💙08🧡

662 60 24
                                    


Dari bab kemarin dan ini sampai bab setelahnya, Mimin akan bercerita tentang Flashback sebelum kehadiran Levin, typingan dengan garis miring adalah Flashback. Semoga di mengerti na, jika masih ada yang kurang faham sama alurnya, boleh bertanya dan Mimin menerima kritik juga saran dalam karya Mimin— Jangan segan na Semuanya.

Happy reading

"Apa yang kalian lakukan sebenarnya? Bagaimana bisa Nunew seperti ini?."

Rasanya sang dominan ingin melahap habis kedua bawahan yang sudah di tugaskan Ayahnya itu. Bahkan tatapan marahnya tidak terputus dia layangkan pada sang Ayah. Bagaimanapun, Ayahnya telah berjanji akan menjaga Nunewnya — Tapi apa yang terjadi ini bisakah di bilang jika mereka benar-benar menjaga Nunewnya?.

"Tenanglah Zee, jangan membuat keributan di rumah sakit." Peringatan dari sang Ayah yang sudah mulai jengah melihat anaknya mengamuk sedari awal kehadirannya disana.

"Bagaimana aku bisa tenang saat anak dan pasanganku dalam keadaan seperti ini? Dan ada apa sampai semuanya di sembunyikan ? . Jika terjadi sesuatu pada mereka berdua, apa Ayah bisa menggantikan keduanya ?."

"Zee diam, sekarang kau bisa marah pada Ayahmu?."

"Ya aku marah ! — aku marah Ayah , dan aku Kecewa. Sudah berapa hari Nunew seperti ini ?." Tanyanya mengalihkan eksistensi pada kedua bahawan Ayahnya.

"Zee pelankan suaramu ! ."

Tidak memperdulikan sang Ayah, Zee justru mengeraskan rahang menatap Mark dan Blue bergantian karena sama sekali tidak mendapatkan jawaban yang dia mau.

"Sudah berapa lama ? ." Ulangnya mencoba mengendalikan amarah

"Ma-maaf Tuan Muda. Sudah hari kesembilan." Jawab Mark hati² terus menunduk.

"APA ? ? SEMBILAN HARI DAN KALIAN BARU MEMBERITAHUKANNYA PADAKU ? APA TUGAS KALIAN HAA ? ! BUKANNYA SUDAH AKU KATAKAN UNTUK MENGA-

"ZEE ! ! ."

D E G

"Ayah bilang tenanglah. Tidak ada yang menginginkan Nunew seperti ini, Ayah harap kau tidak lupa jika Ayahlah yang mengambil keputusan memperkerjakan mereka berdua untuk menjaga Nunew dan cucu Ayah."

"Shat!!!." Umpat Zee memukul dinding di depannya kuat.

"Zee!."

"Haaaaah,..." Oke, dia tidak bisa tenang.

Dan bagaimana dia bisa tenang — sudah sembilan hari Nunewnya tidak sadarkan diri — bahkan dokter mengatakan jika lebih lama lagi, maka mereka tidak bisa menjamin keselamatan janin yang ada dalam kandungan Nunew. Bantuan O² yang si kecil gunakan saat ini sebagai bantuan pernafasan tidak bisa menjamin jika sang bayi akan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup di dalam sana.

"Ayah paham apa yang kau rasakan saat ini Zee, tapi Ayah harap kamu tenanglah. Jangan membuat masa hukumanmu semakin bertambah karena kekerasan lagi. Kendalikan amarahmu."

"High.. Hiksh.. Ayah, tapi Nunew — anakku.. Ugh,.. Shat, mereka menderita Ayah."

Akhirnya dia menunjukkan kelemahannya

Tidak lagi memerdulikan martabat dan imeg sialan yang membuatnya harus mengekang perasaan gelisah dan ketakutannya. Zee lemah, dia lemah jika harus kehilangan lagi. Cukup sekali dia kehilangan Ibu yang sangat berharga untuknya. Zee tidak ingin merasakan di tinggalkan lagi, dia takut — sungguh dia takut. Oh Tuhan Tolonglah dirinya yang rapuh dan tidak bisa berbuat apapun lagi itu.

ZeeNunew _ ORANG KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang