01 ; Beauty and Deception.

6 0 0
                                    

Kesalahan fatal dapat terjadi.


Sengaja maupun tidak sengaja. Namun, kesalahan fatal, tetaplah kesalahan fatal. Akan ada harga yang wajib dibayar, jika engkau melanggar. Diasingkan dari istana, Yu Chengze di turunkan jabatan, menjadi rakyat jelata. Sosok anggun nan berbahaya-nya yang pernah dikagumi oleh orang-orang, sirna. Helir rambut hitam miliknya- yang bahkan seuntai pun disegani oleh para  pejabat, sekarang menjadi cemohan baginya.

Sosok indah-nya, Dicemari oleh tuduhan kotor. Percobaan membunuh salah satu selir terbaru Kaisar, yang berasal dari kawasan Hengnixian, utara. Sungguh, perbuatan rendah seperti itu tidak cocok, kentara dengan seorang pria berada- sang pengawal pribadi raja, yang selalu tersohor. Dulu, dan sekarang. Dengan artian yang cukup berkebalikan. 

Dahulu, ia merupakan seorang pribadi yang patut dikagumi setiap orang. Kepintaran yang hampir tak tertandingi. Fisik yang rupawan. Dan sikap yang santun, dan loyal. Dijuluki 'Anjing kekaisaran', Bukanlah suatu ejekan, baginya. Melainkan, suatu pujian. Anjing adalah binatang yang kuat, pemberani, dan pintar. Namun mereka juga merupakan salah satu spesies paling loyal. Melakukan setiap hal yang diperintahkan, Bagaikan sebuah boneka- yang dipermainkan pada sebuah opera.

Sementara, sekarang, dia hanya seorang pria malang yang mengembara. Di jalanan ibu-kota Hongzhou, yang ramai tak kepalang. Tatapan tertuju padanya. Sang pendekar yang menjadi rakyat rendahan. Tidak, Bahkan lebih rendah dari rakyat rendahan. Mata terfokus kepadanya. Sementara bisikan bagaikan angin lirih yang tiap saat di dengar-nya.

"3 Koin." Sang penjual, dengan santai berkata, sementara ia menengadahkan kepalan tangannya yang berisi roti kepada sang pria lusuh. Yang tentu, tidak lain, tidak bukan, adalah Yu chengze.  Cara sang penjual melihat Chengze- penuh dengan keprihatinan yang jarang dilihatnya.

"..Terima kasih." Chengze melihat ke tanah, sebelum mengembalikan pandangannya kepada sang penjual, dan mengambil roti tersebut dari tangannya. Hari ini- tergolong beruntung bagi Sang pria kumal tersebut. Setelah tujuh minggu diasingkan, ia mulai terbiasa dengan kerja kotor- yang dilakukan oleh para rakyat jelata.

Namun, ia tidak hanya berhasil bertahan hidup, dengan pergantian lingkungan yang dapat terhitung ekstrem. Ia juga berhasil membuat beberapa teman- yang lebih layak disebut sebagai kenalan semata.


"Kembali juga kau, Bung." Suara santai, nan serak seorang pria kurus terdengar. Tubuhnya tak terurus, serta matanya terlihat sayu. 

Khai. Seorang, dari sekelompok pencuri yang dia kenal. Sebelum diturunkan dari posisi pengawal pribadi sang kaisar, ia sesekali mengikuti patroli para prajurit awam, yang bertugas melakukan hal-hal sepele, bagaikan menangkap pencuri, mencegah perkelahian, dan sebagainya. Khai...Pernah menjadi seorang buronan yang memerlukan waktu berhari-hari untuk ditangkap. Tidak- Lebih tepatnya; Khai dan Komplotannya. 

Terdiri dari empat orang, yang sangat bersikap kebalikan. Kak Yun, Sang tertua. Mengurusi hidup mereka. Dari mulai memastikan kelangsungan makanan mereka, mengobati luka- atau goresan-goresan sekujur tubuh mereka, dan memastikan mereka tidak tertangkap. 

Kedua, kak Dau Mien. Sang pencuri ulung, yang menjadi buronan yang cukup berharga. Dia adalah tulang-punggung keluarga, yang 'mencarikan' uang bagi mereka. Maupun dengan cara terhormat maupun licik, Uang tetap uang. Jika engkau ingin bertahan di dunia bawah ini, dengan adil, bisa saja kau berjualan roti yang entah laku, sampai kau kelaparan. Keadilan sangat di-pandang, oleh para kalangan atas, Berdarah biru- para bangsawan, menteri, aristokrat, dan- para selir, tentunya. Namun, keadilan tidak berarti bagi sisi bayangan para kerajaan. Kemiskinan, Dan Kelaparan. Insting hidup mengalahkan rasa hormat mereka. Mengalahkan rasa malu yang mereka tanggung setelah mencuri.

Keempat, adalah Khai. Pencuri amatir yang bertugas sebagai orang yang menolong mereka, saat melarikan diri, setelah melakukan 'peminjaman'. Termuda diantara semua, ya. Dan seseorang yang memperkenalkan Chengze kepada kelompok mereka. Memberikan Chengze kesempatan kedua, untuk 'hidup kembali' sebagai rakyat jelata.

Mungkin, engkau penasaran tentang urutan ketiga. Ia adalah satu-satunya yang berpenghasilan tidak hanya dengan mencuri. dia-lah yang menyediakan tempat tinggal, markas, persembunyian, dan meng-idekan rencana, pencurian mereka. 

Kak Han Suye. Pemilik rumah bordil "Rasi cerenadrix", yang merupakan salah satu rumah bordil terpopuler di Hongzhou. Karena, selain sang pemilik, Han suye, Ada tiga pelacur, yang sangat tenar namanya. Bahkan, Ketenarannya sampai-sampai disebut dengan tiga bidadari Suye.

Wan mili, Sang pemain senar. Han mei, Sang penari. Ni Wa, sang penyanyi. Ketiga bidadari Suye, yang tak sembarang orang dapat panggil. Kemungkinan besar- para keluarga bangsawan, maupun orang yang berkependudukan tinggi. Penghibur yang seperti bukan penghibur. Namun, tak ada yang dapat dibandingkan dengan Han suye. 

Rambut coklat indahnya- memantulkan cahaya matahari pagi, sementara mata amber-nya, seindah senja yang menanti. Suaranya bagaikan kicauan burung, dan lekuk tubuhnya sempurna. Sungguh, ia sangat berbeda dari 'keluarga' nya yang lain.

Namun, sebagaimana-pun, Pencuri tetap pencuri. Tak peduli seberapa anggun maupun elegan, mereka, Pencuri tetap pencuri. Dan seberaba keji-nya bangsawan, Bangsawan tetap bangsawan.

"Kudengar, Kau dihajar di jalan tadi.." Khai tertawa, pada kalimah-nya sendiri. Ya, memang, chengze menjadi bahan pelampiasan amarah yang tepat bagi para rakyat. Seorang bangsawan yang turun pangkat, seberapa tepat itu? oh, sungguh.

"Ribut." Chengze bergumam, sementara helaan nafas terdengar dari dekat mereka. Dalam ruangan yang penuh dengan aksesoris beserta riasan wajah wanita, seorang perempuan bertutup kain,yang membaluti wajahnya dari telinga ke telinga, melirik ke arah mereka.

"..Kain perban ada di rak biru, sebelah sisi kiri. Obati dirimu sendiri. Dan cepat berpakaian, jika kau ingin mendapatkan uang tambahan, sebagai pelayan pembersih di pesta malam ini. Suye beserta tiga gadis 'itu', dibayar mahal untuk hadir ke acara malam ini. Bangsawan dari rumah Mihye mengundang para 'penghibur' dari rumah Rasi cerenadrix, malam ini. Ikut, dan jadilah pelayan sementara."


Celoteh berkepanjangan dilontarkan oleh Kak Yun, Sementara tangannya dengan lihai memoles wajah-nya dengan bedak. Walau Chengze seumur dengan Yun, demi menghormati kebiasaan mereka, dia tetap memanggil Yun dengan sebutan 'kakak'. Sungguh..

"Baiklah, Aku akan...Berpakaian sesaat."

Chengze, yang terlihat santai, melontarkan kata-kata setuju tanpa berpikir dua kali. Siapa yang ingin menolak uang? Dan lagian, bukankah ini kesempatan bagus, untuk menyaksikan pertunjukan tiga 'bidadari' Suye? 

Ya, se-suci seorang pribadi, ia tetaplah seorang lelaki. Walau, ia tak pernah memerdulikan wanita siapa-pun disekitarnya, bukankah hiburan itu juga diperlukan? Ditambahkan dengan uang masukan yang dapat ia peroleh hanya dengan menjadi pelayan pembersih sementara waktu, Tawaran ini sangat mengunggah, dan memiliki keuntungan yang setimpal. 

Masih memakai Baju kain katun kusuh, yang berwarna putih-kuningan karena terkena noda antah-berantah, ia mengikat rambut lusuh ber-warna hitam pekat miliknya, dengan seuntas kain berwarna hijau-kebiruan, yang menyempurnakan tampilan-nya. 

Selusuh apapun dia, ia tetap seseorang yang amat menawan. Maupun dalam pakaian ter-kotor dan kondisi terburuk, wajah rupawan tersebut tetap memesona. Ia mengetahui cara merawat diri, dan ia akan tetap melakukannnya, Jelata atau bangsawan.

"Sebentar lagi rombongan kita akan berangkat."

Kak Yun menyambung kalimatnya-

"Ku tunggu kau didepan."

The court of beauty and betrayal.Where stories live. Discover now