06

671 48 1
                                    

Apa yang harus anaira lakukan sekarang,dia terjebak dengan dua anak lelaki yang tidak dikenali nya di taman ini.

Kemana ayah nya pergi kenapa lama sekali,niatnya yang ingin jalan jalan bersama dengan Sang ayah tertunda karena sandero harus pergi ke toilet terlebih dahulu.

Anaira yang memang tidak bisa mendengar ucapan dari sandero berjalan disekitar situ sebentar dan kembali lagi ke tempat tadi sambil menunggu sandero kembali.

Tapi saat menunggu sang ayah tiba, tiba-tiba saja ada dua anak yang sepertinya seusia dengan nya tiba-tiba saja mendekat kearahnya dan duduk disamping kiri dan kanan anaira.

Anaira lihat sepertinya kedua anak ini kembar,muka mereka sangat mirip.

Kedua anak yang tidak anaira kenal itu terus menatap anaira dengan lekat tanpa mengalihkan tatapan tajam mereka.

Merasa sedikit risih anaira mencoba untuk menjauh dan mencari tempat duduk yang sekiranya sedikit jauh dengan kedua bocah itu.

Saat sudah menjaga jarak, kedua anak itu masih juga mengikuti anaira, dia merasa lelah jadi pasrah saja apa yang dilakukan oleh kedua anak itu. Saat duduk dengan diam anaira merasa jika kedua pipinya dipengangi, anaira yakin jika yang memegang pipinya ini pasti kedua anak yang tidak dia kenali.

" pipi kamu lembut." Ucap salah satu dari mereka.

" tau." Jawab anaira sedikit menepis tangan anak itu pelan.

Membiarkan mereka yang terus menerus menyentuh rambut dan pipinya, anaira berdiam diri menunggu Sandero yang tidak kunjung menampakkan diri sedari tadi.

Butuh waktu lima belas menit menunggu ditemani kedua bocah yang tidak dia kenali ini.

Dari arah depan sana terlihat dua pria dewasa tengah berjalan bersamaan dan salah satunya ada Sandero yang tengah membawa permen ditangannya.

Anaira yang melihat ayah nya, berdiri dari duduknya dan berlari memeluk kaki sang ayah.

Mengarahkan tangan didepan badan sang ayah, meminta permen yang ada di tangan Sandero.

Sandero yang melihat putrinya yang manis itu memberikan satu permen ketangan anaira dan sisanya memberi kedua bocah laki-laki yang menempeli anaira tadi.

Anaira dengan semangat tidak lupa senyum bahagia miliknya, membuka bukus permen rasa jeruk itu anaira melahapnya dengan perasaan senang.

" mau lagi." Minta anaira kepada Sandero.

"Nanti, sekarang kita pulang dulu ya?."

Mendengar itu anaira mengangguk dan sekarang sudah berada di dalam gendongan Sandero.

Dan kedua anak lelaki tadi juga mengikuti dari belakang tubuh Sandero.

Setelah sampai dirumah anaira melihat kakek dan nenek nya tengah berada di ruang keluarga dengan sebuah surat yang sudah tidak berbentuk lagi didepan kedua paruh baya itu.

Sandero menghampiri kedua orang tuanya dan anaira yang sedang kebingungan.

" Nak, keluarga Renggana ingin mengambil snaya."ucap kakek anaira dengan raut wajah menahan amarah.

"Setelah apa yang mereka lakukan terhadap isitriku dan sekarang ingin mengambil anak kami?." Kata Sandero kepada kedua orang tuanya.

Keluarga Renggana dari yang tertera dinovel nama keluarga itu tersemat di nama protagonis pria.

Ya, anaira akui semua keluarga Renggana itu sudah tidak waras pantas saja di masa depan nanti Raka akan menjadi seorang bajingan.

SnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang