Semua Wahana dimulai dari roller coster sampai rumah hantu kita ikut sertakan. Sebenarnya bisa dibilang Kou memaksaku.
Kau tidak akan pernah tahu, bahkan akupun tidak begitu mengerti. Kenapa rasanya begitu terang. Senyuman Kou yang begitu lebar, dia benar-benar senang dan itu menular padaku.
Dimana pun, dia selalu menarik perhatian banyak orang. Dan dia tidak membiarkanku tidak terlihat begitu saja. Meskipun aku dibilang aneh, dia terus menggenggam tanganku dan tersenyum. Dari tangannya aku merasakan kehangatan. Apa dia benar-benar orang baik?
"Hei! Jangan melamun" ucap Kou membangunkanku dari lamunan. Senyumannya seperti anak kecil.
Entah kenapa aku seperti mengenal senyumannya disuatu tempat. Namun aku tak pernah ingat
"Wahana terakhir! Ferris Wheel!" Serunya bersemangat
Aku mendesah, dia tidak ada capeknya
"Kenapa? Kau capek?" Tanyanya
"Sedikit" jawabku singkat
"Kau ingin ku gendong?" Tanyanya "Gendong di belakang? Apa gendong ala putri?" Sambungnya serata memperagakan pertanyaan terakhir
"Bodoh, tak perlu. Aku masih kuat untuk berjalan" ucapku.
Dia menggenggam kembali tanganku dan mengantri. Antriannya tidak panjang. Kami di antrian ke empat lagipula.
Giliran kami menunggu gerbong yang kosong.
"Misi, dua putaran yah" ucap Kou.
"Hei, bukankah itu terlalu lama?" Tanya ku
Kou hanya tersenyum padaku. Gerbong kami datang. Kami memasuki nya. Dan duduk bersebrangan. Gerbong mulai berjalan memutar searah jarum jam.
"Kenapa kau ingin diputar dua kali?" Tanyaku
"Ada banyak hal yang ingin kusampaikan padamu. Sampai kau mengingat hal yang kau lupakan" ucap Kou menatapku lurus.
"Ba-baiklah" ucapku terbata.
"Kau tidak merasa aneh kenapa aku bisa mengetahui kau bekerja di cafe itu?" Tanya Kou
Aku menggedikkan bahu.
Dia tersenyum simpul "Kau tahu kenapa aku tidak pernah menjawab saat kau bilang kenapa aku mau dengan gadis jelek sepertimu?" Tanyanya
Aku menggeleng.
"Aku tahu, kau adalah gadis cantik yang menutup kecantikanmu" ujarnya "apa kau masih tidak ingat, laki-laki yang kau bantu saat badannya penuh luka di taman saat hujan, kira-kira hampir lima tahun yang lalu?" Tanyanya.
Aku membulatkan mataku. "Tidak mungkin" ucapku pela tidak percaya.
"Akhirnya kau mengingatnya" ucap Kou tersenyum.
[09 Maret 2008, 02:25p.m]
"Ah, dimana aku menjatuhkannya?" Ucapku seraya mencari pita pemberian ayah di taman.
Aku mengelilingi taman. Namun tak ketemu. Selagi aku mencari ada seorang anak laki-laki duduk ditaman menggunakan jaket, badannya tidak terlalu besar. Mungkin dia sepantaran denganku. Kenapa dia hujan-hujanan?
Aku mendekatinya dan menadahkan payung untuknya "Hei, kenapa kau sendirian disini?" Tanyaku
Anak laki-laki itu mendangak, wajahnya penuh luka dan memar. Dengan sigap aku mencari sesuatu di kantung bajuku. Kurasa aku memiliki plester.
Ah , ketemu! "Ini pakai" ucapku.
Plak!
Dia menepis tanganku "Kenapa? Aku hanya ingin membantumu" ucapku bingung