Lain halnya dengan basa, selain bersifat pahit basa juga bertindak sebagai penerima. Kata Kavindra, Arzhel itu ibaratnya basa lemah; sulit larut dalam perhatiannya Jihan. Buktinya sampai sekarang Arzhel tidak peka-peka.
Pagi ini, kelas 11 IPA 3 kembali disibukkan dengan praktikum. Sebelum praktikum, Pak Tono memberikan sebuah lembaran yang berisi petunjuk praktikum kepada setiap kelompok.
Kali ini mereka akan uji coba titrasi asam basa, di mana praktik ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari zat dalam larutan.
Dalam uji coba titrasi asam basa, bahan-bahan yang dibutuhkan seperti NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titran, HCl 0,1 N (asam kuat) sebagai titer, dan asam asetat (asam lemah).
Sementara alat yang digunakan yaitu, Buret (1 buah), Erlenmeyer (3 buah), Pipet Tetes (1 buah), Gelas Kimia (2 buah), Labu Takar (1 buah), Corong Gelas (1 buah), dan statif.
Untuk menentukan konsentrasi zat di dalam larutan, maka larutan-larutan yang sudah disediakan harus dicampurkan. Langkah pertama yaitu, mengambil larutan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N menggunakan buret kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, tak lupa juga menambahkan indikator pada titrat (NaOH), kemudian amati perubahan warna larutan yang sudah dicampurkan.
Saat Arzhel akan mengambil larutan NaOH 0,1 N, tak sengaja jas praktikum yang ia gunakan menyangkut di ujung meja sehingga membuat dirinya terjatuh, dan membuat semua melirik ke arahnya.
Jihan bergegas menghampiri Arzhel dan membantunya berdiri. "Arzhel, kau tidak apa-apa?" Jihan begitu khawatir melihat Arzhel yang mengusap dahinya yang memerah. Sepertinya terkena meja akibat terjatuh tadi.
"Tidak apa-apa, jangan khawatir."
Meski sudah ditawari untuk beristirahat tetapi Arzhel memilih untuk melanjutkan praktikum sampai selesai.
;
Sementara itu, Kavindra yang dijanjikan pulang bersama oleh Jihan dan Arzhel mulai bosan menunggu. Bagaimana bisa dua sejoli itu tidak menampakkan diri, jangan-jangan mereka meninggalkan dirinya, rasanya tidak mungkin.
Hampir sepuluh menit Kavindra menunggu, bisa-bisa ia berubah menjadi satpam sekolah karena sedaritadi ia duduk-berdiri terus di dekat gerbang sekolah.
Kavindra yang sudah tidak tahan menunggu pun langsung pergi ke tempat dimana Jihan dan Arzhel berada. Dugaannya benar, dua sejoli itu masih di ruang laboratorium. Yang membuat Kavindra kagum, mereka cuma berdua di ruangan ini. Catat, berdua.
"Oi, ditungguin daritadi juga malah tidak muncul-muncul. Ternyata lagi pacaran toh."
Dengan gaya sok coolnya, Kavindra bersender di depan pintu, tak lupa juga sebelah pipinya menggembung karena sedang memakan permen.
"Laporan lagi?" Tanya Kavindra sambil mendekat ke meja Jihan dan Arzhel.
"Memangnya Kavindra tidak membuat laporan?" Jihan balik bertanya yang direspon dengan gelengan.
Kemudian Kavindra menjawab dengan nada sombong, "Maaf ya, cowok ganteng gak pernah dibebani sama tugas dari guru,"
"Tidak perlu menyombongkan diri, palingan Yori yang membuat tugas kelompok kalian," Sahut Arzhel tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas laporan.
"Ih kok tahu sih bang?"
"Tahulah, kan tipe-tipe lo gak cocok jadi ketua kelompok."
Sedikit kesal tapi ada benarnya juga.
"Ngerjain laporan cuma berdua? Hati-hati aja," Ucap Kavindra sambil membuka bungkus permen kemudian memakannya.
"Kenapa gitu?" Tanya Jihan yang sebenarnya bukan sesuatu hal yang perlu ditanyakan.
"Karena kalau cuma berdua berarti yang ketiganya---"
Jihan dan Arzhel menatap Kavindra bersamaan. Sedetik kemudian Kavindra menyadari sesuatu.
"Lah iya juga ya, berarti gue dong setannya."
"Anak pintar."
Sekarang kesalnya bertambah banyak kepada dua sejoli yang terikat tanpa status ini. Awas saja jika keduanya meminta bantuan kepada dirinya untuk dicomblangin, Kavindra pasti akan menolak keduanya tanpa ampun. Awas saja.
Hari sudah mulai sore, mereka bertiga pun pulang ke rumah dan untuk laporannya, tinggal membuat kesimpulan. Beruntung sekali kelompok IV memiliki ketua kelompok seperti Rafandra Arzhel.
![ASAM DAN BASA [ RE-UPLOAD]](https://img.wattpad.com/cover/360348341-64-k119270.jpg)