1.

115 14 0
                                    


"Selamat pagi semua" teriak pemuda manis sambil membuka pintu dengan keras, dan teriakan itu membuat beberapa orang yang di dalamnya terkejut dan sudah tidak heran dengan siapa pelakunya.

"Tolong pelan saja buka pintunya, kalau rusak kita sekelas yang kena hukuman" ujar salah satu pemuda di dalam kelas itu.

"Wei Wuxian, bisakah kau tidak teriak setiap membuka pintu kelas? " ujar pemuda lain di kelas.
Sementara sang pelaku utama alias Wei Wuxian hanya tertawa sambil menuju ke tempat duduknya.

"Wah, ada makanan" serunya ruang setelah sampai di mejanya.

"Berhenti memakan sesuatu yang tidak jelas asalnya! " sahut pemuda di belakangnya Wei Wuxian.

"Aiya, A-Cheng, ini hanya permen" balas Wuxian merajuk.

"Ingat apa kata ibu" sahut pemuda itu, Jiang Cheng.

"Iya, iya. Paling juga ini dari penggemar rahasia Lan Zhan. Benarkan Lan Zhan? kata Wuxian sambil menoleh ke arah pemuda yang sedari tadi membaca buku dan tidak terpengaruh dengan tindakan Wuxian.

" Mn" sahut pemuda bernama Lan Zhan singkat.

"Nah kan" kata Wuxian sambil memasukkan satu bungkus coklat kecil ke dalam mulutnya lalu memandang berbagai hadiah di mejanya yang harusnya itu ada di meja teman sebelahnya, tapi selalu berakhir di mejanya. 

Wei Wuxian, pemuda yang kini tengah duduk di bangku SMA kelas 11 itu selalu heran dengan para fans Lan Zhan atau Lan Wangji, yang setiap hari selalu mengirim barang dan meletakkan di atas meja pemuda dingin dan irit bicara itu. Dan anehnya lagi, semua hadiah itu akan berpindah ke mejanya dan tentu saja akan membuat seorang Wei Wuxian yang doyan makan itu senang.

"Tuan Muda Kedua Lan, jika Anda tidak suka dengan hadiah-hadiah itu, tolong Anda buang saja, jangan memindahkan ke meja sepupuku itu" kata Jiang Cheng pada Lan Wangji. Namun, Wangji hanya balas menatapnya yang membuat Jiang Cheng menghela napasnya. Dia tahu, jika pemuda dingin dan irit bicara yang dipanggilnya Tuan Muda Kedua Lan itu menyukai Sang sepupu, tapi ada alasan lain mengapa Wei Wuxian tidak boleh terlalu banyak makan makanan tertentu.

"Tolong ingat pesan ibu, itu saja" kata Jiang Cheng final setelah melihat kedua pemuda berbeda ekspresi itu.

"Iya iya iya" sahut Wuxian, meski sejujurnya ia tidak ingat pesan bibinya itu yang mana, karena tadi pagi sebelum berangkat, bibinya mengucapkan banyak kata dengan awalan tidal boleh. 

Tak berapa lama bel masuk berbunyi, Wuxian segera memindahkan segala jenis makanan di atas meja ke dalam kardus yang sudah ada di dekat kursinya.

Pelajaran hari itu membuat seorang Wuxian terlihat bosan ditunjukkan dengan beberapa kali ia menguap atau menghembuskan nafasnya dengan kasar, yang membuat guru di depannya menahan amarah karena mendengar salah satu siswa "ajaib"-nya yang bosan.

Perlu diketahui, semua guru sudah hafal dengan peringai seorang Wei Wuxian. Tapi mau bagaimanapun mereka hanya bisa menerimanya, karena selain sifatnya yang super unik atau kalau meminjam bahasa Jiang Cheng, orang yang mulutnya bekerja lebih dulu ketimbang otaknya itu merupakan salah satu pemuda yang menyumbangkan segudang prestasi untuk sekolah di bidang akademik, selain Lan Wangji.
Jadi, para guru hanya berusaha memahami sifat "unik" dari murid "kesayangan" mereka itu.

... ....

Jam siang di sekolah.
Di sekolah Gusu High School ini, hanya melakukan pembelajaran dari pukul 9 sampai pukul 12 siang, lalu akan ada jam tidur siang, yakni pukul 12 sampai pukul 1 siang. Lalu 3 jam selanjutnya akan digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler atau jam diskusi atau belajar bersama. Dengan jam seperti itulah, sekolah itu melahirkan bibit-bibit unggul tidak hanya dalam bidang akademik tapi juga non-akademik.

"Gunakan waktunya untuk istirahat, bukan malah kluyuran" ucap Jiang Cheng mengingatkan.

"Aku tahu, aku hanya ingin ke loker untuk mengambil vitamin" jawab Wuxian.

"Mau ku temani?" tanya Wangji.

"Tidak perlu Lan Zhan" jawab Wuxian.

Wei Wuxian langsung perdi menuju loker miliknya untuk mengambil cadangan vitamin yang ia simpan di sana. Ada alasan mengapa Wei Wuxian tidak mau ditemani, ada sesuatu yang tidak ingin Wei Wuxian tunjukkan pada Lan Wangji dan sepupunya Jiang Cheng.

"Hah, lagi-lagi seperti ini" gerutu Wei Wuxian setelah melihat lokernya penuh dengan sampah dan membuat lokernya kotor. Mau tidak mau Wei Wuxian harus membersihkannya terlebih dahulu.

Wei Wuxian memilih diam mendapat perlakuan seperti itu, baginya jika tindakan bully yang didapatnya tidak ke fisik, ia memilih diam.

"Jika saja tubuh ini tidak lemah, akan ku balas dengan lembut" gumam Wei Wuxian lalu membersihkan lokernya.

Di tempat lain tak jauh dari tempat Wei Wuxian ada beberapa orang yang melihat dengan senyum mengejeknya, dan di tempat lebih tersembunyi ada seorang pemuda yang mengawasi sekelompok orang itu dan seorang yang tengah membersihkan lokernya.

"Tindakan kalian semakin berani, awas saja, akan kubalas kalian lebih menyakitkan jika sampai terjadi sesuatu dengan gege" gumam pemuda misterius itu sambil terus mengawasi sekelompok orang itu dan Wei Wuxian.

TBC

------+-----

Bagian 1 update

Haloo gaessss
Update sedikit dulu ya...
Sengaja bikin pendek, karena baru pengenalan.

Perlu diperhatikan ya!!!
Cerita ini nanti mungkin gak akan banyak panjang atau banyak chapter ya. Mengingat dari garis beras yang sudah diberikan padaku dan ending yang dibuatnya, kayaknya gak bakalan banyak chapter.
Tapi juga lihat antusias para reader juga sih, mungkin bisa jadi ku buat alur cepat seperti biasa atau alur lambat dengan ending yang sama dan ada lanjutan atau ending berbeda.

Oke, sekian dulu untuk chapter ini.

Silahkan tinggalkan vote dan komentatnya.

UPDATE mungkin bisa sebulan sekali, bisa juga 2 minggu sekali, atau malah seminggu sekali.

TERGANTUNG KESIBUKAN SAYA DI RL YA, karena bersamaan dengan laporan-laporan yang perlu saya kerjakan dengan deadline yang mepet juga.

Thanks buat yang menunggu.
See yaa 😘😘

Wng, 04.02.2024
With love
Akira Kim

IMMORTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang