7. RENAY - FLASHBACK CINTA

3 1 0
                                    

"Di tepi laut yang senyap, kita belajar bahwa perpisahan bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih indah."

~Aya

***

Tepi laut yang damai menjadi saksi bisu perpisahan Naya dan Renal. Sebelum mereka benar-benar memutuskan untuk berpisah, kenangan-kenangan indah mereka pun kembali muncul melalui kilatan kilau senja yang menggantung di langit.

Flashback membawa mereka pada hari-hari ceria, saat senyum itu masih menyala di wajah mereka. Mereka teringat perjalanan pertama mereka ke tepi laut ini, ketika matahari terbenam pertama kalinya menyaksikan janji cinta yang masih penuh harapan.

Naya tersenyum melihat gelombang ombak mengingatkan padanya akan tawa mereka yang terdengar di tepi pantai. "Ren, kamu masih ingat ga saat pertama kali kita datang ke sini?"

Renal mengangguk, matanya terpancar cinta yang masih tersisa. "Tentu. Itu adalah hari yang penuh keajaiban, seperti dunia kita sendiri di tepi laut ini."

Mereka teringat bagaimana mereka berdua menorehkan nama mereka di pasir pantai, seperti janji mereka yang terpatri dalam setiap butir pasir. Hari itu, senja menyaksikan perpisahan pertama yang tidak pernah terpikirkan. Namun, saat ini, senja yang sama menyajikan cerita perpisahan yang tak terelakkan.

Flashback membawa mereka pada hari-hari di mana cinta mereka begitu kuat. Tapi seiring waktu berlalu, ombak cinta itu menjadi deras, terlalu sulit untuk dijinakkan. Mereka mencoba menyusun potongan-potongan kenangan yang hancur, namun jalinan itu semakin terkoyak.

Renal menggenggam tangan Naya dengan lembut, seakan merasakan getaran masa lalu yang hadir di antara mereka. "Ay, kita mungkin harus memahami bahwa kita telah terlalu lama terjebak dalam angan-angan masa lalu kita. Kita pernah saling mencintai begitu dalam, tapi sepertinya kita kehilangan cara untuk membuatnya tetap bersinar."

Naya mengangguk, namun air matanya tak bisa disembunyikan lagi. Flashback membawanya pada momen-momen ketidakpastian dan kesedihan. "Ren, aku tidak ingin kita kehilangan diri kita sendiri dalam proses ini. Terlalu banyak air mata yang kita curahkan, terlalu banyak pertengkaran yang melukai hati kita."

Renal menarik Naya dalam pelukannya, mencoba meredakan kepedihan yang tersemat di antara mereka. "Mungkin memang saatnya untuk melepaskan. Mungkin kita akan menemukan arti cinta yang lebih sehat di tempat lain."

Keduanya terdiam, membiarkan flashback membawa mereka pada kisah cinta yang pernah begitu mendalam. Sejenak, mereka melupakan perpisahan yang tak terelakkan, dan kembali merasakan kehangatan yang pernah mereka bagi bersama. Namun, senja yang memudar mengingatkan mereka bahwa ini adalah saat untuk mengakhiri babak itu.

"Dulu, kita pernah berjanji untuk selalu ada satu sama lain," kata Naya dengan suara lembut. "Sekarang, mungkin cara kita saling mendukung adalah dengan melepaskan, dan membiarkan waktu menyembuhkan luka-luka ini."

Flashback terakhir membawa mereka pada momen ini, tepi laut yang menyaksikan perpisahan dua hati yang pernah terikat erat. Dalam pelukan yang terakhir, Naya dan Renal melepaskan diri satu sama lain, membiarkan langit senja yang tenang menyaksikan perpisahan mereka. Mereka meninggalkan tepi laut, masing-masing dengan langkah-langkah yang berat, membawa kenangan dan pengharapan baru ke dalam perjalanan hidup mereka yang belum tergenggam sepenuhnya.

Minggu berikutnya, Naya dan Renal memutuskan untuk bertemu di tepi laut lagi. Matahari terbenam menyinari cakrawala dengan warna hangatnya, menciptakan suasana yang khas dari setiap perpisahan.

Naya tiba lebih dulu, duduk di atas batu besar yang menghadap ke laut. Ia merenung, mendengarkan suara ombak yang selalu membawanya kembali pada kenangan bersama Renal. Sejenak kemudian, langkah Renal terdengar mendekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Renay's The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang