Bab 5 : The Mystery Of The Rotting Corpse

288 13 0
                                    

Di sebuah kawasan kumuh di belakang sebuah pabrik garmen, seorang pemilik rusun melaporkan salah satu penghuni kamar yang di ketahui selama 5 hari terakhir tak keluar dari tempat tinggalnya. Dan pengakuan beberapa tetangga kamar yang mencium bau busuk, membuat sang pemilik rusun pun memutuskan menelpon beberapa polisi untuk memeriksanya.

"Detektif Yoshi, sebelah sini !" Pekik salah satu anggota kepolisian yang baru saja keluar dari sebuah kamar. Memanggil sosok namja berdarah campuran Jepang-Korea yang menjabat sebagai seorang detektif kepolisian.

Dan seseorang yang dipanggil detektif itu pun lekas melangkahkan kaki menuju kamar, dan cukup terkejut dengan penemuan seonggok mayat lelaki paruh baya dengan kondisi kaki dan tangan yang telah membusuk, bahkan beberapa bagian lengannya berlubang.

"Jeno-ssi, lihat mulutnya." Ucap sang detektif sembari mencoba membuka mulut yang telah menutup kaku dan berlumuran darah di sekelilingnya.

Melihat sang detektif sedikit kesulitan untuk membuka mulut sang mayat, sosok bernama Jeno itu pun keluar dari kamar, mengambil sebuah sendok dari atas meja makan yang berada tak jauh dari kamar sang mayat.

"Biarkan aku saja, detektif." Ucap Jeno yang mulai menggunakan sendok di tangannya untuk membuka mulut sang mayat. Dan begitu mulut itu terbuka, Yoshi dan Jeno pun saling menatap dengan penuh keterkejutan.

Dengan perlahan, sang detektif menggunakan pinset yang ia bawa dan mengambil sesuatu dari dalam mulut sang mayat yang ia duga adalah bagian lengan yang sudah membusuk.

"Bagaimana bisa dia memakan lengannya sendiri." Celetuk Jeno sembari menutup mulut dan hidungnya, berusaha sekuat tenaga menahan mual diperutnya.

"Sepertinya kaki dan lengannya sudah lebih dulu membusuk sejak sebelum dia mati." Tebak sang detektif.

"Detektif, Ini mayat kedua yang kita temukan mati dalam keadaan membusuk dan memakan bagian tubuh mereka sendiri. Mungkinkah keduanya berhubungan ?"tanya Sang polisi lebih lanjut pada sang detektif.

"Tapi wilayah kematian keduanya terpaut jarak yang begitu jauh, dan lagipula, mayat pertama adalah seorang kuli bangunan, sedangkan dia, dia adalah seorang pegawai pabrik. Sedikit kemungkinan mereka bisa saling mengenal." Balas Sang detektif yang hanya dibalas keterdiaman oleh sang polisi.

"Jeno, bawa tubuhnya untuk di otopsi, minta dokter Seo untuk memeriksa DNAnya juga. Kita harus cari tahu siapa keluarganya. Dan mayat pertama yang kita temukan, sudah ada hasil otopsinya ?" Tanya Sang detektif polisi pada salah satu anggotanya itu.

"Dokter Seo meminta kita untuk datang setelah jam makan siang, Detektif." Balas Jeno yang diangguki oleh sang detektif.

Setelahnya, bersama dengan anggota kepolisian yang lain, keduanya mengevakuasi mayat yang baru saja mereka temukan dan membawa beberapa benda untuk dijadikan barang bukti.

*****

Blue House, Istana Presiden Korea Selatan

Brak /

"Sudah kukatakan aku tidak ingin belajar, aku tidak mau diajari oleh guru mana pun, aku hanya ingin bermain denganmu Haruto Oppa."Rengek seorang yeoja yang kini mulai bergelayut manja di lengan Haruto. Padahal apa yang baru saja ia lakukan disaksikan oleh sang Appa dan sang Eomma serta beberpa pengawal presiden, namun sepertinya sosok dewasa muda itu sama sekali tak memiliki malu.

"Wonyoung-ah, Haruto oppa akan fokus untuk menjagamu, dan untuk urusan akademikmu di kampus akan diajari oleh guru baru yang sudah Appa pilihkan. Titik." ucap sang Appa pada sang anak.

"Guru baru lagi ? Dia pasti tidak akan lama." Balas Wonyoung yang telah kembali duduk di kursinya dengan tangan terlipat di depan dada.

"Anii, kali ini guru yang Appa pilihkan sangat berpengalaman untuk menangani anak yang malas belajar sepertimu. Dia juga sangat pintar karena telah mencapai gelar Doktornya." Timpal sang Eomma yang tentu saja membuat sang anak bertanya-tanya.

DARKLIGHT || JEONGJAE (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang