𝗠obil sedan itu kini telah melaju cepat di jalanan yang ramai, di kawal oleh 2 mobil hitam lainya di belakang, "Apakah kalian sudah menemukan orang yang mengantar ku ke puskesmas?." Tanya Mazen yang menatap jalanan yang penuh dengan pengendara di luar.
"Maaf tuan tapi kami belum bisa memastikan bahwa dia adalah orang yang anda temui," Ujar salah satu dari mereka yang sedang menyetir. Mazen tidak membalas hanya menatap jalanan dan langit malam itu. Mengingat-ingat kejadian kemarin, dan mencoba mengingat wajah lelaki yang ia temui. Suaranya yang lembut, sentuhan nya yang nyaman, tapi sayang ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Dari arah belakang terdengar suara decitan ban mobil yang di paksa untuk berhenti. Kedua mobil yang mengawal mobil Mazen telah di serang, mobil itu oleng dan menabrak pembatas jalan, dari arah belakang segerombolan sepeda motor mengejar mobil yang di kendarai oleh Mazen mencoba menghindari tembakan dari pistol yang mereka bawa.
Mobil itu semakin cepat melaju, juga para pemotor yang mengikuti mereka. Mobil mereka berhenti di depan gang yang sempit, Mazen keluar dari mobilnya di ikuti oleh 1 pengawalnya, "Kalian berdua tahan mereka, saya akan membawa Tuan ke tempat aman," Ujarnya menarik tangan Mazen kabur dari sana.
Terdengar suara tembakan dan ban yang di rem dengan sangat keras, hingga membuat suara decitan yang keras.
Mazen memasuki gang itu, bau sampah dan penuh dengan tikus liar yang kelaparan berlarian ketika melihat Mereka berdua berjalan masuk.
Mereka keluar dari gang yang dihimpit oleh rumah-rumah, yang mengarah pada jalan raya yang sepi. Terdengar sebuah suara sepeda motor yang berhenti dari arah kiri mereka, 2 orang di atas motor langsung turun dan mengarahkan pistol mereka pada Mazen, pengawal di samping Mazen segera menembak salah satu dari mereka, dan menarik Mazen menjauh dari sana.
Mereka berlari memasuki parkiran mobil di bawah tanah, "Tuan ke sini," Panggilnya menarik Mazen bersembunyi di balik mobil, terdengar suara tembakan dari arah jalan masuk mereka, "Danel panggil yang lain," Titah Mazen yang mengatur nafasnya, segera Danel menelfon yang lainnya untuk datang ke Mari dengan cepat.
"Mazen!!. Kemari jangan bersembunyi!!." Seorang di sana berteriak nama Mazen untuk keluar.
Suara mobil berhenti di jalan mereka masuk, segera orang-orang di dalamnya keluar dan langsung menembak para suruhan Ghalif. Suara decitan motor di sana juga terdengar, semakin banyak orang di sini, seorang menghampiri keduanya yang tengah bersembunyi, "Tuan, anda tidak apa-apa?." Tanya orang itu panik.
Mazen dan Danel mengangguk, terdengar suara tembakan di sana semakin menggila, "Han!. Kita alihkan mereka, dan biarkan Tuan pergi," Ujar Danel di balas anggukan faham oleh Han, "tuan, anda segera pergi dari sini," Ucap Danel, setelah itu Mazen berlari menjauh dari area diikuti oleh Danel dan Han di belakangnya dan mulai menembak orang-orang yang datang.
Mazen berlari keluar dari tempat parkiran bawah tanah, mengarah pada jalan raya yang agak ramai pengguna, dari arah kirinya 3 motor berjalan beriringan, Mazen segera berlari ketika tau siapa mereka, satu tembakan melayang mengarah ke lengan kanan Mazen, "Ahk!!." Pekiknya memegangi lengannya.
Seorang laki-laki berjalan dengan santainya sambil memainkan handphone nya dan menenteng tas belanjaan. Mazen mencoba berlari sekuat tenaganya menahan pendarahan di lengannya, dia menoleh ke kanan ke kiri mencari bantuan, dan melihat ke depan seorang dengan santainya berjalan di pinggir jalan tanpa menoleh kemanapun sedikitpun.
Mazen berlari ke arahnya, menyeretnya pada gang sempit yang gelap mengekang orang itu di tembok dan menutup mulutnya menggunakan tangannya agar orang itu tidak bersuara, Mazen menahan rasa sakit di lengannya beberapa waktu.
Hingga suara sepeda motor itu pergi, meninggalkan mereka berdua di dalam gang itu.
Tatapan mata tidak bisa di elakkan dari keduanya yang kini terpaku satu sama lain, Mazen memindai wajah seorang di hadapannya sungguh perawakan yang imut tapi juga gagah. Dapat Mazen cium aroma yang khas dari orang itu bau vanilla yang harum. Juga dengan surai hitamnya yang membuat orang itu semakin imut. Dan netra coklat Mazen yang memandang dirinya tanpa henti beberapa waktu.
Hingga orang di hadapannya mendorong Mazen pergi dari hadapannya dan segera berlari keluar dari gang itu.
Mazen terpaku di sana, menyenderkan dirinya pada tembok bangunan dingin di sampingnya, Mazen mengingat wajah orang itu lalu duduk menatap ke atas. Rasanya seperti elang yang mendapatkan mangsanya setelah penantian panjang.
Beberapa waktu berselang, beberapa mobil sedan hitam berhenti di dekat gang, yang setelah itu beberapa orang berdatangan. "Tuan, anda tidak apa-apa?." Tanya Danel yang turun dari mobilnya, Mazen hanya menganggukkan kepalanya, dengan tangannya yang masih memegangi lengannya.
Mazen menyeringai seram, menunjukkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi, membuat pengawal lainnya bergidik. "Aku menemukannya," gumamnya mengusap bibirnya.
Mazen berdiri, segera para orang yang mengelilingi Mazen menunduk dan memberikan dirinya jalan, lalu Mazen memasuki salah satu mobil dengan pintu yang terbuka dan duduk di kursi sambil mengingat wajah orang di gang itu dan menghembuskan nafasnya pelan.
Orang-orang di luar segera masuk ke dalam mobil, dan pergi dari sana.
○Bersambung○
Thanks for Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Medicus ||BL|| On Going
ActionPada jeruji besi penjara dia memegangi telapak tangan seorang di dalam, "Aku tidak menyangka paman," Ucapnya meneteskan air matanya. Zoelva Arkana Vandre, tidak sengaja bertemu dengan seorang yang tergeletak di jalanan yang sepi malam itu, "Mas?."...