Life : 12

2.8K 326 98
                                    

Hal yang tidak pernah Tristan kira adalah, mahasiswa semester lima ternyata sibuknya luar biasa. Kegiatannya banyak. Selesai satu, datang lagi kegiatan yang lain, persiapan ini, persiapan itu, kegiatan ini, kegiatan itu. Banyak.

Tepat sehabis UTS kemarin, jurusan Abian langsung pergi ke puncak selama dua hari satu malam, katanya untuk Makrab atau Malam Keakraban. Tujuannya ya untuk mengakrabkan diri pada mahasiswa baru yang masih semester satu ini. Abian bilang tahun-tahun lalu pun seperti itu, memang kegiatan dari HIMA. Jadi Tristan juga mengiyakan saja, toh memang acara tahunan.

Selesai dengan Makrab, ada lagi kegiatan lain, salah satunya acara tahunan kampus, color run. Yang itu juga sudah. Tristan ingat Abian pulang-pulang wajahnya cemong semua. Ditanya kenapa tidak sekadar cucimuka dulu atau apa, jawabnya: keren kak, kayak abis ikut colorrun. LAHKAN EMANG???! Haahh.. makin kesini makin banyak hal-hal baru yang Tristan pelajari dari Abian. Contohnya ya bercanda-bercanda begitu.

Kalau yang sekarang, Abian sedang banyak latihan pidato, untuk lomba tahunan buat seluruh mahasiswa bahasa Jepang se-Indonesia. Katanya sih ada lomba lainnya juga, seperti menulis essay, listening, kanji dan hal-hal yang tidak Tristan mengerti lainnya, cuma yang paling bergengsi ini ya yang lomba pidato.

Dari lomba perprovinsi dulu, disaring mencari yang terbaik, nanti yang juara satu berlomba lagi memperebutkan posisi tiga terbaik se-Indonesia. Nah, Abian sedang latihan untuk itu. Pidato. Sampai rasanya lama-lama Tristan bisa hapal kata-katanya karena tiap malam Abian latihan. Meski tetap tidak paham tentang apa.

Jadi ya Abian sibuk, belum lagi katanya libur semester nanti Abian akan PKL. Suaminya itu belum mengatakan apa-apa soal PKL, apa benar akan di kantor Tristan atau di tempat lain. Mungkin PKL di sekolah lebih berguna dari pada di kantor Tristan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan jejepangan. Belum sempat Tristan tanyakan juga karena ya tadi, Abiannya sibuk sendiri.

Bahkan hari Sabtu nanti ada acara semacam jobfair, dan Abian mengajukan diri sebagai volunteer. Panitia sukarela. Yang dibayar hanya dengan makan siang dan sertifikat.

Ini yang tidak Tristan pahami, untuk ikut organisasi Abian ogah-ogahan tapi kalau soal begini benar-benar laju. Malah semangat sekali. Tristan tidak bisa apa-apa selain mendukung, mau bilang tidak boleh juga yaa alasannya apa? Tristan juga tidak mau membatasi Abian, biar saja suaminya itu melakukan kegiatan yang ia suka. Lumayan, hitung-hitung menambah pengalaman.

"Tan."

Tristan melirik ke atas, ia sedang serius membaca berkas-berkas saat namanya tiba-tiba dipanggil. "Loh? Papa gak bilang mau kesini."

"Ngapain Papa bilang-bilang dulu?"

Ya benar sih, cuma kan kalau bilang dulu akan lebih enak. Ini untung Tristan juga sedang di ruangan, bukan sedang ikut meeting atau bertemu kolega di luar.

"Gimana? Aman kan semua?"

"Aman sih, gak ada yang gimana-gimana."

"Bagus deh." seringai Adhi mengembang, ia sekadar duduk di sana di sofa dekat jendela yang amat lebar. "Abi?"

"Kenapa Abian?"

"Gak ada masalah apa-apa kan?"

"Nggak ada. Abian lagi sibuk sama kegiatan kampus."

"Hmm. Dia itu masih pake motornya Tan? Musim ujan loh, gak kamu beliin mobil aja?"

"Anaknya gak mau pake mobil Pa. Males macetnya dia bilang. Tristan juga udah nawarin, dia juga udah belajar bawa mobil, cuma kalo untuk punya sendiri masih gak mau. Masih suka sama motornya."

Ayahnya ini terkekeh, membayangkan menantunya yang menolak mobil hanya karena malas terjebak macet. Benar sih, siapa juga yang suka macet-macetan. Naik motor sendiri saja masih sering terjebak macet.

Imperfection (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang