018

1 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

18

Setelah selesai mandi Jena mengeringkan rambutnya sambil berjalan menuju jendela kaca yang terlihat kolam renang di depan sana.

Jena juga merindukan kolam renang itu setiap kali pulang sekolah dia akan berenang disana bersama lani, bibir cewek itu terangkat ketika mengingat memori indah bersama lani di sana.

Senyuman manis itu menghilang kala ia melihat seorang laki-laki yang sangat ia kenali tubuh serta wajah nya, Jena mengerjap ngerjapkan kelopak matanya berusaha menyakinkan apa yang ia lihat itu adalah benar.

Jena sangat yakin jika yang ia lihat tadi adalah juan, berdiri di samping kolam renang miliknya, dengan menggunakan pakaian jas berwarna hitam, Jena pun tidak tau itu benar atau hanya khayalan nya saja.

Sebab saat ini laki-laki itu tidak ada lagi di sana, Jena yakin kalau tadi dia benar-benar melihat juan disana tapi belum ada hitungan detik cowok itu sudah menghilang layaknya debuh yang terhembus angin. Mungkin dia hanya terlalu memikirkan juan sampai-sampai ia membayangkan jika juan ada di rumahnya.

Dari pada jena stres memikirkan juan jena memilih untuk turun kebawah, mungkin jika bersama mama dan lani Jena bisa melupakan kejadian tadi.

Langkah demi langkah ia jalani, secara perlahan Jena menuruni anak tangga yang akan membawanya turun ke bawah, ketika sudah berada di bawah ia melihat mama serta kakaknya memasak di dapur.

" Hai ma " sapa Jena mendekati mamanya yang berada di dapur.

" loh kok gak istirahat sayang "

" mau bantu mama masak aja "

" gak perlu kan udah ada buk aidah sama kakak kamu, kamu istirahat aja ya "

" tapi Jena mau bantu ma " mintanya

" istirahat aja dulu kan kamu baru sampai pasti capek di perjalanan, istirahat aja dulu ya sayang " bujuk maya agar Jena mau untuk beristirahat.

Maya takut kalau Jena tidak beristirahat sebentar jena akan sakit karena kecapean maya tidak mau itu terjadi.

Dengan berat hati Jena pun mau menuruti perkataan mamanya, dia pun kembali menuju kamarnya dan berbaring diatas kasur miliknya dan menutup matanya yang membuatnya tanpa sadar terbawah ke alam mimpi.

" aku mencintai mu "

Jena langsung membuka kedua matanya ketika bermimpi juan mengatakan cinta pada dirinya, jantungnya berdetak begitu kencang seakan mimpi itu adalah mimpi terburuk yang pernah ia alami.

Ia menoleh pada erloji yang melekat pada lengan kirinya dan melihat sudah jam setengah enam sore.

Jena terkejut ternyata sudah tiga jam ia tertidur padahal ia merasa baru saja menutup matanya dan terbuka saat juan mengatakan cinta padanya.

Jena yang takut semakin memikirkan juan memilih untuk turun ke bawah, saat turun ia melihat sriwijaya duduk di sofa sambil menonton di sana,

"Pa" sapanya dan jalan menghampiri papanya.

" sayang, gimana istirahat kamu, badan kamu udah mendingan ? " tanya nya.

Jena mengerutkan keningnya " emangnya badan aku kenapa pa? "

" kata mama kamu badan kamu sakit jadi gak bisa di ganggu makanya papa gak bangunin kamu pas tau kamu udah pulang " Jena tertawa.

" kenapa ketawa? " tanya papanya heran.

" badan Jena baik-baik aja pa, gak ada masalahnya, mama bohong sama papa "

" mama sengaja supaya kamu gak ganggu tidur Jena, dia kan baru tidur masa kamu bangunin lagi " ucap mamanya yang berada di meja makan yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka.

Jena memeluk papanya, dia juga sangat merindukan cinta pertamanya itu.

" papa sehat kan? " tanya Jena takut jika penyakit papanya kambuh lagi.

" papa sehat kok, kan mama sama kakka kamu jagain papa " ucapnya menggoda maya istrinya.

" jen kamu mandi dulu siap itu kita makan " ucap mamanya yang langsung di turuti oleh jena.

Sebelum mandi jena menelpon ravin terlebih dahulu menanyakan apakah cowok itu sudah makan atau belum.

" kami udah makan? " tanya jena sambil duduk di pinggir kasur miliknya.

" baru aja siap masak, ini mau makan, kamu udah makan? "

" aku mau jadi dulu baru makan sama mama dan papa, kaka juga "

" yaudah kita sambung nanti lagi ya kamu jadi dulu "

" oke bey " belum sempat mendengar jawaban dri ravin jena langsung mematikan sambungan telepon itu membuat ravin tersenyum sambil menatap layar ponsel miliknya.

" I love you " satu kalimat itu yang sangat tidak ingin ravin utarakan pada jena.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang