"Terkadang kita buta akan cinta, di saat ada orang yang mencintaimu dengan tulus tetapi engkau malah memilih dia yang sudah jelas tidak mencintaimu"
–Gea putri Veronika***
Lyra sedang berdiri di atas balkon kamarnya. Setelah pulang sekolah tadi, dia memilih langsung menuju ke balkon.
Jam menunjukan pukul 8 malam itu berati dia sudah berdiri di balkon selama sekitar 2 jam.
"Bulannya cantik" ujar lyra sambil tersenyum tipis.
"Kira-kira orang tua kandung Lyra sekarang dimana ya? apa mereka masih di sini? Atau udah pergi ke tempat yang lebih indah dari bumi?"
"Momy Nita baik dan cantik, Lyra sayang momy Nita, tapi karna Lyra momy berantem terus sama papa " ujar lirih Lyra.
Tak di sangka ternyata ada yang memperhatikan Lyra dari balik pintu. orang itu adalah momy Nita.
"Sayang? Kenapa di luar? ayok masuk di luar dingin" ucap momy Lyra lembut.
Lyra menoleh ke arah momy Nita lalu berucap.
"Di sini bagus mom, sejuk" balas Lyra.
"Tapi kalo lama-lama nanti masuk angin sayang" balas momy Nita.
"Yaudah, Lyra masuk"ujar lyra yang berhasil membuat momy Nita tersenyum.
"Turun yuk, makan malam" ajak momy Nita kepada Lyra.
"Iya mom"
Mereka berdua turun untuk makan malam, di meja makan sudah ada Ayah Dewangga dan Vano, mereka berdua menatap Lyra sinis.
'ini yang buat gue males makan bareng' batin Lyra sambil memutar bola matanya malas.
Mereka mulai memakan makanan mereka dengan nikmat, tidak ada yang bersuara, yang terdengar hanya dentingan sendok.
"Nilai ulangan mu kemarin berapa Lyra?" Tanya Ayah Angga memecahkan keheningan.
"95" singkat Lyra
Jawaban Lyra Seketika membuat ayah Angga marah dan menggebrak meja.
Brak!
"Dasar bodoh! kakak mu saja bisa dapat 100. kenapa kamu tidak bisa Lyra!" Bentak Angga pada Lyra.
Angga mendekat kearah Lyra dan menjambak rambut Lyra dengan kuat. "Dengar ya! saya menyekolahkan mu agar pintar! Bukan cuma malas-malasan!" Tekan Angga sambil terus memperkuat jambakannya pada rambut Lyra.
"SUDAK CUKUP MAS! hanya karna Lyra dapat nilai 95 bukan berati kau malah menyiksanya!" Teriak momy Nita dengan marah.
"Dia harus mendapatkan nilai 100 di semua mata pelajaran! jika tidak--" gantung Angga.
"-Aku akan menyiksanya lebih dari ini!" Lanjut Angga sambil menyeringai.
Saat Angga Sudak selesai mengucapkan kata itu, dia langsung pergi dari meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyra
RandomDi sini bercerita tentang betapa sempurnanya para pemeran, dari pemeran utama sampai figuran. Tokoh di cerita ini semuanya 'sempurna' baik secara fisik, mental, maupun batin. {}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{🥀}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{} "Jangan memaksa orang...