17

6.5K 383 890
                                    

Follow dulu baru bisa baca

Cerita ini buat seru-seruan aja, gak bisa petik apa-apa di sini.

Kalau mau cerita yg bisa di petik hikmahnya, cerita ini GAK cocok berarti buat kalian.

Happy reading🤸‍♀️

***

Ziro memeluk tubuh Syana yang di lumuri darah dengan tangan yang gemetar, Ziro menghubungi rumah sakit terdekat.

Ziro menepuk pelan pipi Syana, "bangun sya!" Titah Ziro.

"Lo gak bisa gini, lo gak boleh gini Syana," ujar Ziro.

Ziro terus memeluk tubuh Syana yang sudah tidak sadarkan diri, tanpa sadar Ziro menangis.

Ziro tidak bisa membawa Syana langsung ke rumah sakit karena suatu alasan. Ziro lebih memilih untuk menghubungi ambulance.

Tak lama dari itu ambulance datang, perlahan Ziro menjauh tanpa ada yang menyadari kehadiran Ziro.

Ziro mengikuti ambulance itu hingga tiba di rumah sakit, bahkan Ziro terus berada di sekitar ruangan Syana yang sedang di tangani oleh Dokter.

Ziro terus memperhatikan Syana dari kejauhan, bahkan ketika satu persatu keluarga Syana berdatangan, tapi mereka tidak menyadari kehadiran Ziro.

Ziro dibuat panik ketika melihat beberapa perawat dan Dokter yang menangani Syana terlihat panik, begitupun keluarga Syana yang sudah menangis.

Ziro terus menunggu, menunggu Syana, hingga Ziro mendengar kabar bahwa Syana kehilangan banyak darah dari salah satu perawat yang sengaja Ziro todong untuk menggali informasi tentang Syana.

Mendengar itu tentu saja Ziro segera mencari darah yang Syana butuhkan, tentunya menggunakan koneksi yang ia punya, meskipun ia hanya sendiri, tapi Ziro adalah cucu dari pengusaha kelas atas, Ziro bisa melakukan apa saja.

Hidup sendiri yang ia jalani selama ini adalah kehendaknya, Ziro selalu membenci keluarga yang tersisa di keluarga besarnya.

Ziro berhasil mendapatkan darah yang Syana butuhkan, Ziro memberi informasi itu pada salah satu perawat yang Ziro todong tadi.

Ziro menghela napas lega ketika mereka langsung bertindak.

Ziro terus berada di sekitar ruangan Syana dan belum ada yang menyadarinya sama sekali.

Ziro mengernyitkan keningnya ketika melihat salah satu orang yang cukup ia kenal tengah beradu mulut dengan orang yang ia benci, Shaka Tanuwijaya.

"Paman?!" Gumam Ziro tengah menyaksikan sebuah pertengkaran.

Melihat itu membuat banyak pertanyaan timbul di benak Ziro.

Ziro mengikuti orang yang ia sebut paman ketika orang itu pergi keluar rumah sakit.

"Paman Felix?!" Panggil Ziro.

Orang yang Ziro panggil itu berbalik arah dengan kebingungan, ketika Ziro membuka topinya, barulah orang itu tersenyum menatap Ziro.

Ziro mendekat ke arah orang itu, Felix Jourdain, orang yang sering ia temui di pertemuan keluarga dan salah satu orang yang paling Ziro hargai karena peduli tentang kematian kedua orang tuanya.

"Kenapa Paman ada di sini?" Tanya Ziro menatap Felix.

"Bertemu anak saya," balas Felix.

Ziro yang mendengar itu mengernyitkan keningnya karena Pamannya itu belum pernah menikah, "anak?" Tanya Ziro bingung.

Felix terkekeh melihat kebingungan Ziro, lalu menganggukkan kepalanya, "kamu kenapa ada di rumah sakit dengan pakaian seperti itu?" Tanya Felix meneliti penampilan Ziro, apalagi baju Ziro masih terdapat darah.

You're Losing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang