05

15.9K 1.2K 52
                                    

Jeno dapat melihat bahwa mata indah renjun perlahan terpejam. Ia bersorak dalam hati, akhirnya renjun tidak melawan ketika ia akan menciumnya.

Dengan lembut pula, ia meraih rahang kecil renjun. Menyapukan bibir merah muda merekah Itu dengan lidahnya. Bibir bawah Si manis mulai jeno lumat bergantian dengan bibir atasnya. Karna renjun tak kunjung membuka mulutnya, jeno menggigit kecil bibir manis itu hingga renjun mengaduh. Tak menyiakan kesempatan, Lidah jeno dengan Lihai masuk kedalam mulut hangat renjun. Mengajak Lidah si submisive menari, membelitnya dengan ahli.

Tangan renjun semakin kuat meremas baju si dominan. Kenapa jeno begitu Lihai dalam berciuman, renjun sampai susah menahan suara yang ingin keluar dari dirinya. Ia berusaha menapik Kalau ciuman jeno memang menyisakan sedikit rasa nikmat. Mungkin karena kali ini ia tak memberontak, mungkin juga karna jeno melakukannya dengan lembut.

"Mmhh. . ." renjun tanpa sadar sedikit Mengerang, matanya langsung terbelalak karna terkejut dengan kelakuannya sendiri. Namun Sial seribu sial, ia malah dihadapkan dengan jeno yang menyeringai dengan bibir yang masih memangut dalam mulutnya.

Dalam jarak sedekat ini, jeno dapat melihat tatapan renjun yang mulai sayu, juga wajahnya yang kini seperti tomat matang. Jeno mengakhiri ciuman nya dengan menghisapnya lembut Bibir bawah renjun. Karna Sejujurnya, ia mulai Tidak tahan melihat ekspresi yang renjun Keluarkan dengan rona merah di pipinya yang begitu kentara, dalam jarak dekat pandangannya.

Saliva yang sedikit mengotori dagu renjun Jeno hapus dengan Jempolnya. ia menarik wajah renjun yang akan menunduk, jeno dapat menebak bahwa renjun ingin menyembunyikan rona di wajahnya karena malu. Tapi tentu saja jeno tidak akan membiarkan itu. Tidak disaat ia pertama kali melihat renjun merona untuknya. "Kau menikmati ciumannya Ternyata" goda jeno.

Wajah renjun semakin memerah "aku tidak!" jeritnya.

Jeno terkekeh melihat bagaimana wajah renjun kini sepenuhnya merah sampai ketelinganya. Tangan kecil itu ia genggam. Membawanya berjalan ke lorong-lorong yang terlihat mewah. Jeno masuk kedalam salah satu ruangan Dengan renjun disampingnya. Ruangan yang luas dengan berbagai macam alat olahraga.

Hari ini, jeno akan melatih fisiknya saja dikarenakan ia membawa renjun. Ia butuh teman berlatih jika ingin mengasah kemampuan judonya. Karna renjun disini, ia tak ingin memanggil yang lain, mungkin saja si mungil tak nyaman. Dipaling ujung, menghadap langsung ke arah dinding kaca yang menampilkan view kota seoul dari atas, terdapat sofa juga meja yang terlihat nyaman. Jeno membawa renjun kesana dan meletakkan makanan yang ia beli "duduk disini dan makan ini, aku akan berolahraga sebentar, kau bisa tidur setelahnya jika mengantuk, sofa ini cukup empuk" renjun mengangguk. Namun ia tak menyangka jeno sampai membuka semua makanan itu dan menyajikannya untuk dirinya. Kenapa jeno baik sekali hari ini? Itu membuat renjun bingung sekaligus bersyukur.

"Habiskan Semuanya, Setelah itu minum obatmu" ujar jeno sekilas.

Renjun mendongak, menatap jeno yang berdiri menjulang tinggi didepannya "terimakasih, jeno" si dominan mengangguk, berlalu dari sana.

Renjun mulai melahap makanannya, makanan yang jeno beli cukup banyak untuk dimakan sendiri, renjun tak yakin bisa menghabiskannya sendiri. Ia menoleh ke arah jeno, namun pemandangan yang ia lihat membuatnya kembali membuang mukanya kearah lain. Kenapa jeno membuka bajunya disatu ruangan yang tak terhalang apapun dengannya, menyebalkan. Untung saja jeno sudah mengganti celananya tadi ditoilet. Lalu kenapa tidak sekalian dengan Baju saja? renjun jadi pusing memikirkannya.

Walau sekilas, renjun dapat melihat kalau tubuh jeno itu benar-benar terbentuk sempurna. Seperti bukan tubuh remaja saja. Perutnya terlihat sangat keras, juga lengannya yang kokoh. Melihat tubuh jeno membuat pipi renjun bersemu entah kenapa.

Renjun memilih abai, ia memakan makanan nya dengan lahap. Setelah makan renjun memainkan ponselnya dengan sesekali menoleh untuk mengamati jeno yang sibuk berolah raga. Lagi-lagi, renjun memperhatikan tubuh jeno. Si dominan yang sedang bergelut dengan alat-alat olahraga itu cukup menarik perhatian renjun yang mulai kebosanan. Di samping itu, renjun sedikit iri dengan jeno yang memiliki hidup begitu sempurna.

Bibirnya tanpa sadar mencurut, dalam hati kecilnya renjun juga ingin menikmati masa mudanya seperti Jeno. Bersenang-senang, melakukan hobi nya dengan leluasa, dan hal lainnya. Namun renjun malah dihadapi dengan dunia yang Sejujurnya tak ia inginkan. Tidak satu Hari pun renjun bisa bermain bersama teman-temannya dengan bebas. Ia harus bekerja parah waktu untuk kehidupannya sendiri karna tak mungkin bagi renjun untuk meminta uang kepada lena. Karena itu pula, renjun tak mempunyai teman. Ia terlalu sibuk dengan dunia nya sendiri.

"Huh. . . aku kan juga ingin. . ." ia melirih tanpa sadar, pandangan nya ia bawa kepada dinding kaca transparan. Menatap gedung-gedung tinggi Di baik kaca itu seolah hal yang menarik. Kepalanya ia sandarkan kepada sofa. Perlahan mata cantik itu terpejam. Renjun melupakan obat nya.

Satu jam berlalu, Jeno baru menyadari bahwa renjun tertidur dengan posisi duduk yang pastinya tidak akan nyaman untuk tubuh anak itu. Ia berjalan menghampiri renjun. "Kenapa kau begitu abai terhadap dirimu sendiri" dengan pelan Jeno merebahkan kepala renjun ke atas bantal, membenarkan posisi tidur si manis agar nyaman. Karna sepertinya Jeno harus melanjutkan kegiatannya.

Pandangannya jatuh ke atas meja, banyak sekali makanan yang masih tersisa, bahkan obat yang masih tersegel. Jeno berdecak kesal, kenapa renjun sama sekali tak peduli kepada dirinya sendiri.

Jeno berjongkok dihadapan renjun yang tertidur pulas. Wajah mungil itu, tampak begitu polos dengan mata Cantik nya yang terpejam. Ditambah pipi gembil nya yang terjepit dengan bantal, membuat bibir kecintaan lee Jeno itu mencurut.

Tanpa sadar kurva Si dominan tertarik, ternyata renjun memang cukup manis.











"Lagi pula, tidak ada salahnya bukan aku menyukaimu?"














Bsok lanjut lgii, udh ngantukkk. Babayyyy 😋😋😋🙌

Mon maaf kalau ada typo dan kata tidak pas, jangan lupa voment

Triste' || Noren [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang