Alamanda (2)

93 10 9
                                    

Hi guys, long time no see!! Aku datang dan untuk chapter ini warning 18+ ya, karena ada adegan tidak senonoh dari pasangan mantan kekasih ini hohoho.

Happy reading!!

###

Setelah kejadian pada taman itu, baik David dan Pangeran Solomon menjadi jarang bertemu. Keduanya disibukkan dengan jadwal dan kegiatannya masing-masing. Terutama Pangeran Solomon yang aktif mengikuti kegiatan amal dan kunjungan pada negara tetangga bersama Raja dan Ratu. 

Tidak jarang juga banyak tawaran perjodohan yang ia terima setelah mengunjungi negara tersebut, dan tidak jarang juga ia menolak dengan halus perjodohan tersebut tanpa menyakiti perasaan calon penerus kerajaan yang menjalin kerja sama dengan Zeagia Kingdom, agar tidak merasa disepelekan.

"Setelah kunjungan selesai, aku ingin berbicara empat mata denganmu, Solomon."

Solomon yang tengah membaca buku tebal yang berisi jadwalnya itu, menatap kearah Raja yang tengah mengajaknya berbicara. Lantas lelaki yang menjadi penerus tahta itu menutup buku yang berisi jadwal kesehariannya, dan mendekati kearah Raja.

Kini ia, Raja, dan Ratu sudah berada di teras istana Zeagia Kingdom, ketiganya berjalan perlahan menuju halaman utama kerajaan dengan pengawal yang mengelilingi agar ketiganya 

"Baik, nanti akan ku sampaikan kepada kepala koki di Istana bahwa--"

"Tidak perlu, cukup kau dan aku saja, Solomon."

Pangeran Solomon mengatupkan kedua bibirnya setelah mendengar ucapan Raja yang memotong pembicaraannya yang belum selesai. Pangeran Solomon menatap wajah ayahnya dengan bingung, tidak biasanya Raja ingin berbicara empat mata dengannya.

"Untuk tempatnya, akan diberitahu oleh penasihat ku setelah kunjungan ke Negara Mesir selesai."

Ucapan Raja membuat Pangeran Solomon terdiam, ia menatap wajah ayahnya dengan perasaan curiga dan bingung. Sungguh, walaupun ia anak kandung Raja Abraham XVI tetapi ia tidak bisa menebak isi pikiran pria yang sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat Zeagia Kingdom. 

"Jangan lupa kunjungi David di Barak Militer, aku tahu kau jarang menemuinya kan? Habiskan waktu bersamanya, Solomon. Jangan kau abaikan dia," pesan Raja panjang lebar yang membuat Solomon merasa sangat aneh dan janggal.

"Mengapa harus? Ayah pun tahu bahwa aku dan David adalah mantan kekasih yang sudah lama berpisah. Mengapa tiba-tiba aku harus mendekatinya lagi?" tanya Pangeran Solomon dengan sangat bingung.

Raja pun menatap anaknya dengan datar, ia pun menepuk pundak anaknya perlahan tanpa menjawab apapun. Pangeran Solomon yang tidak puas itu pun menatap Raja dengan tajam, ingin sekali ia menyerukan sebuah protes sebelum suara Raja menginterupsinya.

"Aku tahu kau pasti membutuhkan jawabannya kan? Nanti kau akan tahu jawabanku apa."

Setelah berkata seperti itu, Raja dengan segera meninggalkan Pangeran Solomon diikuti Ratu yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi sang suami dan putra sulungnya. Ratu menepuk pundak Solomon dengan pelan, tidak lupa ia memberikan senyuman tipis kepada anak sulungnya. 

Kemudian rombongan yang mengawal Raja dan Ratu melewati Pangeran Solomon yang terdiam menatap kepergian kedua orangtuanya dengan penuh tanda tanya. Setelah ia melihat kendaraan yang membawa kedua orangtuanya beserta para pengawal menjauhi gerbang kerajaan, maka Pangeran Solomon melangkahkan kakinya meninggalkan halaman utama kerajaan.

Tanpa tahu bahwa ada seseorang yang sedari tadi menguping pembicaraannya dengan Raja. Orang tersebut dengan segera meninggalkan tempat persembunyiannya, jangan sampai ia tertangkap basah oleh prajurit yang tengah berjaga ataupun dengan Pangeran Solomon sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adu rayu [Sungjake].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang