Alamanda [1]

126 14 16
                                    

"Terimakasih banyak, Pangeran. Semoga, Tuhan selalu memberkati hidup Pangeran."

Sosok yang diberi ucapan penuh doa itu tersenyum, menatap figure Perempuan paruh baya sedang menggendong anaknya yang masih bayi dengan tangan kirinya menggandeng anak sulungnya, terlihat berusah payah namun ia tidak boleh berkontak fisik secara berlebihan.

"Selanjutnya!"

Kedua pengawal Kerajaan yang setia mendampingi Pangeran pun kembali bergerak, memberikan dua karung gandum dan dua karung roti untuk hadiah bagi rakyatnya disetiap bulan Desember. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun, dari Raja Abraham I sampai Raja Abraham XVI, yaitu Raja dari Zeagia Kingdom.

"Terimakasih banyak, Pangeran!"

"Terimakasih untuk Pangeran dan Raja!"

"Semoga Tuhan selalu memberkati Pangeran, Raja, dan Ratu!"

Pangeran yang mendengar pun memberikan senyuman, membalas semua ucapan serta doa-doa yang dipanjatkan oleh rakyatnya ini. Tidak lama kemudian datang satu orang utusan Kerajaan mendekati kearah barisan panjang, dan mendekati sang Pangeran.

"Ada apa?" tanya Pangeran dengan wajah bingungnya.

"Hamba mohon izin Pangeran, Pangeran diminta untuk kembali dan menghadap Raja di ruang pertemuan," jawab utusan Kerajaan dengan menundukkan kepalanya.

"Tapi ini belum selesai," ucap Pangeran dengan intonasi datar.

"Hamba mohon ampun Pangeran, tetapi Raja mengatakan hal ini adalah penting," balas utusan Kerajaan yang membuat Pangeran terdiam.

Lalu Pangeran menatap kearah rakyat yang sudah membentuk barisan dengan rapih untuk menerima hak mereka, kedua mata Pangeran menyapu semua sudut yang ada dihadapannya. Kemudian sang Pangeran menganggukkan kepalanya, kedua tungkainya ia bawa mendekati dua pengawal yang sedari tadi menemaninya.

"Tolong awasi kegiatan ini, semua harus mendapatkan haknya. Jangan sampai terjadi kekacauan, dan ingat semua harus pulang dengan selamat."

Kedua pengawal yang diutus untuk menemaninya pun memberikan gestur hormat kepada sang Pangeran, lalu Pangeran menatap rakyat-rakyatnya dan tersenyum kecil. Sungguh lahir, bertumbuh besar dan menjadi bagian dari Zeagia Kingdom adalah sebuah anugerah yang sangat berharga baginya. 

Semua yang tumbuh dan berkembang disini sangat indah, dengan terletak di daerah iklim tropis berbagai tumbuhan dan tanaman lainnya membuat Zeagia Kingdom semakin indah dan sangat makmur. Hewan ternak yang tumbuh sehat, rumput-rumput hijau bertebaran dimana-mana sehingga tidak membuat pusing para peternak atau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan seperti Kuda, Sapi, dan lainnya.

"Beri hormat! Pangeran Solomon tiba di istana!"

Ucapan dengan intonasi bulat namun tegas terdengar menggema di istana, pintu utama terbuka lalu laki-laki yang disebut Pangeran Solomon pun melangkahkan kakinya menuju hall utama, dan membelokkan diri kearah kiri untuk memasuki ruang pertemuan. Ruang yang dimana selalu digunakan untuk membahas hal yang penting dan bersifat rahasia, atau menerima kunjungan dari kerajaan tetangga untuk menjalin kerjasama atau membentuk aliansi.

Derap langkah yang menggema itu sampai pada ruang pertemuan, Pangeran Solomon menatap orang-orang yang berada di ruang pertemuan dengan sorot datar. Ia bisa lihat disana ada Raja, Ratu, Panglima Jendral perang beserta anaknya. Diatas meja sudah tersaji makanan lezat, yang ia tebak bahwa hidangan tersebut tersaji tidak lama ia datang.

"Selamat datang Pangeran," sambut Panglima Jendral dengan suka cita, sang Jendral mengulurkan tangannya kearah Pangeran yang disambut dengan baik oleh Pangeran. Lalu Pangeran melangkahkan kakinya menuju kursi yang berada disebelah kanan Raja, maka ia pun bisa melihat langsung wajah dari anak Panglima Jendral.

Adu rayu [Sungjake].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang