KRIIIINGGGG !!!!!!
Bel telah berbunyi menandakan pergantian kelas telah dimulai. Saat ini bu Ajeng selaku guru BK telah memberikan tugas praktik untuk melatih kesabaran, keberanian dan juga kejelian para siswanya dengan cara memancing di waduk terbengkalai belakang sekolah.
Hanya orang orang terpilih lah yang dapat melihat keberadaan serta menangkap ikan ikan disana. Namun, banyak yang tidak tahu bahwa dibalik itu semua terdapat kutukan yang akan menghampiri siapapun yang memiliki perlakuan buruk semasa hidupnya.
Luna, salah satu murid kebanggaan sekolah saat ini sedang mengikuti kegiatan praktik tersebut. Memiliki orang tua yang selalu menuntut nilai sempurna, membuat Luna kuwalahan mengatur gaya hidupnya. Tubuh semakin kurus serta kantung mata yang terlihat menyeramkan, merupakan bukti bahwa ia benar benar berusaha keras untuk memenuhi ekspektasi sang Ibu.
Beberapa waktu berlalu, Bima si ketua kelas berhasil menangkap ikan yang beukuran cukup besar, tak lama kemudian disusul oleh Luna yang juga berhasil menangkap ikan di waduk itu. Waktu untuk kelas BK akhirnya usai, namun hanya Bima dan Luna saja yang berhasil menyelesaikan tugas dari bu Ajeng. Luna merasa lega karena ia tak perlu khawatir akan mendengar kemarahan sang ibu lagi masalah nilainya. Hari demi hari berjalan dengan semestinya, namun tidak dengan Luna. Setelah pulang dari sekolah dimana bertepatan dengan praktik kelas BK saat itu, Luna kerap kali mendapati mimpi yang serupa setiap malam hingga membuatnya ketakutan.
Luna~
Luna~
Suara itu...
"Lun.. Lunaa"
"ahh iya, kenapa Mel?"
"kamu kenapa melamun? kamu sakit?"
"ahh, engga kok gapapa"
"bener? pucet banget loh kamu.."
Luna hanya menggeleng dan tersenyum menjawab teman sebangkunya. Memikirkan mimpi yang datang disetiap malam cukup membuatnya frustasi hingga kehilangan fokus dalam kegiatan belajarnya. Hal itu menyebabkan nilai nilai mata pelajaran Luna semakin menurun, yang mana membuat Luna semakin tertekan dibuatnya. Ditengah kegiatan belajar, tiba tiba saja Luna pinsan dan membuat teman sebangkunya seketika berteriak karena kaget.
"LUNAAA!!"
Bu Ajeng mendengar teriakan itu segera menghampiri Luna, kemudian menyuruh ketua kelas untuk melanjutkan mengerjakan soal yang sudah diberikan dan segera menggendong gadis itu menuju UKS sekolah.
Didalam UKS, Luna menangis dan terisak dengan suara yang sangat menyesakkan. Tak lama kemudian ibunda Luna telah datang setelah bu Ajeng memberikan kabar tentang keadaan Luna. Sekeras kerasnya seorang ibu mendidik anak, tentu saja masih ada rasa khawatir ketika mendengar bahwa anak nya sedang tidak baik baik saja.
"Luna.. kamu kenapa nak ?"
Luna langsung menghamburkan tubuhnya kedalam dekapan sang ibu yang telah duduk di tepian ranjang.
"Maa.. tolongin Luna maa.."
"Luna takutt, suara itu masih terdengar terus maa""Semakin jelas tidak mau pergi"
"Luna takut maa"
Bu Ajeng yang menyaksikan hal itu pun tidak kuat hati rasanya, Luna masih terus terisak dalam lelapnya.
"Bu.. sepertinya saya harus memberitahu hal ini." Bu Ajeng menunjukkan satu keping kaset pita yang bertuliskan angka L305 kepada ibunda Luna.
"Apa ini bu? anak saya kenapa?"
"Ibu tenang dulu, sebaik nya kita lihat bersama agar kita dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Luna saat ini."
Kaset tersebut merupakan rekaman mimpi yang dilakukan oleh Bu Ajeng saat Luna terlelap tadi. Tanpa basa basi lagi, sebuah hutan yang gelap terpampang di layar monitor ruang UKS. Bu Ajeng dan ibu Luna pun saling bertatap tidak mengerti. Tiba tiba saja seolah dari ujung hutan itu terdengar suara sayup sayup mendekat di ikuti oleh sosok hitam yang sangat besar hampir memenuhi seluruh layar monitor tersebut.
".....sa.. ...ngan... "
"...mu .....sa.. ...ngan... "
Sosok itu semakin cepat mendekat dan menampakkan wujut seorang nenek tua yang mukanya hancur seperti telah terkena sayatan pisau. Darah segar mengalir melalui kedua matanya kemudian berteriak dengan sangat kencang.
"KAMU SADAR DENGAN APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN ??!!"
ngiiiingggggggggggggg
Layar monitor tiba tiba saja mati. Mereka berdua mendapati Luna yang kini telah duduk di ranjang sambil menatap kearah ibunya, tatapan dengan penuh rasa benci dan juga dendam, tanpa ada air mata ia tersenyum menyunggingkan ujung bibirnya kemudian berkata..
"Aku sadar dengan apa yang sudah aku lakukan"
- TAMAT -
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Lake : DREAM
HororSeorang siswi yang selalu berusaha memenuhi harapan ibunya untuk mendapatkan nilai sempurna. Namun, setelah mengikuti tugas praktik memancing di waduk terbengkalai, hidupnya berubah menjadi mimpi buruk. Dia terus dihantui oleh suara dan sosok menyer...