Mean & Plan terjerat cinta mafia kejam 2

prolog

Heppy reading🥰🥰

Warning taypo ya😉

Ini kisah tentang mean dan plan ya, tapi tentang aja Perth dan saint tetap ada kok di cerita ini🥰

Buat yg bingung sama alur cerita ini, silakan baca yg TERJERAT CINTA MAFIA KEJAM terlebih dahulu 😉

Kuyy kita lanjut cerita nya.

"Apa kabar, Rathavit?" Suara berat seorang pria terdengar begitu menakutkan bagi seorang pemuda.

Sepasang netranya membulat penuh, seluruh tubuhnya terasa gemetar. la hampir tak percaya pada penglihatannya sendiri. Bagaimana mungkin lelaki kejam yang merupakan mantan suaminya itu dapat melarikan diri dari sel tahanan. Lelaki itu bahkan baru beberapa hari lalu resmi ditahan akibat kejahatan yang dilakukannya.

"Ka-Kau?" Pemuda itu perlahan mundur beberapa langkah. Ingin berlari, namun rasanya kedua kakinya terpaku di sana. la melirik ke sana kemari, namun tidak ada seorang pun yang dapat dimintai tolong. Malam sudah cukup larut, sehingga tak ada yang melintas di sekitar jalan itu.

Plan, begitu sapaan akrab bagi pria manis nan cantik bernama plan  itu. Di depannya adalah seorang mantan mafia kejam yang menikahinya beberapa tahun lalu hanya karena ingin balas dendam. Medthanan, hanya tahu cara menyiksa dan memukuli plan di setiap harinya. Tidak peduli walaupun istrinya kala itu hanyalah seorang pemuda remaja polos berusia 17tahun.

"Apa kau pikir bisa lolos dariku begitu saja?" Laki-laki itu maju beberapa langkah, lalu mencengkram pergelangan tangan plan.

"Tidak! Aku mohon lepaskan aku! Kau sudah menceraikan aku, kau tidak punya hak lagi atas diriku!" ucap plan seraya berusaha melepas genggaman tangan pria itu. Namun, Medthanan seolah tak peduli. la tetap menarik plan menuju sebuah mobil tidak jauh dari lokasi mereka.

Plan, yang sejatinya menguasai setidaknya tiga seni bela diri, seakan tidak mampu berkutik jika sudah berhadapan dengan mantan suaminya itu. Bahkan trauma penyiksaan yang dialaminya di masa lalu masih membekas dengan kuat.

"Aku mohon lepaskan aku."

Sekali lagi, plan memohon. Namun, Medthanan rupanya tak peduli. Ia menyeret paksa plan menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka. Medthanan hendak membuka pintu mobil, saat tiba-tiba bogem mentah mendarat di wajahnya. Laki-laki bertubuh tinggi itu pun terjatuh ke jalanan.

"Berani sekali kau mencari masalah denganku!" Teriak laki-laki itu menyadari siapa yang berdiri dengan begitu sombong di hadapannya.

Mean, seorang pria berusia 30tahun yang merupakan rekan satu tim plan di sebuah perusahaan tempat mereka bekerja. Terkenal pecicilan dan suka bicara sembarangan. Selain itu, ia punya satu kebiasaan menyebalkan. Yaitu mengganggu karyawan lain yang sedang sibuk bekerja.

"Apa perlu aku panggilkan polisi untukmu, Bos? Kau kan seorang buronan."

Medthanan hendak bangkit, membuat plan mundur beberapa langkah. Sadar situasi berbahaya, ia memilih menarik pergelangan tangan plan dan membawanya pergi dari sana.

"Ayo lari, plan!"

Hidup dalam bayang-bayang ketakutan masa lalu itu memang tidak enak. Itulah yang dirasakan plan. Jika saja segalanya dapat dihapus dengan uang, ia pasti akan menghabiskan seluruh harta yang ia miliki untuk menghapus kenangan itu. Kejadian penyiksaan itu bahkan sudah beberapa tahun lalu, namun hingga kini, trauma yang dirasakan plan tak kunjung menghilang.

"Sudah plan, berhentilah menangis. Kau sudah aman di sini." Mean datang dengan membawa secangkir teh untuk rekan kerjanya itu.

"Aku takut sekali. Dia pasti akan mencariku lagi dan akan menyiksaku seperti dulu lagi."

Mendengar ucapan plan, mean pun merasa iba. la segera mendekat dan mencoba menghibur pria itu.

"Kalau di hadapan orang lain, kau bisa galak dan sangat mengerikan. Tapi kenapa saat berhadapan dengannya kau seperti anak kucing?" Ucapan mean sontak membuat plan menatapnya tajam, membuat nyali mean menciut.

Ya ampun, dasar monster. Galak sekali dia, bagaimana bisa pria mengerikan sepertinya yang ditakuti seisi kantor ternyata takut pada mantan suaminya. Batin mean.

Ada yg kangen author gk nih 🤭

Author balik loh dengan kisah mean&plan 🤭

Jangan lupa vote ya phi, nong🥰