BAGIAN 02

516 54 3
                                    

Rena mengerjapkan mata, saat ingatan seseorang tiba tiba muncul di benaknya.

"Gue udah gila ya?" Rena memperhatikan sekeliling, kemudian beranjak dan melangkah kan kakinya ke depan cermin.

"What de puk!" jari jari lentik Rena mulai meraba raba wajahnya untuk memastikan, bahwa cermin didepannya sedang memantulkan penampilan nya.

Merasa belum puas dengan hasil yang didapatkan, Rena mencubit pipinya. "Ssh" ringis Rena, ia mengusap usap bekas cubitan.

"Gue beneran transmigrasi?" tanya Rena dengan padangan tak percaya.

"Wah, gila. Kalau gue beneran mati siapa dong yang jadi rival davinjing itu?"

"Tapi gue yakin gue cuma pingsan" ucap Rena sambil menarik narik pipinya.

Drrt Drrt

Sering handphone mampu mengalihkan pikiran Rena yang berhamburan, mengumpul lagi. Rena melangkah kan kaki nya ke sumber suara dan mengambil benda pipih itu ke genggaman nya.

"Jess, lu dimana? Gue cek kelas lu ga ada" ucap Kania saat panggilan nya diangkat oleh Rena.

"Gue udah lulus" jawab Rena yang membuat Kania berdecak sebal.

"Gue tau lu jenius, tapi ga mungkin lu tiba tiba lulus"

Rena tak ada niatan untuk membalas ucapan Kania, energinya terserap habis dengan kenyataan, bahwa dirinya kembali lagi mengulang pendidikan Sekolah Menengah Akhir.

Belum lagi kenyataan, bahwa Rena menjadi tokoh figuran 'Kakak Antagonis Pria" yang artinya dia menjadi tokoh Jesslyn yang muncul hanya untuk menyelamatkan Abel.

"Jess, ini masih pagi buat lu bercanda" suara Kania kembali terdengar membuat Rena menghela nafas.

"Gue mau bolos" malas Rena, hari ini ia akan mengistirahatkan pikiran nya dari pada beraktivitas seperti yang dilakukan Jesslyn.

"Lu gila ya? Hari ini ada pelajaran pak kuso. Kalau lu ga absen, nilai akhir lu ga bakalan dikasih" ucap Kania dengan penuh penekanan.

"Kalau gitu, gue titip absen dan masalah selesai." setelah mengucapkan itu Rena mematikan telepon nya secara sepihak.

Rena menaruh handphone nya dilaci meja, ia melangkah kan kaki nya kemudian menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

"Niat mau kabur dari tugas kerja, malah dikasih problem lagi." ucap Rena yang diakhiri dengan helaan nafas.

"Mana langsung dua lagi. Jadi kakak nya si Malvin, sama balik nyari ilmu di SMA" ucap Rena dengan malas.

Rena membalikan tubuhnya agar bisa melihat atap. "Kalau gue beneran mati, kontrakan gue ga mungkin dikasih ke anaknya Aira kan?"

"Kayaknya ga bakalan deh, orang gue cuma ngontrak plus gue juga udah nunggak sebulan ke ibu kos"

Rena menampilkan tatapan datar, saat memori milik Jesslyn muncul lagi.

"Biasanya kalo orang masuk ke tubuh figuran memori nya gabakal dikasih, thor" datar Rena yang sudah muak dengan memori Jesslyn meski baru 2kali terlintas.

Jesslyn adalah Anak Adam yang menikah lagi dengan Vera yang mempunyai putra, yaitu Malvin.

Dalam ingatan nya interaksi Malvin Dan Jesllyn sangat minim, bahkan saat Jesslyn yang berumur 15tahun mengatakan 'untuk tak saling mengenal dihadapan publik' Malvin hanya bisa mengiyakan.

"Cih, padahal pas bilang iya ekspresi Malvin keliatan mau nangis. Belum lagi interaksi minim itu karna si Jesslyn yang jaga jarak sama Malvin" cerocos Rena.

Tok tok tok

"Lagi ga nerima tamuu" teriak Rena, saat mendengar ketukan dari pintu. Bulu kuduk Rena meremang saat, orang diluar kamarnya tidak membalas apa apa.

"Harusnya gue ga jawab ketukan nya anjing" batin Rena dengan takut, ia baru ingat dengan peringatan bunda panti yang tidak boleh menjawab, atau membuka pintu/jendela/lemari jika ada ketukan sebanyak tiga kali.

"Ini gua" suara Pria terdengar digendang telinganya, membuat Rena mengerutkan keningnya.

"Gue bersyukur si kalau diluar ga ada hantu, tapi di jam segini harusnya Malvin udah kesekolah kan?" bingung Rena, namun tak ayal dia beranjak dan membuka kan pintu.

Ceklek

Saat membuka pintu, mata Rena langsung terpaku dengan Mata pria dihadapan nya yang Rena yakini itu Malvin.

"Ekhem" deheman dari Malvin mampu membuat Rena mengerjapkan matanya. "Gilaa, ganteng amat anjing" batin Rena

"Kenapa?" ucap Rena yang berusaha untuk santai, meski jatungnya sudah berdisko ingin mengarungi berondong satu ini.

"Tolong pukul gue, supaya sadar bahwa tokoh fiksi ini adik tiri guee!"

"Gua kesiangan, mau berangkat bareng sama gua?" tanya Malvin, membuat wajah Rena menjadi datar.

Rena menurunkan pandangan nya, dan ternyata Malvin sudah sangat siap untuk berangkat kesekolah.

"Kesiangan apanya, parfum lu aja kecium nya disemprot dari jam 4pagi."

Become A Sister AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang