Bab 3 [Kejadian Misterius]

10 2 3
                                    

Di saat mereka makan malam, tiba-tiba ada ketukan pintu. Ratih pun bergegas membuka pintunya perlahan, datanglah seorang ibu yang sedang mengandung dan ibu itu datang hanyalah seorang diri membawa 2 lonjor ubi ketela,dan tanpa ada seseorang yang mengantar.

"Iya, Bu ana seng bisa ku bantu, apa ana masalah dengan kandungan,Ibu?" tanya Ratih di depan pintu.

"Iya, ana," jawab singkat dari ibu.

Akhirnya ibu tersebut dipersilahkan masuk ke dalam ruang tamu, dan Ratih pun menutup kembali pintunya.

Sementara itu Bambang masih melanjutkan makannya dengan santai di ruang makan untuk menikmati masakan Ratih.

Sementara itu Bambang masih melanjutkan makannya dengan santai di ruang makan untuk menikmati masakan Ratih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Walah enak tenan masakan Ratih, gurih apa lagi ini ada sambalnya, byuh mantab. Lagian masakane enak kenapa gak buka warung aja ya biar aku sebagai pelangan setia bahkan kalau bisa sebagai pendamping dia dalam hidupnya. Hahaha ... bisa aja saya ini," kata Bambang sambil ketawa kecil.

***

Ratih pun memulai berbicang dengan ibu itu, mengenai kandungannya yang membesar dengan sangat cepat. Suara jangkrik yang berbunyi kesunyian malam yang hadir, semakin membuat Ratih memiliki rasa was-was kembali terulang, seperti akan terulang kembali kejadian seperti hari sebelumnya. Di saat Ratih mulai memeriksa keadaan kandunganya, Ratih menempelkan telapak tangannya.

Wushh!
Angin mengibaskan rambut Ratih, terkejutnya seraya melototkan matanya hingga tangan Ratih panas seperti terbakar.

"Ada apa, kepriye?" tanya ibu itu sambil memeperhatikan raut wajah Ratih dengan tanpak serius.

"Begini, kenapa terasa panas, ya ketika saya pegang, kalau boleh tau ... suaminya ke mana?" tanya balik Ratih.

"Oh begini, suami saya lunga, tapi saya sebelumnya ke sini iku ora oleh," keluahan ibu seraya tetesan air mata pun muncul,
"kok bisa panas ya, kena apa kira-kira?" tambahnya.

"Aku belum jelas, Bu tapi sepertinya ... ini?" Tatapan terfokus tajam mengarah pada kandungan ibu itu, hingga membuat ibu itu juga merasakan khawatir pada dirinya sendiri mengenai yang di kandungannya.

Tiba-tiba muncul bayangan seorang laki-laki dari arah tembok, bayangannya semakin jelas ketika seorang itu melangkahkan kakinya ke lantai dan mendekati ibu yang sedang bersama Ratih, mereka berdua itu pun menoleh secara bersamaan, setelah berdiam sebentar ternyata itu adalah bayangan dari seorang pria dengan rambut ikal, dia adalah Bambang yang habis selesai makan.

"Maaf mengaggu, silahkan lanjutkan kalian mengobrol, saya masuk ke dalam dulu, perut ku sakit," kata Bambang sambil tersenyum lebar.

"Itu siapa?" tanya ibu itu kepada Ratih.

"Itu, Bambang pasien yang sudah tolongin waktu aku dikejar Bapak-Bapak yang hampir saja membunuhku." Ratih menjelaskannya sambil membereskan yang ada di meja.

Kisah Negeri Manunggal Spin-Off: Dewi Ratih si Tabib dari KalisuwungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang