Tepat pukul sembilan pagi hari ini, Jennie yang tiba di toko kaset tempatnya bekerja setiap harinya membalikkan kata closed di depan pintu menjadi open, dengan harapan akan ada pelanggan yang datang hari ini membeli kaset karena sejujurnya, menjaga toko yang begitu kosong tanpa melakukan apapun sebenarnya cukup membosankan.
Jennie mengambil sebuah buku novel dari dalam tas nya yang sedang dia baca, sudah berhari-hari tapi dia belum menyelesaikan bacaannya, padahal biasanya, satu buku tebal bisa dia habiskan dalam waktu satu sampai dua hari saja.
Mungkin karena beberapa hari belakangan dia memiliki teman yang tak lain adalah Lisa sebagai temannya berbincang? Waktu luang yang dia miliki jadi dia gunakan untuk berbincang dengan Lisa daripada membaca buku yang memiliki jumlah ratusan halaman di hadapannya.
Tidak hanya sebuah buku saja yang akan menjadi temannya pagi hari ini, Jennie juga sudah membawa satu botol teh hangat berukuran lima ratus mililiter, dan karena tidak ada siapapun di toko kaset jadul ini selain dirinya, Jennie bebas memutar lagu, dia kini memutar satu album vinyl yang memang adalah sampel, musik klasik di pagi hari sangat sempurna untuk menjadi teman kerjanya kali ini.
Pekerjaannya begitu santai bukan? Bisa dikatakan Jennie bahkan lebih banyak melamun menunggu hari berlalu setiap harinya di toko kaset, bukan dia tidak memiliki skill di bidang lain, hanya saja pada dasarnya Jennie lebih menyukai pekerjaan yang santai seperti ini, uang juga bukan segalanya, bagi Jennie, yang terpenting dia menjalani pekerjaannya dengan hati yang gembira tanpa tekanan dari atasannya seperti ketika bekerja di kantor.
"Andai aku bisa seperti ini saja selamanya." Gadis yang berusia lebih dari seperempat abad itu merenggangkan otot-ototnya, dia juga terkadang bingung kenapa toko kaset jadul ini bisa bertahan dari tahun seribu sembilan ratus tujuh puluhan karena jika di hitung setiap bulannya, keuntungan dari toko kaset ini memang sangat sedikit.
"Huh.." Jennie menoleh ke arah luar karena memang ada jendela di samping meja kasir, karena lokasi toko yang juga terpencil, jarang sekali ada orang yang melintas di jalan buntu ini, sekalinya ada, dia malah bertemu dengan gadis yang dikejar-kejar oleh penagih hutang.
Sejujurnya, Jennie merasa sedikit penasaran dengan teman barunya, dia ingin tahu bagaimana latar belakang Lisa, apa gadis itu orang yang berada? Karena kemarin saat mereka makan siang bersama, Lisa memakai sebuah jam tangan mahal yang Jennie sendiri tahu berapa harganya.
Dan jika Lisa memang adalah orang berada, kenapa Lisa tidak membayarkan semua hutang orang tuanya saja? Dengan begini, meski hartanya habis sekalipun, Lisa dapat hidup dalam ketenangan, tanpa dikejar-kejar oleh pria berbadan tegap itu sampai dia sendiri takut keluar dari rumah.
Tapi Jennie juga tidak ingin bertanya terlalu jauh, dia hanya merasa prihatin dengan Lisa dan sampai disitu saja, dia akan berteman dengan Lisa seperti biasanya.
Namun jika boleh jujur, hari ini rasanya Jennie sedikit menanti kedatangan Lisa, apalagi saat dia tidak bekerja kemarin ternyata Lisa datang ke toko kaset dan mencarinya kemudian berujung bertemu dengan atasannya, entahlah kapan Lisa akan datang hari ini, mereka juga tidak bertukar pesan atau semacamnya.
Jika Jennie boleh menebak, mungkin Lisa akan datang di siang hari dan mengajaknya untuk malam siang bersama, menunggu waktu berlalu rasanya lama sekali, Jennie membutuhkan setidaknya dua jam lagi sampai dia bertemu dengan Lisa, dia harap dengan membaca buku, waktu dapat berlalu dengan cepat.
Empat puluh menit berlalu, belum ada juga pelanggan yang datang untuk membeli kaset, Jennie menatap ke sekeliling karena dia mulai bosan setelah membaca puluhan halaman, ada begitu banyak stok kaset yang ada di toko ini, bahkan di gudang, entah bagaimana jadinya jika pada akhirnya semua kaset itu tidak pernah terjual.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE CRIME - JENLISA [G×G]
FanficJennie yang salah memberikan bantuan pada orang asing, atau, Lisa yang salah mendapatkan bantuan dari orang asing. Lisa hanya membalaskan dendam karena keluarganya terjerumus pada organisasi yang salah, tapi dia melakukannya bukan tanpa alasan, dia...