FAVORITE CRIME - JENLISA [G×G]

FAVCRIME - 2

Pagi ini, setelah membersihkan tubuhnya, Lisa masuk ke dalam kamar mendiang orang tuanya untuk mencari sesuatu, Lisa menggunakan tangan panjangnya untuk mengambil sebuah kotak perhiasan dari dalam lemari yang bisa dikatakan kini semuanya sudah menjadi miliknya.

"Semakin lama semakin habis." Gumam Lisa begitu membuka kotak berwana coklat tua itu, Lisa melihat isinya, yang awalnya penuh, lama kelamaan perhiasan itu semakin habis karena Lisa menjualnya satu per satu untuk bertahan hidup.

Orang tuanya memang meninggalkan harta yang cukup banyak, di garasi rumahnya, Lisa juga masih memiliki dua mobil sedan dan satu buah sepeda motor milik mendiang ayahnya, namun Lisa belum akan menjual harta benda yang besar, dia memilih untuk menjual yang kecil seperti emas milik orang tuanya ini terlebih dahulu dan barang-barang elektronik yang tidak lagi terpakai di rumahnya, dia sudah menjual dua buah televisi sebelum menjual beberapa emas milik ibunya.

Pilihan Lisa jatuh pada sebuah gelang yang tidak terlalu berat namun memiliki beberap mata berlian disana, gadis jangkung itu setelahnya memasukkan gelang pilihannya ke dalam saku jaketnya.

"Seharusnya satu gelang ini cukup untuk satu bulan." Gumam Lisa, dia kemudian mengembalikan kotak perhiasan itu pada area bawah lemarinya dan meletakkannya pada bagian sudut, tempat dimana orang tuanya biasanya menyembunyikan harta benda mereka, letaknya juga tidak pernah berubah.

Setelah kedua orang tuanya pergi untuk selama-lamanya, Lisa juga sudah tidak memiliki banyak keinginan lagi, dia menjual perhiasan milik orang tuanya juga bukan untuk bersenang-senang, dia harus membeli kebutuhan rumah, terutama kebutuhan perutnya, makanan, itu yang terpenting.

Lisa melangkahkan kaki keluar dari kamar orang tuanya dan kembali menguncinya, rumahnya tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil, memiliki dua lantai dengan lebar enam meter dan panjang lima belas meter, cocok untuk dijadikan rumah keluarga, hanya saja karena dia tinggal sendirian, rumahnya menjadi begitu hampa dan sedikit tidak terawat.

Dulunya taman di halaman rumahnya begitu terawat karena ibunya memang hobi menanam tanaman, tapi semua tanaman itu gugur dan tidak terurus sekarang, rumput-rumput liar mulai meninggi namun Lisa juga cuek, dia sama sekali tidak memiliki niat untuk memperbaiki tampilan taman karena baginya, dia seperti mengubah apa yang sudah disusun oleh ibunya dan Lisa tidak mau hal itu terjadi.

Ayahnya juga dulu memiliki sebuah akuarium besar yang dia letakkan di ruang tamu, ada begitu banyak ikan hias koleksinya yang juga pada akhirnya mati satu per satu karena Lisa tidak pernah memberikan ikan-ikan kecil itu makanan lagi setelah ayahnya wafat, dan Lisa membuang semuanya, kemudian setelah membersihkan aquarium yang mulai berlumut, Lisa menyimpan kotak kaca yang besar itu pada gudang sekarang.

Sebenarnya Lisa takut untuk keluar rumah hari ini karena dia tidak mau bertemu dengan ketiga anak buah mafia itu lagi, namun dia harus pergi ke pasar untuk menjual emas, kemudian membeli bahan makanan untuk beberapa hari ke depan, seperti apa yang dikatakan oleh Jennie tadi, dia tidak boleh sering keluar dari rumah karena ketiga orang suruhan itu pasti masih menantikan keberadaannya di sekitar daerah tempat tinggalnya.

Lisa menggunakan pakaian yang tertutup agar tidak terlalu dikenali oleh orang lain, setelahnya gadis jangkung itu keluar dari rumahnya, mengunci pintu pagarnya terlebih dahulu, setelah memastikan jika tidak ada orang disekitar yang mengawasinya, Lisa baru berjalan menuju tujuan pertamanya, pasar.

Gadis tinggi itu menghela nafas panjang, dia tidak tahu apa yang dia pikirkan di dalam kepalanya, meski dia belum bisa menghafal wajah Jennie seratus persen, tapi potongan-potongan dari pertemuan singkat keduanya kemarin sore mulai kembali bermunculan di kepalanya.

"Kim Jennie." Lisa bergumam sambil terus melangkahkan kakinya, sepertinya dia akan mengunjungi Jennie untuk menepati janjinya terlebih dahulu sebelum pulang nanti.