THREE

11 1 10
                                    

Title: The Odyssey ㅡ THREE

Word: 2.351

Character: The Boyz x OC

Trigger Warning: Violence and Mention of Death

✢✢✢

Soojin membuka kelopak matanya yang masih terlalu berat untuk menuruti kemauan, namun sinar mentari yang malu-malu menyapa di antara rapatnya pepohonan, memaksa gadis itu agar kembali menatap dunia yang penuh kejutan.

Tubuh Soojin belum sepenuhnya pulih, bahkan untuk sekadar bangkit dari dedaunan berjari lebar yang dijadikan alas pun sulit dilakukan.

“Tuan Putri?” itu Juyeon, dan sungguh, Soojin tak pernah selega ini mendengarnya.

Pria itu baru saja kembali dari mengumpulkan ranting kering yang segera ia jatuhkan begitu menyadari tuannya siuman.

Juyeon berlutut, menundukkan kepala sedalam mungkin dengan tubuh bertumpu pada kedua tangan, mengabaikan ngilu akibat perkelahian semalam. 

Melihat kondisi Tuan Putrinya yang begitu lemah dan terluka seperti ini, jauh lebih menyakitkan.

Soojin harus mengalami semua kengerian karenanyaㅡhanya dengan memikirkan itu saja sudah membuat Juyeon terjaga semalaman, dan membiarkan rasa bersalah menggerogotinya dalam-dalam.

Lebih dari siapa pun, Juyeon siap menerima hukumannya. Ia pantas dihukum untuk seluruh keributan ini, namun tahukah dia jika sedikit pun Soojin tak pernah menyalahkannya?

Juyeon adalah satu-satunya nama yang terus-menerus menyatu dalam isakannya. Lebih dari siapa pun, Soojin begitu ingin melihat pria itu di dekatnya, karena Soojin tahu, hanya Juyeon yang bisa menyelamatkannya.

".. Ju.. yeon.." suara Soojin sangat lemah. Ia berusaha bangkit dan ingin meraih wajah pengawal pribadinya itu, namun tangannya berat sekali digerakkan.

"Maafkan saya.. karena kelalaian saya.. Tuan Putri harus mengalami ini semua.."

"... b-bukan salahmu.. Juyeon.. ku-mohon angkat kepalamu.."

Tapi pria itu masih enggan bergeming.

".. Lee.. Juyeon..!!"

Benar saja, energi Soojin langsung terkuras hanya untuk sedikit melantangkan suara.

".. cu- kup.. aku tidak tahu salah.. s-siapa ini.. tapi ku-yakinㅡ" napas Soojin yang masih tersengal membuat kalimatnya tergantung.

Juyeon segera memberi sarung pedang yang sudah ia potong pendek, dan mengisinya dengan air sungai tak jauh dari lokasi mereka. Rasa tanah dan aroma kain tak lantas membuat Putri Saoirse berhenti meneguk habis. Bisa dibilang, itu adalah air pertama yang mengaliri tenggorokannya. Nikmat sekali.. bahkan lebih menyegarkan dari air perasa di jamuan kerajaan.

Namun Juyeon masih saja menghakimi dirinya sendiri, tak merasa pantas untuk bersuara tanpa perintah. Ia bahkan tidak berani menatap balik manik kecokelatan Soojin yang selalu membuatnya terlena.

Jika Juyeon bisa merasakan titik terendah dalam hidupnya, mungkin inilah momen itu.

Air sungai seakan memberi kekuatan bagi Soojin untuk duduk dan bersandar pada pohon rindang, yang selama ini menjaganya dari sinar terik matahari. Semilir angin membelai lembut wajahnya, dan baru Soojin sadari seluruh luka di lengan dan kakinya tercuci bersih. Tak perlu ditanya pun ia tahu siapa yang melakukan semua itu.

"Apa kau tidur semalam Juyeon..?"

Jika saja Juyeon tahu jika dia sama khawatirnya, apalagi ketika kejadian semalam kembali merangsang ingatan Soojin, mengingat erangan Juyeon, dan kondisi yang tak lebih baik darinya.

The OdysseyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang