Adhan pernah bercerita kalau dia anak tunggal, kalau Wawan yang aku tau dia anak sulung yang memiliki satu adik perempuan. Sedangkan Haga, siapa sangka ternyata dia adalah adik kandung kak Arsya sahabat karib bang Jeje.
Dulu aku sempat kaget saat mengetahui kalau Haga adalah adik dari kak Arsya. Suatu kebetulan sebenarnya dan kebetulan itu membuat kami menjadi lebih akrab. Adhan, Wawan dan Haga dulu sering berkunjung ke rumahku bersama dengan kak Arsya. Karna kak Arsya dan Bang Jeje adalah sahabat karib jadi kami juga lumayan dekat.
Terkadang persahaban antar ketiganya membuatku iri, mereka lebih terlihat sebagai saudara ketimbang teman atau sahabat. Adhan anak tunggal jadi dia tidak memiliki saudara laki-laki atau perempuan, maka dari itu Haga dan Wawan sudah seperti saudaranya sendiri. Mereka juga sering menginap dirumah Adhan, bahkan orang tua Adhan sudah sangat mengenal mereka berdua. Kalau Wawan berasal dari keluarga cemara, hubungannya dengan keluarganya tampak baik-baik saja dan harmonis sama seperti keluargaku. Sedangkan Haga, dia terlahir dari keluarga broken home, ayah dan ibunya bercerai saat adik perempuannya bernama Serina meninggal saat usianya tiga tahun. Hubungan antara Haga dan orang tuanya juga kurang harmonis. Ayahnya memilih pulang ke Jepang sedangkan dia, Kak Arsya dan ibunya menetap di Bengkulu. Tapi Haga pernah bilang, tidak semua orang beruntung memiliki rumah dalam wujud keluarga, dia malah menemukan wujud rumah dalam pertemanan dan saudara. Adhan, Wawan, bang Jeje dan Kak Arsya adalah rumah bagi Haga dan Serina akan selalu menjadi tempatnya merindu.
Aku teringat saat Adhan bercerita tentang kesedihan Haga karna kepulangan adiknya dan setiap tahunnya dia akan selalu bersedih karna mengenang hal itu. Adhan selalu bilang, "nggak ada yang namanya akhir cerita bahagia, semuanya kan selalu bermuara pada kesedihan dan kehilangan." Satu kata yang menyakitkan namun nyata adanya.
Tidak ada yang bisa mencegah orang yang datang ataupun pergi. Kita cuman dituntut untuk mengikuti alur yang sudah ditentukan. Datangnya sesorang bukan hanya sekedar kebetulan, Allah tidak pernah salah mempertemukanmu dengan seseorang, hadirnya membawa sesuatu diantara dua hadiah untukmu, yaitu kebahagian atau pengalaman.
Jadi, tidak perlu ada yang disesali dari setiap pertemuan.
***
"Mau makan pop mie nya dimana?" Tanya Adhan yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya memasak dua mangkuk pop mie untuk dirinya dan Haga. Haga yang baru saja mencuci tangannya menjawab, "di teras atas aja, lagi pengen cari angin." "Ouh oke." Jawab adhan.
Kemudian mereka berdua berjalan menaiki tangga sampai akhirnya memilih duduk tanpa alas apapun diteras lantai 2 rumah Haga. Haga dan Adhan memandang lurus, menyaksikan kelap kelip lampu jalan dan lalu lalang beberapa kendaraan yang melintas disekitar rumah Haga. Keduanya terdiam sesaat, Haga lebih memilih enggan mengalihkan perhatiannya menatap gelap malam duduk sambil memeluk kedua kakinya. Sedangkan Adhan hanya diam memperhatikan Haga, memperhatikan raut wajahnya yang tampak nyata tengah membendung kepedihan mendalam. Sampai akhirnya Adhan menyodorkan pop mie buatannya itu pada Haga. Haga menoleh dan tersenyum simpul, "terimaksih," ucapnya. Adhan mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa tiba-tiba kepikiran tentang serina lagi?" Adhan mulai membuka topik.
Haga menghela nafas sebelum menjawab, "hari ini ulang tahunnya serina dhan. Dan besok adalah hari peringatan kepergian serina."
"Ulang tahun yang ke 5?" Haga mengangguk. Adhan mendekat kemudian merangkul bahu Haga, "setiap manusia bakal ngerasain yang namanya perpisahan ga. Bakal ada yang ninggalin dan bakal ada yang ditinggalin. Nggak ada yang namanya akhir cerita bahagia. Semuanya akan bermuara pada kesedihan dan kehilangan."
"Tapi dhan-" Adhan mengintrupsi Haga yang baru saja hendak membuka suara, "ikhlas ga. Merelakan adalah cara terbaik mengobati luka perpisahan."
Haga terdiam dan menunduk, "susah dhan." Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Adhan (Adhan AU)
FanfictionCerita ini sebelumnya diceritakan dalam bentuk Alternative Universe dengan judul yang sama pada akun Twitter @LeeChece