Jatuh Cinta Katanya

120 7 0
                                    


𓆏

   Saat sampai di teras rumahnya sella sudah mendengar suara haikal dan jovan yang berteriak-teriak seperti orang kesurupan. Benar saja mereka sekarang sedang main game online, terganggu sudah ketenangan sella.

Sella berjalan menuju kearah dapur dan menyerahkan bawang putih pesanan sang bunda. Ia melihat bundanya sedang memotong-motong sayuran.

" Ini bun bawang putihnya "

" Oh iya, taruh situ aja. Makasih ya " Sella mengangguk dan duduk dihadapan sang bunda.

" Mau aku bantuin bun? "

" Tolong bantuin buat tempe goreng aja "

Sella mengambil tempe yang berada disebelah sayur mayur, talenan dan pisau. Ia memotong-motong tempe itu dengan ukuran tidak terlalu tebal juga tidak terlalu tipis. Kemudian ia mengambil beberapa bawang putih dan garam untuk kemudian dihaluskan mengunakan cobek dan diberi air secukupnya.

Tempe dimasukan kedalam cobek untuk kemudian dibaluri dengan bumbu tadi. Sella memasukan minyak kedalam wajan yang sudah berada diatas kompor kemudian ia menyalakan api sedang. Setelah panas ia masukan tempe tadi kedalam wajan. Dibolak-balik tempe itu agar tidak gosong. Setelah dirasa matang ia meniriskannya kemudian ditata diatas piring dengan rapi.

" Aduhh masakan calon istri emang best banget, aromanya sampai ruang TV " Celetuk haikal saat memasuki area dapur. Bunda yena terkekeh mendengar ucapan haikal, sedangan sella melirik sinis haikal.

" Dih calon istri apaan "

" Calon istrinya abang haikal " Katanya sambil tersenyum genit.

" Mimpi aja terusss "

" Nggak papa mimpi dulu, siapa tau nanti jadi kenyataan kan? " Sella memutar bola matanya malas, Ia sudah biasa dengan candaan haikal. Sella pergi dari dapur menuju ruang TV.

" Nih bang " Ucapnya sambil menyondorkan permen rokok pesanan jovan.

" Makasihhh "

" Hmmm " Sella duduk disebelah jovan dan menonton acara TV sambil memakan jajanan yang ia beli tadi.

" Haikal mana? "

" Lagi di dapur ngerecokin bunda kayaknya. Eh eh bang! " Sella mengarahkan tubuhnya sambil menghadap jovan. Jovan menaikan salah satu alisnya tanda bertanya.

" Lo tau nggak laki-laki yang ada di warung yang pak agus? "

" Siapa? "

Sella berdecak " Ck gue ini lagi tanya, malah ditanya balik "

" Ya gue kira lo mau ngasih tau, pembeli kali "

" Tapi tadi dia yang jualin, masak pembeli sih? " Jovan mengerutkan keningnya.

" Ohh ponakannya kayaknya, dia kan dulu ikut pak agus. Dulu sering main sama abang "

" Ikut pak agus? Emang orang tuanya kemana"

" Pisah, terus dia marah sama mereka, jadinya ikut pak agus. Setalah beberapa tahun jadi ikut neneknya kayaknya" Katanya sambil berbisik. Sella mangut-mangut mengerti.

" Abang kok nggak ngasih tau kalau kenal? "

" Barusan ngasih tau "

" Ya kemarin-kamarin gitu "

" Ya ngapain, abang kasih tau kamu juga nggak tau"

Sella menghela nafas, bener juga " Punya no hp nya nggak bang? "

" Nggak "

" Gimana sih katanya temen, no hp aja nggak punya " Ucapnya sambil bersungut kesal.

" Ya terakhir ketemu aja pas jaman belum main-main hp kok, ya jadi lost contact. Abang aja nggak tau dia masih inget abang apa enggak. Abang aja lupa namanya" Katanya sambil menunjukan deretan giginya. Sella terdiam, kalau gini gimana bisa ia deketinnya. Ia kembali menonton acara TV.

Who's The Last One? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang