Di menara balaikota Agonchora, di ruangan yang super besar dan megah. Langit-langit yang begitu tinggi dengan berbagai ornament berwarna biru yang mewah.
Hadir seorang Raja Shura dan kedua panglima pasukan besar yang hendak melakukan pertemuan di meja panjang pertemuan balaikota, di sertai dengan keberadaan dua orang terdekat raja, Sergei Ignis juga Zeno Ignis.
Sergei Ignis selaku tangan kanan dan Zeno Ignis sebagai penasehat Raja. Duduk bersebelahan di kedua sisi Raja. Pertemuan ini juga di jaga ketat oleh para prajurit terpercaya Raja.
Seperti permintaan Raja Shura sebelumnya, pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas tentang keamanan negara baik itu masalah dari segi internal maupun sisi eksternal, jadi ini sungguh diperlukan penjagaan super ketat.
Karol Stas-pemimpin pasukan besar Rab, yang tengah berdiri di hadapan Raja Shura, menyilangkan pedangnya di depan dada dengan tegas dan menunduk penuh rendah hati dan rasa hormat, menyapa Raja. "Hormat Raja! Selaku pemimpin yang mewakili pasukan Rab, saat ini menghadiri pertemuan penting bersama Raja demi kepentingan negara!"
Disisi lain, Grigori Ignis dengan tegap ia menunduk hormat, ikut menyapa dan menunjukkan kesetiaannya pada Raja dan negara. "Hormat, Raja Shura! Sungguh mengagetkan karena pertemuan mendadak telah di kabarkan. Demi kepentingan negara, pasukan militer akan selalu siap menjadi tameng dan senjata negara."
Keduanya terlihat begitu gagah dengan peran mereka masing-masing selaku bagian penting bagi negara.
"Pimpinan Grigori Ignis dan Karol Stas, duduklah! Pertemuan ini memang cukup mendadak tapi tidak lama, sebagai Raja aku membutuhkan kerjasama kalian." Tukas Raja Shura.
"Baiklah, raja!"
"Tidak, Raja!"
Karol Stas memberi umpan balik yang berbeda dari Grigori, ia menolak duduk di meja yang sama dengan para orang-orang Klan Ignis.
"Saya berpegang teguh pada pendirian saya, saya akan hormat dan setia pada negara ini sebagai sosok yang mewakili seluruh rakyat Rab. Saya tidak berhak duduk di meja ini bersama Raja." Ujar Karol, masih dengan posisi hormatnya.
"Sudah kukatakan aku membutuhkan kerjasama keduanya, itu termasuk kau, Karol Stas! Kau menentang ku?" Tegas Raja.
Karol Stas menengadah seketika mendengar ketegasan yang beriringan dengan amarah sang Raja. Dari kedengarannya, Shura meninggikan suaranya karena tak senang perintahnya di cela dan ditentang. Karol sontak memasukkan pedangnya pada sarungnya kembali dan membungkuk menyesal, lantas dengan segera melaksanakan perintah seperti yang di katakan Raja.
Raja Shura menghela nafas kecewa. "Meski di negara ini memisahkan antara Klan Ignis dan rakyat Rab, bukan berarti kau harus bersikap penuh tekanan seperti itu. Bagaimana pun juga ini membutuhkan peran semua orang."
"Untuk itulah aku melakukan pertemuan ini. Aku ingin pasukan Rab ikut dalam menjaga perbatasan bersama pasukan militer. Kerahkan beberapa unit pasukan Rab untuk menjaga setiap perbatasan Agonchora dan negara Rab." Imbuh Raja.
"Dan juga, selaku penasehat Raja, aku ingin menambahkan bahwa kebijakan Raja ini di tujukan juga agar para prajurit dapat melihat negara kelahiran mereka juga keluarga mereka sewaktu-waktu di saat istirahat tugas di perbatasan. Jadi ini bukanlah semata-mata kebijakan yang menguntungkan dan merugikan satu pihak saja." Tutur Zeno, menambahkan.
Raja Shura membenarkan. "Karena tugas penjagaan perbatasan akan diperkuat dua pasukan, aku ingin separuh pasukan militer mundur dan mulai memperkuat wilayah barat."
"Wilayah barat, Raja?" Lirih Grigori, kebingungan.
"Benar, ada hal lain yang juga ingin aku bahas bersama departemen pertahanan dan keamanan setelah pertemuan ini. Jadi aku membutuhkan kesiapan kalian untuk segala masalah yang akan datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
EIRENE
FantasyTahun 2064 setelah perang besar dunia terjadi dan berhasil menghabisi banyak nyawa manusia. Kehidupan manusia hampir mengalami kepunahan hingga 30 tahun lamanya lalu lahir kembali dengan golongan yang berbeda. Golongan yang menyatakan bahwa manusia...