahan, ia menunduk mengingat kejadian di masa lalu yang menimpa mereka yang membuat semua nya berubah, Keira yang tak seceria dulu Laura yang semakin cuek dan jarang tersenyum.

Zahra memendam semua masalah yang ia rasakan. Ia sangat sakit mengingat kejadian yang dulu, ia menjadi saksi mata sahabat mati dengan tragis. Tak tau apa yang harus dia lakukan saat itu, tapi ia tau dia sahabatnya yang lain lebih sakit dari pada yang ia rasakan.

Laura yang berusaha kuat dan selalu menangis tiap malam dia kamarnya. Dan Keira yang selalu melamun dengan air matanya yang mengalir tanpa dia sadari.

"Hikss hikss kenapa lo pergi ha kenapa, mau gw mohon balik mau gw takut " Lirih zahra di tengah isakannya.

𝘔𝘢𝘢𝘧𝘪𝘯 𝘨𝘸 𝘻𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘸 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘔𝘢𝘶𝘳𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶.

𝘎𝘸 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘻𝘢𝘩 𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘭𝘰 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘭𝘰

𝘔𝘢𝘢𝘧 𝘻𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘨𝘸 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘯𝘨𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘪𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘯

"Zah udh ayo balik " Ucap Laura yang sebenarnya menahan tangis nya. Zahra hanya menurut.

"Nanti kami balik lagi kok mau tunggu ya " Ucap zahra pada makam sahabatnya itu.

Mereka pergi dari sana. Hari sudah siang, kini mereka sedang sibuk pada urusan masing-masing. Mereka sedang menahan tangis mereka yang mendalam.

"Hiks hiks kenapa semua harus terjadi " Isakan tangis Keira terdengar. Tubuhnya gemetar saat mengingat bagaimana sahabatnya mati.

Ia mencari semua bukti hingga tau siapa yang membunuh sahabatnya itu. Dan ia juga malah mendapat rahasia besar tentang orang yang paling ia sayang selama ini.

possessive family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang