doesn't matter

109 14 13
                                    

"Wah, ada Kak Beomgyu!"

Beomgyu tersenyum sembari melambaikan tangan kepada gadis kecil yang baru saja membukakan pintu untuknya. "Pagi, Chaemin," sapanya.

"Ayo, masuk!" Chaemin menyambutnya dengan semangat.

Beomgyu pun masuk ke dalam rumah yang lumayan besar dan mewah itu. Tak lupa untuk membuka alas kaki dan menaruhnya di rak sepatu.

Dua anjing putih langsung menghampirinya, memberikan ucapan selamat datang dengan antusias. Beomgyu meluangkan waktu sejenak untuk mengusap dagu keduanya.

"Pagi banget datengnya, kalian ada kelas pagi?" Chaeyeon datang menyapa sambil membawa mangkuk makanan anjing.

"Enggak, cuma mau ngajak Chaeryeong jalan pagi," jawab Beomgyu.

"Anaknya masih molor. Bangunin gih, bentar lagi sarapan. Lu juga ikut sarapan bareng sekalian," ajak Chaeyeon.

Beomgyu mengangguk sambil mengucapkan terima kasih.

Karena dipersilahkan, Beomgyu pun naik ke lantai dua di mana kamar Chaeryeong berada. Rumah gadis ini sudah dianggapnya rumah sendiri seperti yang diperintahkan oleh ayah dan ibu Chaeryeong sendiri.

Sudah sering ia kunjungi rumah ini sekedar berkunjung maupun menginap.

Sampai di kamar sang gadis, pintunya tidak dikunci seperti biasa. Chaeryeong takut ketika ia tidur lalu terjadi kebakaran di rumahnya dan ia tidak bisa menyelamatkan diri, maka dari itu pintu kamarnya jarang ia kunci.

Beomgyu pun langsung masuk ke dalam dan yang benar saja, pemuda itu melihat si gadis masih meringkuk di balik selimut. Bibir Beomgyu membentuk senyum tipis.

Secara perlahan ia melangkah menuju jendela untuk membuka tirai membiarkan cahaya matahari pagi masuk menerangi kamar. Lalu membaringkan tubuhnya di sebelah gadis itu.

Ia tatap wajah sang gadis. Terlihat wajah polos yang masih tertidur pulas. Namun yang menarik perhatiannya adalah mata Chaeryeong yang terlihat sembab. Beomgyu yakin gadis itu habis menangis semalaman.

Beomgyu tersenyum tipis. Sepertinya Chaeryeong memang sesedih dan serapuh itu tadi malam.

Chu~

Kecupan ringan Beomgyu berikan pada bibir kering itu. Seperti dugaannya, sang pemilik bibir langsung bergerak sambil mengerutkan keningnya merasa terganggu.

Karena menyukai reaksi itu, Beomgyu kembali mengecup bibir Chaeryeong kali ini dengan cepat. Sang empu sekarang mengerang kesal karena tidurnya diganggu.

Akhirnya gadis itu pun membuka matanya. Menatap ke arah jendela sebentar sebelum akhirnya beradu tatap dengan pelaku yang membuatnya terbangun alias Beomgyu.

"Morning," ucap Beomgyu setengah berbisik.

Chaeryeong tidak menjawab malah memalingkan wajahnya bahkan membalik tubuhnya agar tidak berhadapan dengan pemuda itu.

"Kok kamu ada di sini?" tanya Chaeryeong dengan nada yang terdengar dingin.

"Mau bangunin kamu," jawab Beomgyu santai.

"Buat apa?" tanya Chaeryeong lagi.

"Disuruh kak Chaeyeon, bentar lagi sarapan," jawab Beomgyu seadanya.

Chaeryeong yang mendengar itu pun beranjak bangkit dari tempat tidur namun ditahan oleh Beomgyu, pemuda itu langsung memeluk pinggangnya seperti tak rela membiarkannya pergi.

"Lepas..." titah Chaeryeong, tangannya berusaha melepaskan pelukan Beomgyu yang erat. Bukannya melepas, Beomgyu malah makin mengeratkan pelukannya.

"Beomgyu." Chaeryeong menghela nafas lelah, pemuda itu sangat keras kepala.

Library of ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang