Tubuh itu melayang, cahaya emas bersinar terang mengelilingi tubuh tubuh tak bernyawa itu, menatap keenam tubuh orang yang sangat ia sayangi sebelum tersenyum.
"Aku harap setelah ini, kita bisa dipertemukan lagi di kehidupan selanjutnya." Sebuah gelang berliontin bunga crystal emas itu muncul di setiap pergelangan keenam tubuh itu. Seketika cahaya emas yang bersinar semakin terang dan membuat penglihatannya buram, lalu hanya ruang putih yang dapat ia lihat.
"WHAA!!" Gempa terbangun dari tidurnya, keringat membanjiri tubuhnya dengan nafas yang tidak beraturan. Mengusap wajah lelah itu dengan kantung mata yang sedikit menghitam diakibatkan kurang tidur.
"Mimpi itu lagi..."
"Udah setahun aku mimpi yang sama, apa ga ada mimpi yang lain biar bervariasi?"
Beranjak dari kasurnya, lalu melirik ke arah jam weker di atas nakas, jam menunjukkan pukul 4 pagi. Ia keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur, karena ia tidak bisa tertidur lagi, maka ia akan menggunakan waktunya untuk membuat sarapan.
"Masih ada waktu buat bikin sarapan, oke mau sarapan apa hari ini?" Dirinya berpikir sejenak, lalu ia memutuskan untuk membuat menu sarapan yang sederhana, yaitu ayam goreng.
Gempa mengeluarkan semua bahan-bahan yang akan digunakan dan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan juga.
Ia mengikat rambutnya yang sudah mulai memanjang itu dan menggunakan apron coklat bergambar beruang favoritnya.
"Kayaknya aku harus potong rambut deh." Gumamnya pelan saat di rasa rambut panjangnya sedikit merepotkan. Lalu ia mulai ritual memasaknya dengan sangat lihai.
Ia memotong daging ayam itu dengan mudahnya, lalu membuat bumbu untuk ayam gorengnya.
Setengah jam ia berkutat di dapur, dan ayam goreng khas Gempa pun sudah matang dan siap untuk di santap.
Ia menata semua makanan yang akan ia makan di atas meja, lalu melepas apronnya dan pergi mandi.
"Mandi dulu ah, biar seger." Setengah jam juga Gempa melakukan ritual mandinya. Kini jam sudah menunjukkan pukul 05.25 am. Yang artinya masih ada 1 setengah jam lagi untuk nya pergi ke sekolah.
Ia pun sarapan dengan khidmat, menikmati setiap suapan dari makanan yang ia buat sendiri dalam keheningan.
Dan seketika ia termenung, mereka sepi di rumah yang ia tinggali. Pasti, pasti setiap ia sedang makan sendirian seperti ini, rasa sepi muncul di hatinya. Ia merasa gelisah, ia merasa merindukan suasana ramai, padahal ia setiap hari memang sendirian.
"Ah, kepikiran lagi. Sebenernya aku kenapa sih? Semenjak mimpi aneh itu muncul, aku juga jadi ikutan aneh."
"Yaudah lah, mending sekarang siap-siap." Gempa meletakkan piring kotornya di wastafel, ia akan mencucinya nanti saat pulang. Ia kembali ke dalam kamarnya, mengambil tas ransel nya lalu berkaca sejenak.
Tangannya meraih jepit rambut dengan hiasan bunga crystal emas kecil di jepit itu, lalu memakainya. Ia memang suka menggunakan jepit rambut yang entah dari mana ia dapatnya. Seingatnya, benda itu sudah menempel cantik di rambutnya.
"Cantik." Ia memuji jepit rambut itu, melihat betapa cantiknya saat ia memakai benda yang sudah menjadi favoritnya. Pipinya sedikit merona saat melihat pantulan wajahnya di kaca, rambutnya yang mulai memanjang dengan jepit rambut yang menempel disana, lalu wajah imutnya yang semakin imut dengan pipi penuhnya.
Jangan lupakan bibir tipis merah Cherry yang menggoda, serta mata bulat emasnya yang berbinar itu.
"Gila, aku kok bisa cantik begitu?" Gempa sedikit menampar wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Element
Fantasy"Aku berharap kita akan dipertemukan lagi di kehidupan selanjutnya." .... "Mimpi itu lagi, kenapa?" .... "Aku belum pernah ketemu sama kalian, tapi kenapa rasanya aku kayak kenal banget sama kalian?" .... "Aku inget... aku inget siapa kalian semua."...