Prolog

22.2K 879 166
                                    

HALLO

WAJIB FOLLOW DULU

🪐🪐🪐

Syana perlahan membuka matanya yang terasa begitu berat, Syana mengernyitkan keningnya ketika menatap sekelilingnya yang terasa begitu asing, ini bukan kamarnya.

Syana mengingat apa yang terjadi sebelumnya, Syana berdecak ketika kepalanya terasa begitu pening.

Syana ingat ketika ia datang ke sebuah club, menghampiri seorang laki-laki, meminum gelas kecil yang terasa panas di tenggorokannya, lalu ...

Syana yang tersadar langsung beranjak, menyingkapkan selimutnya, barulah ia merasa lega ketika pakaiannya masih lengkap.

Syana memejamkan matanya, sudah pasti ia berada di tempat Ziro, laki-laki yang Syana sukai dan alasan Syana datang ke club.

Syana kembali merebahkan tubuhnya ketika mendengar suara pintu, lalu langkah kaki, dan terakhir ia merasakan ada yang menyentuh pipinya, "lo udah sadar, buka mata lo," ujar Ziro duduk di tepi ranjang.

Syana langsung beranjak, menjaga jarak dengan Ziro membuat Ziro mengernyitkan keningnya, "kak Ziro?" Panggil Syana seraya menggaruk tenguknya yang tidak gatal sama sekali.

"Kita gak ngapa-ngapain kan? Lupain aja kak." Ucap Syana cepat.

"Lupain?" Tanya Ziro.

Syana menganggukan kepalanya cepat, "oke." Ucap Ziro membuat Syana bernapas lega.

Syana mengingat semua kejadian apa yang ia lakukan, bahkan Syana mengingat ia duduk di pangkuan Ziro, lalu mengikuti Ziro hingga Ziro menariknya ke dalam mobil.

Bahkan Syana ingat saat ia terus menatap bibir Ziro yang terlihat begitu menggoda, dan apa yang mereka lakukan.

Syana tiba-tiba menggelengkan kepalanya cepat, "aku pulang ya kak," ujar Syana.

Ziro menarik tangan Syana hingga Syana duduk di pangkuan laki-laki itu, "kalo lo lupa, biar gue ingetin lagi," ujar Ziro menatap Syana begitu lekat.

Ziro memainkan rambut Syana dengan terus menatap Syana yang terlihat gugup.

"Lo nyamperin gue ke club, terus lo minum alkohol, lo duduk di pangkuan gue kayak sekarang, lo ngikutin gue sampe mobil," jelas Ziro menatap Syana semakin lekat.

"Terus," Ziro menjeda kalimatnya.

Syana langsung menutup mulut Ziro menggunakan kedua tangannya, "kak Ziro stop." Ucap Syana menatap Ziro dengan wajah yang memerah.

Perlahan Ziro menurunkan tangan Syana, "katanya lo gak inget? Biar gue ingetin," ujar Ziro.

Ziro mengusap bibir Syana secara sensual, "ciuman panas kita dan lo yang mulai." Lanjut Ziro seraya berbisik tepat di samping telinga Syana.

***

LANJUT GAK?

KALO MAU LANJUT SPAM KOMEN YA🏃‍♀️

You're Losing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang