CHAPTER 9 ~Trip~

19 16 2
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan ataupun tanda baca, mohon diingatkan, yah! 🙃

> 2519 kata untuk chapter ini.

Happy Reading!

Matahari baru saja terbit ketika Alesha mengajak Lara pergi ke hutan untuk menghilangkan rasa bosannya. Semalam, mereka beristirahat di tempat peristirahatan prajurit yang berjaga di perbatasan. Tempat peristirahatan sederhana tersebut hanyalah sebuah gubuk yang terbuat dari kayu dengan beratapkan jerami. Ada beberapa gubuk di sana dan keseluruhan gubuk tersebut terdiri dari satu ruangan tanpa adanya penyekat. Dan Alesha menempati salah satu gubuk tersebut, bersama dengan Lara dan beberapa pelayan lain yang ikut serta dalam perjalanan kali ini.

Sebuah suara menghentikan langkah Alesha dan Lara yang baru saja hendak melangkahkan kaki menuju ke arah hutan yang akan menjadi tempat tujuannya. Lalu mereka berdua membalikkan badan dan setelahnya mendapati Panglima Adonis berlari kecil menghampiri mereka.

Panglima Adonis membungkuk hormat sesaat sebelum menyampaikan maksudnya, "Apa yang membuat langkah Anda menuju hutan, Putri? Apa ada sesuatu yang Anda butuhkan?"

Panglima Adonis sebelumnya tengah mengobrol dengan beberapa prajurit untuk memberikan tugas, namun siapa sangka netranya melihat Alesha yang hendak menuju arah hutan. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk bertanya secara langsung. Lagipula Alesha tidak meminta izin kepadanya. Ia tidak ingin menanggung resiko apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, karena sebelumnya Yang Mulia sudah memberikan kepercayaan padanya untuk memastikan bahwa Alesha selalu berada di tempat yang aman.

"Hanya merasa bosan," ringan Alesha menanggapi dengan ekspresi yang datar.

Panglima Adonis menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Baiklah, ia harus bisa lebih bersabar jika di hadapkan dengan Alesha yang terkadang bersikap di luar prediksinya.

Lantas berdeham sebelum kemudian ia bersuara, "Maaf, Putri. Bukankah tidak mungkin pergi ke hutan jika tidak memiliki tujuan tertentu?" Panglima Adonis mengira bahwa perkataannya barusan sudah tepat.

"Saat di perjalanan tadi kita sempat melewati sungai. Dan siapa tahu di sekitaran sini ada alirannya."

Panglima Adonis membalikan badan, lantas memberikan isyarat dengan cara bersiul pada prajurit yang kebetulan berjalan tak jauh dari tempatnya. Lalu melambaikan tangannya agar prajurit tersebut mendekat.

"Antar Putri Alesha pergi ke hutan. Ajak juga beberapa prajurit lainnya ikut denganmu," prajurit yang mendapatkan perintah tersebut mengangguk sebelum enyah dari hadapan Panglima Adonis untuk melaksanakan tugasnya.

Kemudian memusatkan perhatiannya kembali pada Alesha, "Saya harap apapun yang telah saya tetapkan untuk Anda sudah tepat. Permisi, Putri." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Panglima Adonis membungkuk hormat bergantian pada Alesha dan Lara sebelum melenggang dari sana. 

Sudah ia katakan, bukan? Panglima Adonis tidak ingin menanggung resiko apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, karena sebelumnya Yang Mulia sudah memberikan kepercayaan padanya untuk memastikan bahwa Alesha selalu berada di tempat yang aman. Sekalipun itu saat di pagi hari, ia harus tetap memastikannya. Dan itu sudah menjadi prioritasnya.

Sudut bibir Alesha sedikit terangkat. "Betapa sungguh beruntungnya jika ada wanita lain yang mendapatkan perhatian lebih darinya," netranya menatap punggung Panglima Adonis yang kian menjauh.

Another Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang