Part 5 kita berbicara

9 2 0
                                    

Akhir acara demi acara sudah terlaksana,
Dihari ke 2 kita diharuskan untuk tidur di kelas, dikarenakan saat siang tadi hujan turun tanpa henti hingga membuat tenda kita kotor dan tidak bisa kita tempati.

Saat itu para murid memutuskan untuk menata barang bawaan mereka di kelas masing masing.

Saat itu Imas dan teman sekelasnya juga memutuskan untuk masuk ke kelas mereka, dan mereka membuat sekat dengan bangku untuk memisahkan anak putra dan putri agar tidak bercampur tidurnya nanti malam.

Setelah menunaikan sholat magrib bersama yang dilaksanakan di masjid sekolah, banyak murid murid yang disambangi oleh para orang tua mereka, termasuk para teman teman Imas.
Tapi ada juga yang tidak disambangi orang tuanya, termasuk Imas dan Aqila.

Padahal baru 1 hari ya gk ketemu ibu sama bapak kok kangen aku, iri lihat mereka yang di sambangi orang tuanya."celoteh Aqila, saat melihat para murid yang sedang disambangi orang tuanya."

Halah besok juga mereka datang kan, besok malam puncak, mereka akan kesini nonton pentas kita nanti toh aku juga kan enggak disambangi orang tua sama kayak kamu."timpal Imas."

Tak beberapa lama, tiba tiba Imas dan Aqila yang sedang berbincang didalam kelasnya dihampir oleh teman laki laki sekelasnya yang bernama Shaqi.
Dia adalah teman sekelasnya Imas dan Aqila yang terkenal sangat famous dikalangan para guru dan murid di sekolahku.
Karena tidak hanya pintar paras dia juga terkenal tampan dan tidak sedikit teman perempuan sekelas ku banyak yang menaruh rasa kepada dia.

Sebenarnya aku dan dia selama ini tidak pernah saling bertegur sapa secara langsung, karena notabennya aku sendiri seorang tertutup dan pendiam, hanya orang orang tertentu yang ku aja bermain.
Kita hanya saling mengenal karena kita teman sekelas, tanpa pernah saling berbicara atau sekedar saling menyapa.

Tiba tiba Shaqi menghampiriku dan Aqila, lalu menyodorkan sebungkus roti kering yang dibawakan ibunya kepada kami.

Mau?"tanya Shaqi sambil menyodorkan sebungkus roti kering."

Haaahh, ohh ya Terimakasih."Jawabku gugup."

Ambil aja gapapa, kita makan bareng."Timpal Shaqi, karena melihatku yang tak kunjung menerima pemberiannya.

Makasih ya qi rotinya."jawab Aqila, yang langsung mengambil roti kering itu dan melahapnya.

Iya sama sama, kalian kenapa berduaan sendiri di kelas, emangnya enggak mau gabung sama yang lainnya."Tanya Shaqi sambil memakan roti keringnya.

Enggak soalnya aku capek mau istirahat disini aja."jawabku sambil iku mengambil roti keringnya ragu.

Ohh ya udah, jangan capek capek ya besok kita tampil, ya udah aku keluar dulu ibuku mau pamit pulang."Ucap Shaqi sambil meninggalkan kami.

Itulah pertama kalinya aku dan dia berbicara secara langsung, dan itu membuat hatiku berdebar tidak karuan.
Entahlah, apa mungkin karena aku yang tidak terbiasa berbicara dengan orang yang tidak terlalu ku kenal atau  yang lainnya, aku tidak tau.

(Benih benih cinta sedang bersemi ceritanya wkwk).

BUKAN TAKDIRKU_(Shaqi Ku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang