kesempatan.

97 6 1
                                    

💭💭

Tidak ada apapun yang terjadi setelah ku mengangkat telpon tersebut, jujur aneh karena kalau tidak ada yang mengambilnya tidak mungkin handphonenya menghidupkan tombol telepon sendiri tanpa ada orang lain.

Aahh! Aku bingung.. entahlah sepertinya lebih baik aku melupakan hal tersebut dan mulai belajar, besok akan diadakan UAS..

Aku berjalan menuju meja belajarku dan mulai menghidupkan tablet ku. Mulai menyetel timer pada handphone dan menggunakan tablet untuk mencari informasi dan belajar.

Beberapa jam berlalu dan aku memutuskan untuk berhenti, terlalu banyak belajar juga tidak baik kan? Handphoneku bergetar, sebuah notifikasi dari seseorang muncul..

Kevin..

Ahh anak itu? Pasti dia hanya ingin menanyakan kabar..

Oh dia meminta tolong, hehe ini bagus karena aku bisa memamerkan otot-otot ku wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh dia meminta tolong, hehe ini bagus karena aku bisa memamerkan otot-otot ku wkwkw. Aku harus berhenti menyombongkan otot ku yang tak seberapa itu.. banyak yang lebih baik dari ku.

Ku berjalan beberapa km menuju rumahnya, sangat dekat bahkan jika aku merangkak akan tetap sampai dengan cepat hehe.

Ku ketuk pintu rumahnya sebanyak tiga kali, ia membuka pintunya dan tersenyum ramah. "Masuk kak.." ucapnya, mempersilahkan aku masuk dan menunjukkan barang apa yang dia maksud. Dan memang barang tersebut lumayan berat.

"Dapurnya bagus, suka masak ya?" Dapurnya memang tertata rapi dan lengkap sangat berbeda jauh dengan rumahku yang apa adanya, bahkan rumahku sangat mirip dengan gudang wkwkw..

Ia menganggukkan kepalanya dengan malu-malu, haha aku yakin dia malu karena ku puji! "Ahh iya, aku suka bikin kue dan apapun yang manis.."

Aku tersenyum dan mengangguk, masih sibuk menaruh barang sambil berbicara, "duh, si manis suka bikin yang manis-manis.. apa gak diabetes tuh yang makan?" Entah ini disebut gombalan atau pujian intinya aku hanya ingin melihat dirinya blushing~

Ia hanya tersenyum kecil, pipinya sedikit memerah.. ahh aku berhasil! "Kak.. jangan gituu ihh Kevin malu ahh~" balasnya dengan suara yang bisa dibilang, kesal, manja, dan juga malu di waktu yang bersamaan. Aku bisa melihat dirinya merasa geli sesaat ia berkata seperti itu..

"Bisa aja dekk," aku tertawa puas namun juga geli dalam waktu yang sama, mengapa aku mengatakan hal seperti itu? Aku melihat ke arah dapur sekali lagi dan menyadari 2 botol wine yang berada di atas counter. "Kamu punya wine? Itu beli apa buat?"

Ia melihat kearah botol miliknya dan tersenyum "aku beli ini dari temennya papa kandung aku." Ia menjawab dengan senyuman tipis "aku punya papa tiri dan aku gak suka sama dia, makanya aku bilang ke mereka kalau aku mau hidup sendiri.."

Aku menganggukkan kepala, aku paham rasanya tinggal dengan seseorang yang kita benci. "Ahh jadi kamu mau kabur berkedok pengen hidup mandiri gitu ya? Hehe kalo kamu kesepian panggil gw aj" ucapku dengan senyuman, setelah selesai merapikan ia mengajakku ke dapurnya.

"Ahh makasih udah nolong.." ia tersenyum dengan manis sembari memainkan rambutnya dengan malu-malu.

"You're welcome. boleh stay disini sebentar lagi gak? Pengen main aja Ama adek~" ia menganggukkan kepalanya, sepertinya ia senang dengan apa yang baru saja ku katakan.

Kami duduk di sofa dan menyalakan PS 5 yang berada di sana, kami memainkan beberapa permainan dengan asyik..

23:35.

Ah sial, kami lupa waktu. Kebetulan di sini lampu sangat sedikit jadi saat malam tiba banyak jalanan yang gelap, lampu di rumah-rumah juga kebanyakan redup jadi tetap terlihat gelap.

"Kak, kemaleman nih.. mending Kaka nginep aja terus besok langsung pulang." Ia menyeringai, entah apa yang ia pikirkan namun tatapan nya sangat mencurigakan tapi hey, aku juga pasti akan seperti dia jika  aku mendapatkan kesempatan seperti ini wkwkw..

"Iya sih, kalo malem banyak bocil-bocil narkoboy, dan begal daripada dibacok mending gw di sini aja dah.." Balasku, aku menarik nafas dan membuang nya perlahan. Aku melihat kearahnya, jadi ini Kevin kuota malam? Beda banget hehe..

"Kak, mau main gak?" Fuck, pikiran ku terlalu kotor.. dia hanya bertanya apakah aku mau main atau tidak. Aku terkekeh dan senyum.

"Mau dong, main apa? Aku bisa semua jenis permainan kecuali Uno." Aku tersenyum dan menyandarkan tanganku di senderan (?) Sofa.

"Hehe, truth or dare aja.." waduh permainan seperti ini pada malam hari? Fak kata gue teh. Kevin melepaskan Hoodienya, dia menggunakan kaos yang lumayan ketat dan memperlihatkan pinggangnya yang ramping. Shit men, spek gitar spanyol cuy~

"Workoutnya apa dek?" Aku tertawa pelan, suaraku menjadi rendah dan sedikit serak setiap malam terutama saat aku saat ingin tidur tau baru bangun tidur. Dia hanya membalasku dengan terkekeh, fuck Kevin kuota malam emang the best!

Namanya saja Kevin tapi mukanya Benar-benar seperti cewe wkwk

"Aku yang mulai ya? Truth or dare?" Wihh dia yang mulai, pelan-pelan aja pak sopir~ mukanya mencurigakan kalau aku jawab truth pasti pertanyaannya aneh kalau aku jawab dare pasti permintaannya juga aneh.

Sempat berfikir beberapa lama sebelum akhirnya menjawab, "truth." Entah apa yang akan dia tanyakan. Aku pasrah dengannya..

"Ah jadi pertanyaannya.."






To be continued..



Live, Love, Laugh, And Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang