Makin Malam Ceritanya Makin Absurd!

17 4 3
                                    

Agaknya sudah menjadi tradisi ke keluarga syableng Four Leaf Clover bahwa di malam hari ketika member gabut akan mengajak melakukan suatu permainan yang menyenangkan. GC utama bisa dijadikan wadah bagi mem untuk bertanding dalam duel, bermain ww, bermain ousama, sambung menyambung cerita, main tebak-tebakan, kuis menebak film dari emoji, atau challenge-challenge seru lainnya yang dilakukan oleh member. Sama seperti pada 13 Januari tepat malam hari pukul 22:00 WIB lebih sedikit, 5 orang member kami sedang gabut sehingga main sambung menyambung cerita seperti yang dipublikasikan pada bab di work ini sebelumnya.

Sambung cerita kali ini memiliki aturan dalam permainannya yaitu, member diberikan kesempatan menulis antara 1-3 paragraf dan diberikan waktu maksimal 2 menit untuk menulisnya. Adapun list atau urutan member-member yang harus melanjutkan yaitu,

1. Tara
2. Aldo
3. Aqila
4. Resti
5. Karvin

Penasaran sama ceritanya? Yuk, baca cerita hasil kolaborasi lima member kami berikut ini!

🍀🍀🍀

.

Malam semakin larut. Nadira memandangi terang bulan penuh dengan antusias. Namun, keringat semakin bercucuran ketika jam terus berdetak. Dia menggigit bibirnya dengan gelisah, menunggu kabar.

Ponsel di tangannya pun berkali-kali ia lihat, memeriksa apakah ada notifikasi dari orang yang ditunggu-tunggu olehnya. Akan tetapi, hasilnya nihil. Meski sudah berjam-jam lamanya ia harus dibuat kecewa karena tak mendapat satupun kabar.

Nadira membalikkan badannya. Merasa pasrah dan menyerah akan penantiannya yang tiada hasil.

Gadis itu pun menutup jendela kamarnya. Hendak beranjak balik, menuju arah tempat tidurnya. Namun, baru ada dua langkahnya berjalan. Jendelanya diketuk dari luar.

"Paket," ucap suara seorang pria dari seberang pintu.

Nadira menghela napas. Ia keheranan mendengar ada suara pengantar paket di tengah malam hampir dini hari seperti ini. Terlebih yang diketuk adalah pintu jendela. Pikiran Nadira bertanya-tanya, siapa gerangan pengantar paket yang akan memberikan barang lewat balkon jendela kamar lantai dua?

Meski begitu, Nadira tetap menghampiri jendelanya sembari berkata, "Iya, tunggu."

Sudah sempat berpikir negatif sebab mengira itu adalah hantu atau semacamnya. Namun, pemikiran negatif itu ditepis jauh-jauh. Lagipula itu mustahil dan bisa saja benar-benar pengirim paket dan memilih jendela sebab pintu utama sudah terkunci.

"Atas nama Nadira Dodorestara Karviana?" tanya lelaki itu.

Nadira mengangguk pelan dan menerima paketnya. Lantas, ketika sang pengantar paket melompat dari balkon, ia sempat jantungan sebab khawatir akan kenapa-kenapa. Akan tetapi, ketika Nadira melihat ke bawah, pengantar paket tersebut selamat dan melenggang pergi dari rumahnya.

Kemudian ia kembali ke kamar, melihat isi paket tersebut. Betapa terkejutnya ia hingga sekotak paket berisi kepala manusia itu dilemparkan ke atas tempat tidurnya. Kepala dengan bola mata melotot itu menggelinding di atas kasur hingga jatuh ke lantai putih, darahnya masih segar dan mengotori lantai kamar Nadira.

Kaki Nadira terasa lemah sehingga ia tak mampu menopang tubuhnya. Lidahnya terlalu kelu untuk berteriak atau bahkan hanya mengatakan sepatah kata.

_'Namaku aneh. Isi paket aneh. Kenapa hidupku aneh semua?'_ batinnya.

Beralih pada si kepala tanpa tubuh. Kedua bola matanya melirik ke dua arah bergantian. Perlahan kepala itu menggelinding ke tepi kasur dan menegap. Sehingga Nadira yang mendapat kejutan aneh pun, harus kembali berdiri dengan was-was.

The Magazine of SablengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang