Kageyama Tobio || Putus

71 14 11
                                    

Putus
ft. Kageyama Tobio

Aroma tanah yang dihujami rintik-rintik hujan sore ini menyimpan banyak kerinduan. Kamu menyandarkan kepala pada kosen jendela dengan mata menerawang langit kelabu. Kira-kira berapa banyak rintik air yang jatuh ke bumi hari ini? Apakah rintik itu lebih banyak dibandingkan rindumu pada pacarmu yang kini tengah disibukkan dengan latihan volinya? Kabarnya sekarang dia sedang berada di Tokyo, mengikuti latih tanding bola voli bersama rekan satu timnya dan beberapa sekolah kuat lain di sana. Sehari penuh dia tidak mengabarimu, bahkan pesan soal kecemburuanmu terhadap Yachi Hitoka tidak diindahkannya.

Tobio memang menyebalkan, batinmu. Kamu menarik gorden untuk melindungi kamarmu dari dunia luar. Kakimu melangkah membawamu ke meja belajar. Suara gesekan antara kursi dan lantai kamarmu terdengar memekakkan telinga. Kamu menaruh pantat di kursi dan mulai menyalakan laptop. Sebuah notifikasi pesan masuk dalam kotak surat, tiga menit yang lalu.

From: Kageyama Tobio
Maaf baru mengabari, aku baru selesai latihan.

Kamu berdecak, dia hanya mengirimkan satu pesan dari rentetan pesan yang kamu kirimkan kepadanya. Bahkan protesmu terhadap kedekatan pacarmu dengan Yachi Hitoka benar-benar tidak digubris sama sekali. kamu tidak memiliki niat untuk membalas pesan itu. Kamu membiarkannya hingga laki-laki itu pulang dari Tokyo. Kamu masih mendiamkannya saat ini, selama dia mengantarmu pulang setelah kelas selesai.

Perjalanan menuju rumahmu sama sekali tidak diiringi ocehan merdumu. Kalian berdua menghentikan langkah ketika sampai di depan rumahmu. Tobio menatapmu, tatapan seperti biasa dia menatapmu, lembut. Mungkin siapa saja tidak akan pernah menemui sisi tatapan mata seorang Kageyama Tobio yang begini, biasanya laki-laki itu hanya akan menatap dengan fokus, tetapi kali ini tidak seperti itu.

"Kenapa kamu mendiamkanku?"

Kamu tidak menjawab pertanyaan laki-laki yang menggenggam susu kotak berperisai vanila di tangan. Kamu mendongakkan kepala untuk menatap laki-laki yang jauh lebih tinggi darimu itu. Membandingkan tinggimu dari ujung kaki hingga ujung kepala hanya bisa menyamai tingginya hingga sedada saja. Kamu menghela napas panjang dan teringat pesan kakakmu—Iwaizumi Hajime, dia pernah mengatakan padamu bahwa akan sulit jika kamu akan berpacaran dengan seorang maniak bola voli seperti Kageyama Tobio atau sahabat karibnya, yakni Oikawa Tooru. Kamu akan selalu menjadi nomor dua setelah bola voli. Kamu tidak akan pernah menjadi nomor satu selama bola voli masih ada di dunia ini.

Siapa yang menciptakan olahraga ini? Aku benar-benar ingin mengutuknya, dasar sialan! rutukmu dalam hati.

Masa-masa sulit yang diagung-agungkan oleh kakakmu untuk menghalangi hubunganmu dengan Tobio itu pun datang sekarang. Mulai dari sibuknya latihan voli Tobio hingga sibuknya belajar Tobio dengan seorang gadis bernama Yachi Hitoka itu. Sungguh mengesalkan ketika mengetahui bahwa pacarmu ke rumah seorang gadis bersama manusia berambut oranye di saat pacarmu itu sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di dalam rumahmu.

Kamu bahkan belum berniat untuk menjawab pertanyaan Tobio. Kamu masih ingin mendiamkannya. Mendiamkannya lebih lama hingga perasaan dongkolmu terhadap Yachi Hitoka itu menghilang. Tanpa membalas dan menatapnya, kamu segera membuka pintu gerbang rumahmu. Matamu mendapati beberapa pasang sepatu di depan teras rumahmu. Mungkin beberapa teman-teman kakakmu sedang di rumah.

"[Name]? Kamu bahkan belum menjawab pertanyaanku."

"Maaf, Tobio. Aku lelah hari ini. Kurasa kamu juga lelah dan butuh waktu untuk istirahat setelah latih tanding kemarin. Aku masuk dulu, ya. Terima kasih sudah mengantarkanku pulang hari ini."

putus ft. kageyama tobio x reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang